Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis
yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi Wikipedia, 2012.
Salmonella sp. tumbuh secara aerob dan fakultatif anaerob serta tumbuh pada hampir semua media padat pada pH 4,1 – 9,0 dengan pH optimum 6,5 – 7,5 dan suhu
antara 5 ºC – 60 ºC, dengan suhu optimum 35 ºC – 37 ºC. Salmonella sp. dapat bertahan selama berminggu-minggu di luar tubuh yang hidup. Salmonella bersifat
sensitif terhadap suhu panas dan segera dapat dimatikan oleh suhu pasteurisasi. Pada suhu ekstrim, Salmonella dapat hidup dalam waktu yang cukup lama namun tidak
dapat mentoleransi konsentrasi garam yang tinggi. Salmonella tetap dapat hidup pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup
selama berminggu-minggu dalam sampah, bahan makanan kering dan bahan tinja. Salmonella sp. mati setelah dipanaskan sampai 55 °C 131 °F selama 90 menit, atau
sampai 60 °C 140 °F selama 12 menit. Untuk melindungi terhadap infeksi Salmonella sp., dianjurkan makanan dipanaskan selama sedikitnya 10 menit pada
suhu 75 °C 167 °F sehingga pusat makanan mencapai suhu ini.
2.7.1 Klasifikasi Salmonella sp.
Salmonella sp. yang patogen terhadap manusia adalah Salmonella thypi, Salmonella parathypi A dan
Salmonella parathypi B Wikipedia, 2012.
Berikut ini merupakan taksonomi bakteri Salmonella sp. yaitu : Filum
: Bacteria Eubacteria Kelas
: Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriakceae
Spesies : Salmonella sp. terdiri dari 3 spesies utama yaitu :
1. Salmonella typhi terdiri dari 1 serotipe.
2. Salmonella cholerasuis terdiri dari 1 serotipe.
3. Salmonella enteritidis mempunyai lebih dari 2300
serotipe antara lain S. arizonae, S. belfats, S. blockey, S. dublin, S. gallinarum, S. heidelberg, S. hirschfeldil, S.
infaris, S. javiana, S. loma-linda, S. newport, S. wein dan S. weybridge, S. virchow, S. hadar. Yang paling sering
menimbulkan penyakit bersumber makananminuman dan ditemukan dalam telur adalah S. enteriditis dan S.
typhimurium Bonang, 1995.
2.7.2 Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Salmonella sp.
Bakteri Salmonella sp. ini sebenarnya selalu masuk melalui mulut, biasanya dengan makanan dan minuman yang terkontaminasi Salmonella sp., sebagian kuman
mati oleh asam lambung, tetapi yang lolos masuk ke usus halus dan berkembang biak di ileum. Di sini bakteri memerbanyak diri di kelenjar getah bening yang kemudian
menyebar ke aliran darah dan kelenjar getah bening kemudian ke usus Mudihardi 2001.
Dosis infektif bagi manusia 10
5
– 10
8
Salmonella sp. di antara faktor-faktor tubuh yang menyebabkan resisten terhadap infeksi Salmonella sp. adalah keasaman
lambung, jasad renik flora usus normal dan daya tahan usus setempat.
Dua tipe S. enteriditis dan S. typhimurium merupakan penyebab kira-kira setengah dari seluruh infeksi pada manusia. Semua Salmonella sp. menimbulkan
penyakit yang pada umumnya disebut Salmonellosis dibagi 4 golongan, yaitu Mudihardi, 2001:
1. Golongan Bakteremia
Biasanya ini dihubungkan dengan S. cholerasuis, tetapi dapat disebabkan oleh serotip Salmonella. Invasi dini dalam darah setelah infeksi melalui mulut
dengan kemungkinan lesi fokal di paru-paru, tulang, selaput otak dan sebagainya. 2.
Golongan gastroenteritis food poisoning Misalnya oleh S. enteritidis dan S. typhimurium, S. newport, S. dublin,
merupakan gejala yang paling sering dari infeksi Salmonella sp., gejala ini terutama ditimbulkan oleh S. enteritidis dan S. typhimurium. Biasanya terjadi demam, kejang
perut dan diare yang terjadi antara 12-72 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Penyakit tersebut dapat berlangsung selama 4-7 hari, dan kebanyakan sembuh tanpa pengobatanpemberian antibiotik. Akan tetapi, diare mungkin bertambah parah
dan mengharuskan penderita berobat ke rumah sakit terutama untuk penggantian cairan elektrolit.
Penyakit ini berakibat fatal jika orang tua dan bayi yang kekebalannya rendah mengonsumsi kuman tersebut. Pada penderita ini, infeksi bisa menyebar dari usus ke
pembuluh darah dan kemudian ke seluruh jaringan tubuh dan dapat menyebabkan kematian, kecuali jika penderita cepat memeroleh pengobatan antibiotik.
3. Golongan Enteric Fever Typhoid feverTyphus Abdominalis
Gejala ini terutama ditimbulkan oleh S. typhi, S. paratyphi A dan S. schottmulleri. Salmonella sp. yang termakan mencapai usus dan masuk ke kelenjar
getah bening lalu dibawa ke aliran darah. Kemudian kuman dibawa oleh darah menuju organ, termasuk usus dimana organisme ini berkembang biak dalam jaringan
limfoid dan dieksresikan dalam tinja,. Setelah masa inkubasi 10-14 hari, timbul demam, lemah, sakit kepala,
konstipasi, bradikardia dan mialgia. Demam sangat tinggi dan limfa serta hati menjadi besar. Pada beberapa kasus terlihat bintik-bintik merah rose spots yang
berlangsung sebentar. Jumlah sel darah putih normal atau rendah. Pada masa sebelum adanya antibiotika, komplikasi utama adalah enteric fever adalah
perdarahan usus. Angka kematian adalah 10-15. 4.
Golongan Carriertat Merupakan golongan yang menyebabkan manusianya menjadi carrier,
setelah terinfeksi nyata atau sub klinik, beberapa orang dalam jaringannya terus terdapat organisme ini selama waktu yang tidak terbatas.
2.7.3 Cara Kontaminasi Bakteri Salmonella sp. ke dalam Telur