55
Gambar 18 Kupu-kupu di Hutan Lindung Gunung Lumut: a C. hypsea munjava, b G. doson evemonides, c Y. sabina javanica, d C. amelea
bajadeta, e G. delesserti-delesserti f C. Elna. Sumber foto: Nurbandiah.
5.1.3 Wisata Sosial-Budaya
Selain potensi alam kawasan HLGL juga kaya akan wisata budaya dengan tetap menjaga pelestarian hutannya. Untuk menuju ke arah wisata, sangat
dibutuhkan daya dukung komponen-komponen dan kondisi lingkungan di luar kawasan HLGL. Beberapa aspek daya dukung lokal di antaranya yang diyakini
masyarakat lokal mempunyai nilai spiritual. Objek-objek yang dapat dijadikan wisata budaya adalah sebagai berikut:
5.1.3.1 Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat antara lain tidak menebang pohon, tidak mengambil sarang lebah. Kearifan lokal yang dimiliki
masyarakat ini merupakan hal yang penting untuk pengembangan ekowisata dan kearifan lokal ini juga diwariskan secara turun termurun antara lain:
A B
C
D E
F
56
a. Masyarakat Adat Dusun Muluy
Masyarakat yang berada disekitar kawasan HLGL memiliki kelompok kebudayaan yang khas dan menarik. Keunikan yang menjadi daya tarik wisata
Dusun Muluy, masyarakat adat, diantaranya: 1.
Dusun Muluy memiliki daerah adat bagi pengunjung yang tertarik untuk mengenal tentang wisata budaya.
2. Dusun Muluy memegang teguh adat istiadat peninggalan leluhur dan
komitmen kuat terhadap falsafah hidup yang diwariskan oleh leluhur mereka. 3.
Budaya dan Adat yang ada masih bersifat murni dan belum terkontaminasi oleh pengaruh dari luar.
b. Kebudayaan Suku Dayak Paser
Masyarakat Suku Dayak Paser tidak ingin disebut sebagai Suku Dayak, mereka menyebut dirinya sebagai Suku Paser. Dikarenakan masyarakat Paser
telah dipengaruhi budaya Islam dan mayoritas beragama Islam. Selain itu, budaya ladang berpindah telah melekat sejak jaman nenek moyang. Urutan pengolahan
lahan pertama kali degan membuka ladang, penebangan pohon-pohon penggangu dengan nebas, pembakaran lahan, pembersihan lahan manduk, dan penanaman
padi menugal, Masyarakat yakin, bahwa setelah 2-3 kali masa panen, tanah akan mengalami penurunan kualitas kesuburan dan membutuhkan waktu untuk
memulihkannya. Kearifan tradisional yang dimiliki Suku Paser adalah memanfaatkan lahan pertanian sesuai kemampuan lahan yaitu lama masa pakai
dan rotasi ladang selama ± 2-3 tahun. Maka selanjutnya akan dilakukan pembukaan ladang yang baru. Kegiatan pembukaan ladang dilakukan secara
bergotong-royong dan membutuhkan waktu antara ± 8-10 bulan. Kearifan tradisional ini telah diwariskan secara turun-temurun.
5.1.3.2 Musik dan Tarian
Suku Paser dan Dayak Paser memiliki keanekaragaman musik dan tari- tarian tradisional. Musik dan tarian ini sering dibawahkan pada upacara-upacara
adat seperti, perkawinan, kematian, penanaman padi menyambut tamu yang diiringi alat musik tradisional seperti gong, dan gitar dengan empat buah senar
yang sering disebut sape.