Sejarah Hutan Lindung Gunung Lumut

27 Gambar 8 Papan Pintu Masuk Kawasan HLGL.

4.2 Sejarah Hutan Lindung Gunung Lumut

Hutan Lindung Gunung Lumut HLGL merupakan satu dari empat hutan lindung yang berada di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan ini terletak diarah timur laut Tanah Grogot ibukota Kabupaten Paser yang berjarak kurang lebih ± 84 km dari Penajam Paser Utara. Suatu kawasan hutan yang telah didiami oleh masyarakat Paser dan masyarakat Dayak Paser secara turun temurun dan mencapai 13 generasi. Dinamakan Gunung Lumut karena tumbuhan lumut tersebar secara melimpah pada batang pepohonan maupun permukaan batu-batuan yang ada di kawasan gunung tersebut. Secara tradisional wilayah Hutan Lindung Gunung Lumut dan sekitarnya telah terbagi kedalam hak kelola tradisional hak ulayat oleh 13 wilayah adat desa-desa disekitarnya dengan 1 dusun berada dalam kawasan di tiga kecamatan. Batas antar hak ulayat di kawasan tersebut menggunakan sarana-sarana alam yakni daerah aliran sungai atau perbukitan, seperti sungai pias, sungai tiwei, sungai Muluy, dan kasunge Saragih 2004, diacu dalam Irma Nur Hayati 2006. Dalam tahun 1970 hutan gunung lumut merupakan suatu areal konsesi HPH oleh PT Telaga Mas. Pada tanggal 15 Januari 1983 kawasan Hutan ini ditetapkan sebagai hutan lindung, berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 24KptsUm1983. Tiga tahun setelah dikeluarkannya SK Menteri tersebut 28 26 Januari-16 Maret 1986 dilakukannya penataan batas-batas wilayah kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut, dan dikukuhkan oleh menteri Kehutanan RI tanggal 5 Januari 1987 dengan luas kawasan 35.350 Ha, berdasarkan UPTD Planologi Kehutanan Balikpapan Departemen Kehutanan Kalimantan Timur 1986 dan 2002. Hingga saat ini kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut berada dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Surbakti 2006. Penataan batas pada kawasan HLGL telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh tim orientasi tata batas dari Baplan Balikpapan dan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser yaitu pada tahun 1986, 1990 dan 2003, dengan panjang batas yang ditata batas berturut-turut adalah 100.975 meter, 20.600 meter dan 121.575 meter. Kawasan HLGL dewasa ini dipandang sebagai salah satu kawasan yang mempunyai potensi wisata. Kondisi hutannya dipandang masih asli, dengan ditemukannya pula berbagai macam flora dan fauna serta berbagai obyek wisata lainnya seperti air terjun, sungai, dan pemandangan alam puncak Gunung Lumut di kawasan ini ditemukan pula pemukiman tradisional suku muluy. Dengan potensi wisata ini maka pihak dinas pariwisata Kabupaten Paser merencanakan untuk mengelolahnya sebagai daerah tujuan wisata minat khusus ekowisata, terutama untuk wisata penelitian Dinas Pariwisata Kabupaten Paser 2008.

4.3 Bentuk Lahan dan Topografi