Matriks Internal-Eksternal Ancaman Threats

77 2. Krisis ekonomi yang mempengaruhi pendapatan masyarakat, sehingga sumberdaya hutan menjadi tempat eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 3. Pemahaman masyarakat terhadap ekowisata masih sangat rendah tetapi dengan tidak mengurangi dukungan mereka terhadap pengembangan ekowisata tersebut. 4. Aksesibilitas jalan menuju ke dalam lokasi kawasan HLGL masih sulit, karena ketersediaan sarana transportasi kurang serta kondisi jalan yang sebagian kurang baik.

5.3.2 Matriks Internal-Eksternal

Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi pengembangan ekowisata dengan melihat kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut memberikan dampak positif yang berasal dari kekuatan dan peluang, sedangkan dampak negatif berasal dari ancaman dan kelemahan. Masing-masing faktor dinilai berdasarkan tingkat kepentingan bobot dan nilainya seperti dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Faktor Internal Faktor Internal Bobot Rating Skor

1. Kekuatan

ƒ Tingginya nilai potensi ekologis dan estetika 0.20 4 0.80 ƒ Terjalinnya kerjasama yang intensif dengan mitra 0.15 3 0.45 ƒ Kebijakan Pemda terhadap Konservasi 0.12 3 0.36 Jumlah 0.47 1.61

2. Kelemahan

ƒ Jumlah dan Kualitas SDM belum memadai 0.15 -4 -0.60 ƒ Terbatasnya sumber dana 0.12 -4 -0.48 ƒ Sarana dan prasarana kurang memadai 0.12 -3 -0.36 ƒ Data dan informasi potensi belum bisa di akses 0.14 -4 -0.56 Jumlah 0.53 -2.00 Total Rata-rata 1.00 -0.39 Pada Tabel 13, terlihat bahwa faktor startegis internal yang merupakan kekuatan memiliki skor 1,61. Jika diamati dari berbagai faktor yang terdapat di dalamnya berupa tingginya nilai potensi ekologis dan estetika berupa lumut yang khas dan unik yang dimiliki oleh Hutan Lindung Gunung Lumut dengan memiliki skor tertinggi 0,80; terjalinnya kerjasama dengan mitra yaitu Litbang dalam 78 bentuk pengembangan gaharu dan ulin, Cifor dalam bentuk penelitian tentang pengayaan jenis rotan metodenya dengan menggunakan manajemen kolaboratif, Unmul dalam bentuk penelitian dan TBI dalam bentuk penelitian biodiversity Assesment memiliki skor 0,45; Kebijakan Pemda terhadap konservasi didukung oleh peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah Kabupaten Paser memiliki skor 0,36. Tingginya nilai potensi ekologis dan estetika akan dapat mengembangan ekowisata pada kawasan HLGL saat ini dan dimasa mendatang, maka wisata yang dijadikan modal untuk dapat dikembangkan di kawasan tersebut adalah minat khusus ekowisata. Sedangkan faktor strategi internal yang merupakan kelemahan memiliki skor -2,00 yang di dalamnya berupa Jumlah dan kualitas SDM belum memadai karena kurangnya ketrampilan masyarakat setempat dengan memiliki skor -0,60; terbatasnya sumber dana dari daerah untuk pengembangan ekowisata untuk Gunung Lumut belum ada memiliki skor -0,48 sarana dan prasarana kurang memadai karena kurangnya ketersediaan fasilitas dan pelayanan di kawasan HLGL tersebut memiliki skor -0,36, dengan nilai tertinggi yaitu data dan informasi potensi belum bisa di akses dikarenakan sulit untuk memperoleh hasil yang telah ditemukan di dalam kawasan HLGL memiliki skor -0,56. Tabel 14 Faktor Eksternal Faktor Eksternal Bobot Rating Skor

1. Peluang

ƒ Dukungan stakeholder 0.20 4 0.80 ƒ Peluang peningkatan PAD 0.15 4 0.60 ƒ Minat masyarakat sudah mulai ada 0.10 3 0.30 ƒ Program Disbudpar Kabupaten Paser memperkenalkan budaya masyarakat lokal 2009 0.08 3 0.24 ƒ Kesediaan mitra untuk membantu pemasaran ekowisata HLGL dalam forum seminar baik tingkat lokal, nasional, internasional 0.07 3 0.21 Jumlah 0.60

2.15 2. Ancaman