21
1.4.1 Studi Pustaka atau Literatur
Studi pustaka adalah kegiatan mengumpulkan berbagai data penunjang meliputi laporan studi dan penelitian, publikasi ilmiah, peraturan perundangan,
peta dan bentuk publikasi lainnya yang terkait dengan penelitian. Data yang dikumpulkan terutama mengenai kondisi umum kawasan HLGL saat ini.
3.4.2 Pengamatan Lapangan
Pengamatan langsung di lapangan atau observasi merupakan metode pengumpulan data pokok yang sangat mendasar dalam melakukan inventarisasi
potensi wisata dilokasi penelitian. Unsur-unsur yang diamati antara lain pengamatan terhadap flora dan fauna, gejala alam serta keunikannya dan
akomodasi, aksesibilitas, infrastruktur serta fasilitas, kearifan lokal, kegiatan spiritual dan budaya serta adat istiadat dari masyarakat sekitar.
3.4.3 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan kuesioner, dengan sasaran masyarakat yang terdapat di kawasan HLGL. Wawancara merupakan
salah satu cara untuk mengumpulkan data pokok di lapangan, yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut mengenai kawasan penelitian dan
kesiapan pengelola dan berbagai pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan ekowisata di kawasan HLGL. Data sosial-ekonomi dan budaya masyarakat
setempat dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, asal
desa, karateristik, persepsi dan partisipasi. Selain itu, wawancara dan penyebaran kuesioner juga diberikan kepada stakeholders yang terkait dengan kegiatan
penelitian ini.
1.5 Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan cara menganalisis faktor internal kekuatan, kelemahan, dan faktor eksternal peluang,
ancaman yang ada dengan menggunakan analisis SWOT. Selain itu analisis tersebut juga digunakan untuk mengetahui peluang pengembangan ekowisata
22 yang dapat digali di Hutan Lindung Gunung Lumut HLGL Kabupaten Paser
Propinsi Kalimantan Timur.
3.6 Analisis Data
Metode analisis data adalah metode analisis deskriptif. Data yang diperoleh dikumpulkan, diolah dengan cara tabulasi data dan kemudian dianalisis
sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitian. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.6.1 Analisis potensi ODTWA sebagai pengembangan ekowisata
Analisis potensi pada kawasan HLGL Kabupaten Paser yang berhubungan dengan sumberdaya alam hayati flora dan fauna, keindahan alam, adat istiadat,
budaya, sarana dan prasarana penunjang. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui potensi sumberdaya di HLGL Kabupaten Paser.
3.6.2 Analisis terhadap masyarakat dan permintaan wisata di kawasan HLGL
Analisis terhadap masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat atas rencana pengelolaan dan permintaan wisata di kawasan HLGL
terhadap kegiatan pengembangan ekowisata dengan keadaan umum HLGL Kabupaten Paser. Analisis ini meliputi: karakteristik persepsi, partisipasi,
motivasi dan saran serta harapan masyarakat setempat.
1.6.3 Analisis Strategi Pengembangan
Untuk merumuskan arahan strategi pengembangan ekowisata digunakan pendekatan analisis SWOT. Menurut Rangkuti 2000, analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan strenghts dan peluang opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats.
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan sehingga dari analisis tersebut
dapat diambil suatu keputusan strategi.
23 Matriks SWOT yang akan digunakan untuk analisis ini, disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Strengths Kelemahan Weaknesses
Peluang Opportunities SO WO
Ancaman Threats ST WT
Dalam matriks analisis SWOT pada Tabel 2, akan dihasilkan 4 empat set kemungkinan alternatif strategi untuk membuat rencana pengembangan ekowisata
kawasan HLGL. Keempat set kemungkinan alternatif dari suatu strategi, adalah: 1. Strategi SO : strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran untuk
memanfaatkan seluruh kekuatan guna merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST : strategi di dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman yang mungkin timbul.
3. Strategi WO : strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT : strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman. Analisis ini merupakan suatu strategi pengembangan ekowisata yang
sesuai dengan harapan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat lokal secara berkelanjutan.
Formulasi strategi ini disusun berdasarkan analisis yang diperoleh dari penerapan model SWOT dengan tahap-tahap yang dilakukan untuk menyusun
strategi sebagai berikut: a.
Penentuan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan di dalam menyusun strategi pengembangan ekowisata
b. Penentuan faktor-faktor eksternal peluang dan ancaman di dalam menyusun
strategi pengembangan ekowisata c.
Perumusan alternatif strategi pengembangan ekowisata
24 Tabel 3 Rangkuman Matriks Internal Kekuatan dan Kelemahan Pengembangan
Ekowisata
Faktor Internal Bobot
Rating Skor
Keterangan 1 2
3 4
5 1.
Kekuatan 2. Kelemahan
Jumlah
Tabel 4 Rangkuman Matriks Eksternal Peluang dan Ancaman Pengembangan Ekowisata
Faktor Eksternal Bobot
Rating Skor
Keterangan 1 2
3 4
5 1.
Peluang 2. Ancaman
Jumlah
Untuk pengisian Tabel, baik tabel internal maupun tabel eksternal Tabel 3 dan Tabel 4 dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Melakukan pengisian di dalam kolom 1 berbagai peluang dan ancaman dan
kekuatan dan kelemahan. 2.
Melakukan pembobotan pada kolom 2, dengan skala mulai dari angka 1,0 paling penting sampai 0,0 tidak penting. Semua bobot jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00. 3.
Melakukan rating pada kolom 3, dengan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor.
4. Pada kolom 4 akan diperoleh nilai tertimbang yang merupakan hasil perkalian
bobot dengan rating. Faktor tersebut merupakan penetapan skor scooring untuk menjawab hasil bobot dikalikan dengan rating.
5. Memberikan komentar atau catatan pada kolom 5 mengenai alasan dipilihnya
faktor tersebut. 6.
Melakukan penjumlahan nilai tertimbang yang ada di kolom 4, sehingga akan diperoleh total nilai tertimbang. Nilai tertimbang ini akan menunjukkan
seberapa besarnya nilai eksternal dan internal dan nantinya nilai tersebut akan digunakan dalam Matriks Grand Strategi gambar 7. Matriks Grand
25 Strategi di gunakan untuk menentukan apakah pihak yang berkepentingan
pengelola akan memanfaatkan posisi yang kuat atau mengatasi kendala yang ada.
Sel 3 Sel 1
Sel 4 Sel 2
Gambar 7 Model Matriks Grand Strategi. Keterangan :
Sel 1 = Mendukung strategi yang agresif, konsep strategi pada sel ini adalah pengembangan ekowisata pada segmen tertentu secara intensif dan lebih
luas. Sel 2 = Mendukung strategi diversifikasi seperti pengembangan berbagai paket
wisata dengan pola partisipasi. Sel 3 = Mendukung strategi turn around dengan orientasi putar haluan. Salah
satu strategi yang diajukan adalah dengan membuka kerjasama dengan seluruh stakeholder dan memberikan berbagai intensif.
Sel 4 = Mendukung strategi defensif, dengan meningkatkan pelayanan pengunjung.
Berbagai Peluang
Kelemahan Internal
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman
IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak dan Luas
Kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut HLGL berada dalam Wilayah Kabupaten Paser Propinsi Kalimantan Timur. Seacara geografis, kawasan ini
terletak diantara 116 02’ 57’’-116
50’ 41’’ Bujur Timur dan 01 13’ 08’’ dan 01
45’ 33’’ Lintang Selatan, dengan memiliki luas kawasan sebesar 35.350 ha. Secara administratif pemerintahan, kawasan ini berada di Wilayah HLGL
mencakup kedalam empat Kecamatan, yaitu: Kecamatan Muara Komam, Kecamatan Long Ikis, Kecamatan Batu Sopang, dan Kecamatan Long Kali,
dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Simorangkir 2006.
Batas-batas wilayah kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut HLGL menurut BPPS Kabupaten Paser 2007; Dinas Kehutanan Kalimantan Timur 2002.
Sebelah Utara : Desa Kepala Telake Kecamatan Long Kali
Sebelah Timur : Desa Muara Lambakan Kecamatan Long Kali, Desa
Belimbing dan Desa Tiwei, masuk Kecamatan Long Ikis, Desa Rantau Layung, Desa Rantau Buta, dan Desa
Pinang Jatus, masuk Kecamatan Batu Sopang Sebelah Selatan
: Desa Kasungai, Desa Busui, Desa Rantau Layung yang mencakup masuk pada Kecamatan Batu Sapong
Sebelah Barat : Desa Batu Butok, Desa Uko, Desa Muara Kuaro, Desa
Prayon, Desa Longsayo, dan Desa Swanslutung yang meliputi wilayah Kecamatan Muara Komam.
Terdapat beberapa desa yang berbatasan langsung dengan kawasan HLGL, seperti Desa Swanslutung, Desa Tiwei, Desa Rantau Layung, dan Desa Kasungai.
Desa Swanslutung terdapat satu dusun pemukiman penduduk di dalamnya, yaitu Dusun Muluy memiliki wilayah yang berada di dalam kawasan HLGL.
27
Gambar 8 Papan Pintu Masuk Kawasan HLGL.
4.2 Sejarah Hutan Lindung Gunung Lumut