Ekowisata Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Lindung Gunung Lumut Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur

8 penyelamatan hutan dan lingkungan. Untuk pengelolaan hutan lindung dapat dibangun sarana-prasarana yang meliputi sarana pokok dan sarana pengembangan pariwisata terbatas. Sarana prasarana pokok pengelolaan hutan lindung meliputi kantor pengelola, pusat informasi, pondok kerjajagapenelitian, jalan patroli, menara pengawas kebakaran, plot-plot pengamat erosi, peralatan klimatologi, peralatan pengukur erosiabrasi dan pengamat air, kandang satwa, peralatan navigasi, peralatan komunikasi, peralatan transportasi, serta peta dasar dan peta kerja. Sarana prasarana untuk pengembangan wisata meliputi pembangunan jalan setapak dan perlengkapan wisata terbatas. Untuk kegiatan pengembangan ekowisata di hutan lindung terdiri dari pelayanan pengunjung, pemanduan dan interpretasi, pusat informasi, toko souvenir souvenir shop, toilet dan MCK mandi cuci kakus, pemeliharaan sarana, pemeliharaan kebersihan, hubungan dengan instansi lain dan masyarakat, promosi dan informasi, pengembangan ekowisata, keamanan pengunjung, parkir kendaraan, pelayanan penelitian, operasi radio dan pendidikan staf pengelola Ngadiono 2004.

2.2 Ekowisata

Ekowisata diperkenalkan pertama kali oleh Ceballos-Lascurain 1983 yang mendefinisikan bahwa ekowisata sebagai kunjungan ke daerah-daerah yang masih bersifat alami yang relatif masih belum terganggu dan terpolusi dengan tujuan spesifik untuk belajar, mengagumi dan menikmati pemandangan alam dengan tumbuhan satwa liar serta budaya baik masa lalu maupun sekarang yang ada di tempat tersebut. Istilah ekowisata mulai diperkenalkan pada tahun 1987 oleh Ceballos- Lascurain setelah itu beberapa pakar mendefinisikan ekowisata yang masing- masing meninjau dari sudut pandang berbeda Fennell 1999. Hafild 1995 dalam Kesuma 2000, menyatakan bahwa ekowisata mempunyai 3 dimensi, yaitu: 1. Konservasi: kegiatan wisata tersebut membantu usaha pelestarian alam setempat dengan dampak negatif seminimal mungkin. 9 2. Pendidikan: wisatawan yang mengikuti wisata tersebut akan mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai keunikan biologis, ekosistem dan kehidupan sosial di kawasan yang dikunjungi. 3. Sosial: masyarakat mendapat kesempatan untuk menjalankan kegiatan tersebut. Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal TIES 2000 dalam Weber dan Damanik 2006. Berdasarkan definisi tersebut, ekowisata dapat dilihat dari tiga perspektif, yakni ekowisata sebagai produk, sebagai pasar dan sebagai pendekatan pengembangan. Sebagai produk, ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. Sebagai pasar, ekowisata merupakan perjalanan yang diarahkan pada upaya-upaya pelestarian lingkungan. Sebagai pendekatan pengembangan, ekowisata merupakan metode pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya pariwisata secara ramah lingkungan. Menurut The Ecotourism Society Eplerwood, 1999 dalam Fandelli 2000, menyebutkan ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu: 1 Mencegah dan menanggulangi dari aktivitas wisatawan yang mengganggu terhadap alam dan budaya, 2 Pendidikan konservasi lingkungan, 3 Pendapatan langsung untuk kawasan, 4 Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, 5 Meningkatkan penghasilan masyarakat, 6 Menjaga keharmonisan dengan alam, 7 Menjaga daya dukung lingkungan dan 8 Meningkatkan devisa buat pemerintah. Kusler 1991 menyatakan bahwa untuk pengembangan ekowisata perlu didukung oleh peningkatan sarana dan prasarana seperti jalan, penginapan, transportasi kerjasama pemerintah dengan pihak swasta serta promosi dan publikasi oleh berbagai instansi terkait. Dalam konteks perumusan rencana strategis pengembangan ekowisata nasional dengan merujuk pada prinsip-prinsip yang berlaku universal, rekomendasi-rekomendasi yang terangkat dalam berbagai forum diskusi dan hasil- 10 hasil kajian dan tuntutan obyektif di lapangan, batasan ekowisata nasional dirumuskan sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu konsep pengembangan dan penyelenggaraan kegiatan pariwisata berbasis pemanfaatan lingkungan untuk perlindungan, serta berintikan partisipasi aktif masyarakat, dan dengan penyajian produk bermuatan pendidikan dan pembelajaran, berdampak negatif minimal, memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi daerah, dan diberlakukan bagi kawasan lindung kawasan terbuka, kawasan alam binaan serta kawasan budaya.

2.3 Pengembangan Ekowisata