Posisi Strategi pada Matriks Grand Strategi

79 Pada Tabel 14, faktor strategis eksternal yang merupakan peluang HLGL dalam pengembangan ekowisata memiliki skor 2,15. Peluang yang bisa diandalkan yaitu dukungan masyarakat terhadap pengembangan ekowisata berupa pemahaman, persepsi, dan keinginan untuk berpartisipasi dan keterkaitan stakeholder seperti Litbang, LSM, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Donor, dengan skor tertinggi 0,80; yang membuka peluang peningkatan PAD memiliki skor 0,60; Minat masyarakat sudah mulai ada, memiliki skor 0,30; Program Disbudpar memperkenalkan budaya masyarakat lokal 2009 yang masih kurang tergali memiliki skor 0,24; sedangkan kesediaan mitra untuk membantu dalam pemasaran ekowisata Hutan Lindung Gunung Lumut melalui forum seminar baik tingkat lokal, nasional, internasional memiliki skor 0,21. Sedangkan faktor strategi eksternal yang berupa ancaman memiliki skor -1,12; skor tertinggi degradasi hutan yang menyebabkan kualitas dan daya tarik wisata serta sumber daya pendukungnya yaitu memiliki skor -0,45; krisis ekonomi yang mempengaruhi pendapatan masyarakat memiliki skor -0,16; Pemahaman masyarakat terhadap ekowisata masih sangat rendah tetapi dengan tidak mengurangi dukungan mereka terhadap pengembangan ekowisata memiliki skor -0,30; Aksesibilitas jalan menuju kedalam lokasi kawasan HLGL masih sulit, karena ketersediaan sarana transportasi kurang serta kondisi jalan yang sebagian kurang baik memiliki skor 0,21. Hal ini sangat mengancam upaya pengembangan karena obyek-obyek wisata yang dimiliki HLGL merupakan modal untuk pengembangan ekowisata.

5.3.3 Posisi Strategi pada Matriks Grand Strategi

Strategi dapat diperoleh dengan menggunakan Matriks Grand Strategy. Nilai skor yang diperoleh dari matriks internal-eksternal digunakan untuk menentukan strategi HLGL dalam pengembangan ekowisata. Dalam analisis SWOT, teknik menentukan strategi adalah melalui strategi silang dari data keempat faktor tersebut yaitu seperti tercantum pada Tabel 15. 80 Tabel 15 Formulasi strategi pengembangan ekowisata di kawasan HLGL Internal Eksternal Kekuatan Strengths = S 1. Tingginya nilai potensi ekologis dan estetika 2. Terjalinnya kerjasama yang intensif dengan mitra 3. Kebijakan Pemda terhadap konservasi Kelemahan Weaknesses = W 1. Jumlah dan Kualitas SDM belum memadai 2. Terbatasnya sumber dana 3. Sarana dan prasarana kurang memadai 4. Data dan informasi potensi belum bisa diakses Peluang Opportunities = O 1. Dukungan Stakeholder 2. Peluang peningkatan PAD 3. Minat masyarakat sudah mulai ada 4. Program Disbudpar Kabupaten Paser ”memperkenalkan budaya masyarakat lokal 2009” 5. Kesediaan mitra untuk membantu pemasaran ekowisata HLGL dalam forum seminar baik tingkat lokal, nasional, dan internasional Strategi S-O Strategi W-O 1. Membangun kapasitas pengelolaan HLGL 2. Menjalin kerjasama dengan mitra Ancaman Threats = T 1. Degradasi kualitas obyek daya tarik wisata serta sumber daya pendukungnya 2. Krisis ekonomi yang mempengaruhi pendapatan masyarakat 3. Pemahaman masyarakat terhadap ekowisata masih rendah 4. Aksesibilitas kurang Strategi S-T Strategi W-T Strategi pengembangan ekowisata yang dimaksud dalam analisis SWOT adalah memanfaatkan peluang opportunities dari kegiatan pengembangan ekowisata terhadap masyarakat lokal, namun secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan weaknesses yang terdapat di dalamnya. Nilai penjumlahan faktor internal menunjukkan antara kekuatan 1,61 dan kelemahan -2,00 yaitu dengan memiliki total rata-rata -0,39 negatif, berarti faktor kelemahan lebih dominan dibandingkan faktor kekuatan yang dimiliki. Sedangkan nilai penjumlahan faktor eksternal antara peluang 2,15 dan ancaman -1,12 dengan memiliki total rata-rata 1,03 positif. Nilai ini berarti antara peluang dan ancaman, faktor yang paling dominan adalah peluang. 81 Jadi posisi ordinat berada pada -0,39 ; 1,03, sehingga posisi strategi berada pada sel 3. Artinya meskipun memiliki kelemahan pada faktor internal namun masih mempunyai peluang untuk lebih maju dalam pengembangan dimasa yang akan datang Gambar 20. Sel 3 1,03 Sel 1 - 0,39 Sel 4 Sel 2 Gambar 20 Posisi strategi untuk pengembangan ekowisata di HLGL berada pada sel 3 dalam Matriks Grand Strategy. Dalam matriks grand strategy Gambar 20 menunjukkan bahwa posisi strategi Hutan Lindung Gunung Lumut HLGL dalam pengembangan ekowisata berada pada sel 3 turn around. Strategi turn around adalah mendukung strategi dengan orientasi putar haluan. Bentuk strategi yang diajukan untuk mengurangi kelemahan dan memperbanyak peluang adalah membangun kapasitas institusi agar kelembagaan pengelolaan HLGL menjadi terbentuk. Selanjutnya menjalin kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam aspek penelitian dan pengembangan serta memberikan dukungan pendanaan dan manajemen sehingga dapat meningkatkan pelayanan pengunjung untuk menjadikan wisata minat khusus ekowisata di kawasan HLGL dengan tetap menjaga keasliannya. Bentuk strategi yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang untuk menjadikan kawasan HLGL sebagai kawasan ekowisata adalah kesempatan dan Berbagai Peluang Kelemahan Internal Kekuatan Internal Berbagai Ancaman 82 peluang otonomi daerah dan berbagai sarana pendukung media promosi serta dukungan masyarakat untuk mempublikasikan dan menyusun tata kelola organisasi pengelolaan didalam kawasan HLGL sebagai suatu obyek ekowisata.

5.3.4 Rekomendasi Grand Strategy Pengembangan Ekowisata pada