28 26 Januari-16 Maret 1986 dilakukannya penataan batas-batas wilayah kawasan
Hutan Lindung Gunung Lumut, dan dikukuhkan oleh menteri Kehutanan RI tanggal 5 Januari 1987 dengan luas kawasan 35.350 Ha, berdasarkan UPTD
Planologi Kehutanan Balikpapan Departemen Kehutanan Kalimantan Timur 1986 dan 2002. Hingga saat ini kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut berada
dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur Surbakti 2006.
Penataan batas pada kawasan HLGL telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh tim orientasi tata batas dari Baplan Balikpapan dan Dinas Kehutanan
Kabupaten Paser yaitu pada tahun 1986, 1990 dan 2003, dengan panjang batas yang ditata batas berturut-turut adalah 100.975 meter, 20.600 meter dan 121.575
meter. Kawasan HLGL dewasa ini dipandang sebagai salah satu kawasan yang
mempunyai potensi wisata. Kondisi hutannya dipandang masih asli, dengan ditemukannya pula berbagai macam flora dan fauna serta berbagai obyek wisata
lainnya seperti air terjun, sungai, dan pemandangan alam puncak Gunung Lumut di kawasan ini ditemukan pula pemukiman tradisional suku muluy. Dengan
potensi wisata ini maka pihak dinas pariwisata Kabupaten Paser merencanakan untuk mengelolahnya sebagai daerah tujuan wisata minat khusus ekowisata,
terutama untuk wisata penelitian Dinas Pariwisata Kabupaten Paser 2008.
4.3 Bentuk Lahan dan Topografi
Secara fisiografik, kawasan HLGL terdiri dari bentuk lahan daratan berbukit dan perbukitan, yang terbagi kedalam enam subsistem lahan, yaitu:
1. Dataran sedimen yang berbukit dengan punggung bukit curam, pada bagian
barat, mempunyai pola drainase trellis; 2.
Dataran sedimen yang berbukit, terdapat pada bagian barat daya, mempunyai pola drainase dendritik;
3. Perbukitan dengan punggung linear yang mempunyai lereng terjal di suatu
sisi, terdapat di bagian barat, mempunyai pola drainase trellis; 4.
Perbukitan batuan beku bukan endapan yang tidak simetris atau teratur, terdapat di bagian timur, mempunyai pola drainase dendritik;
29 5.
Punggung bukit dan gunung karst yang curam, terdapat melintang dari arah timur laut kebarat daya, mempunyai pola drainase karstik; dan
6. Kelompok punggung gunung batuan bukan endapan, terdapat dibagian utara,
mempunyai pola drainase rectangular. Keadaan topografi kawasan tersebut bergelombang sedang sampai berat.
Sungai-sungai yang terdapat didaerah ini adalah sungai anjur, sungai kendilo, sungai kasunge, sungai muluy, dan sungai prayan. Secara umum kawasan HLGL
memiliki kondisi topografi lereng datar berombak 0-8 dan bergelombang 8-15, yaitu dengan luas masing-masing 2.662 ha 45.18 dan 19.69 yaitu
dengan luas 1.160 ha. Ciri fisiknya berupa wilayah berbukit-bukit sampai berlereng terjal dengan udara yang sangat sejuk. Wilayah HLGL memiliki
ketinggian tempat lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan memiliki ketinggian puncak Gunung Lumut 1.233 m dpl dengan kemiringan 45
puncak gunung lumut selalu diselimuti kabut dan suhu udara sangat dingin yang
menyebabkan kondisi kawasan HLGL selalu basah. Di puncak gunung lumut terdapat hamparan batu-batuan yang membentuk relief yang menarik.
4.4 Geologi dan Tanah
Berdasarkan peta geologi Kalimantan Timur 1981, keadaan geologi kawasan HLGL minimal tersusun dari tiga formasi buatan yakni Pemaluan Bed,
Palaogene dan Pulau Balang Bed batuan paleogen, pra tersier, tak dibedakan dan batuan basah. Berdasarkan Peta Repprot atau jenis tanah 1983 terdapat 2 jenis
tanah utama, yaitu Ultisol dan Inceptisol. Jenis Ultisol berasal dari lithologi batuan sedimen yang mengandung mineral felsic dan mineral campuran. Tekstur
tanah bervariasi dari kasar, cukup halus sampai halus dengan drainase menunjukkan kelas baik. Jenis tanah Ultisol terdiri dari dua kelompok besar tanah
yaitu Tropudults dan Kandiudults Pribadi et al. 2005. Kondisi geologi tanah kawasan HLGL tersusun dari bahan batuan sedimen
miosen atas, miosen bawah dan aluvium undak terunbukural. Jenis tanah terdiri dari tanah Komplek podsolik merah kuning, latosol dan litosol yang berasal dari
bahan induk batuan beku, endapan dan metamorf dengan fisiografi pengunungan patahan.
30
4.5 Iklim