commit to user
21
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
a. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif
1 Pengertian Model Pembelajaraan Kooperatif
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki
tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Menurut Dahlan 1990 dalam Isjoni 2009: 72, model mengajar
dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan pemberi petunjuk
kepada pengajar di kelas. Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok
kooperatif belajar diskusi, saling membantu dan mngajak satu sama lain untuk
mengatasi masalah
belajar. Pembelajaran
kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam
kerja kelompok untuk menuntaskan materimasalah dalam belajar. Model
pembelajaran kooperatif
banyak dignakan
untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa
student center, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model pembelajaran ini terbukti dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran
dan berbagai usia. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa
dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa lainnya dan saling belajar mengajar dengan siswa lainya.
Menurut Slavin 2005 : 4 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam
commit to user
22 kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini dan menutup kesenjangan pengetahuan dalam masing-masing.
Menurut Slavin 1995 dalam Isjoni 2009 :22 mengemukakan,
tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Menurut Isjoni 2009: 20 pembelajaran kooperatif di definisikan sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara
satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.
Menurut H. Hamruni 2009: 162 pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran
yang menerapkan
sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang memounyai latar
belakang dan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen
Menurut Henny, 2003:20 dalam http:matematikacerdas. wordpress.com 20100128 model- pembelajaran-kooperatif- tipe- tai-
team- assisted- individualization pembelajaran kooperatif merupakan stategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri
pengetahuannya melalui ketrampilan proses. Siswa belajar dalam kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar.
Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran kooperatif di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
commit to user
23 model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif bekerjasama diantara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk
menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru. Dengan tujuan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing, mendorong
siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan proses.
2 Sasaran Pembelajaraan Kooperatif
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif
dapat cara meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial. Tujuan utama dalam
penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temanya
secara dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum Ibrahim, et al. 2000 dalam Isjoni, 2009: 39 yaitu:
a Hasil Belajar Akademik Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademis penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model telah menunjukan, modal stuktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar.
commit to user
24 b Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya
kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain. Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator.
Guru bertanggungjawab untuk mengembangkan kemampuan siswa, karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan
tida menghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif diantara siswa. Hubungan persahabatan antara beberapa orang siswa
dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. Isjoni, 2009: 41 c Pengembangan Ketrampilan Sosial
Tujuan penting
ketiga pembelajaran
kooperatif adalah
mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi. Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga
masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang dialami bangsa ini dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang
semakin kompleks, serta tantangan bagi para peserta didik supaya mampu dalam menghadapi persaingan global dan memenangkan
persaingan tersebut. Isjoni, 2009: 41. Era global ditandai dengan persaingan dan kerjasama disegala aspek kehidupan mempersyaratkan
siswa memiliki ketrampilan sosial. Kertampilan serta sikap positif sosial sebagai anggota masyarakat lokal maupun global yang
demokratis dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pembelajaran kooperatif. Dengan demikian peserta didik mendapatpatkan makna dan
manfaat praktis dari setiap proses pembelajaran tersebut.
commit to user
25
3 Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banyak guru mengatakan tidak ada suatu yana
aneh dalam pebelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah biasa menggunakanya. Walaupu pembelajaran kooperatif terjadi dalam
bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok disebut pembelajaran kooperatif.
Bennet 1995 dalam Isjoni 2009: 60 menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja
kelompok, yaitu a Positive Interdependence, yaitu hubugan timbal balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan
yang lain pula atau sebaliknya. b Interaction face to face, yaitu interaksi yang lagsung terjadi antar siswa
tanpa adanya perantara. c Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok.
Hal tersebut,
dapat memotivasi
siswa untukmembantu temanya, karena tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menjadikan setiap anggota kelompok lebih kuat pribadinya. d Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan antar kelompok dan memelihara hubungan kerja yang efektif.
e Meningkatkan ketrampilan kerja dalam memecahkan masalah proses kelompok.
Kemudian Isjoni 2009: 27 menyebutkan pembelajaran kooperatif mempunyai cirri-ciri yaitu: a setiap anggota memiliki peran, b terjadi
hubungan interaksi langsung diantara siswa, c setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,
d guru membantu mengembangkan ketrampila-ketrampilan interpersonal
commit to user
26 kelompok dan e guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan.
4 Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni 2009 : 73, dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu
:
a Student Team Achievement Division STAD b Jigsaw
c Teams Games Tournaments TGT d
Group Investigation GI e
Rotating Trio Exchange f
Group Resume Sedangkan menurut Suyitno 2004: 37, pembelajaran kooperatif di
bagi kedalam enam tipe yaitu: a STAD Student Teams Achievement Divisions.
b TGT Teams Games Tournament. c TAI Teams Assisted Individualization.
d Jigsaw e Jigsaw II
f CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition.
b. Tinjauan Tentang TAI team asisten individual