commit to user
26 kelompok dan e guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan.
4 Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni 2009 : 73, dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu
:
a Student Team Achievement Division STAD b Jigsaw
c Teams Games Tournaments TGT d
Group Investigation GI e
Rotating Trio Exchange f
Group Resume Sedangkan menurut Suyitno 2004: 37, pembelajaran kooperatif di
bagi kedalam enam tipe yaitu: a STAD Student Teams Achievement Divisions.
b TGT Teams Games Tournament. c TAI Teams Assisted Individualization.
d Jigsaw e Jigsaw II
f CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition.
b. Tinjauan Tentang TAI team asisten individual
1 Pengertian TAI
TAI singkatan dari Team Assisted Individualization. TAI termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil 4 sampai 5 siswa yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya,
kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam satu kelompok.
Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan
commit to user
27 kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk
bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran
kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam
kelompoknya. Dengan
demikian, siswa
yang pandai
dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang
lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan
dalam kelompok tersebut.
Model pembelajaran TAI Team Assisted Individualization termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI,
siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil 4 sampai 5 siswa yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah
disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok
mencakup jenis kelamin, ras, agama kalau mungkin, tingkat kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sebagainya.
Suyitno, 2002:9 model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang
heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan.
Slavin Widdiharto, 2006: 19 membuat model ini dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan
program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.
Slavin 2005 : 189 TAI diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-
commit to user
28 masalah yang membuat pengajaran individual menjadi tidak efektif,
dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa
secara rutin, saling membantu satu sama lain, dan saling mendorong untuk maju, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran
langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim yang heterogen.
Dalam http:matematikacerdas. wordpress.com 20100128 model-
pembelajaran-kooperatif- tipe-
tai- team-
assisted- individualization model pembelajaran tipe TAI adalah menerapkan
bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi
siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat
terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil 4 sampai 5 siswa yang heterogen dengan
latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan, dengan membuat para siswa
bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama
lain, dan saling mendorong untuk maju, menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang
lemah, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari
tim-tim yang heterogen. Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individual, memberikan tekanan pada
efek sosial dari belajar kooperatif, TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar
siswa secara individual.
commit to user
29
2 Komponen TAI
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen Suyitno, 2004: 8, kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.
b Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa
pada bidang tertentu. c Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok
dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
d Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada
siswa yang membutuhkan. e Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap
hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. f Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok. g Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa. h Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah. 3
Langkah-langkah Pembelajaran IPA Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
a Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada para siswanya dengan mengadopsi model pembelajaran TAI.
b Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya
commit to user
30 c model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran.
Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa dalam suatu kelompok.
d Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok. Bila terpaksa, guru dapat memanfaatkan LKS yang dimiliki para siswa.
e Guru memberikan pre-test kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan mengadopsi komponen placement test. Pre-test bisa
digantikan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa. f Guru menjelaskan materi baru secara singkat mengadopsi komponen
teaching group. g Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa
pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja
kelompok mengadopsi komponen teams. h Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam
hal ini, jika guru belum siap, guru dapat memanfaatkan LKS siswa. Dengan buku paket dan LKS, melalui kerja kelompok, siswa mengisi
isian LKS mengadopsi komponen student creative. i Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor
kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual
mengadopsi komponen team study. j Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap untuk diberi ulangan oleh guru mengadopsi komponen team scores dan team
recognition. Setelah diberi ulangan, guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang
kurang berhasil jika ada. k Pada saat guru memberikan tes, tindakan ini mengadopsi komponen
facts test.
commit to user
31 l Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara
klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah mengadopsi komponen whole-class units.
m Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPKkompetensi yang ditentukan Amin Suyitno, 2006:10-11.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Budi Lestariningsih tahun 2007 dalam
skripsinya dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-6 SMA N Grabag Kabupaten Magelang Pokok Bahasan Trigonometri Melalui
Implementasi Model Pembelajaran Tipe TAI berbantuan LKS. Hasil penelitihan menyimpulkan bahwa melalui implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe TAI berbantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-6 SMA N 1 Grabag Kabupaten Magelang pokok bahasan
Trigonometri.Hal ini terbukti bahwa 84,65 siwa tersebut telah mencapai nilai KKM sebesar 75 pada siklus II
2. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Bukaningrum Tiliyani tahun 2006 dalam skripsinya dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning
tipe TAI Team Asisted Individualization untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok
Bahasan pangkat Tak Sebenarnya. Hasil penelitihan menyimpulkan bahwa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI Team
Asisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan pangkat Tak
Sebenarnya. Hal tersebut ditunjukan melalui nilai rata-rata tes akhir siklus I 69,4, nilai rata-rata tes akhir siklus II 76,2, dan nilai rata-rata tes akhir siklus
III 85,6 melebihi 72,6 yang menjadi tolok ukur keberhasilan , juga ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III
masing-masing 58,97, 76,92, dan 89,74.