Latar Belakang Masalah

B. Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisi alasan mendasar yang menunjukkan betapa penting dan menariknya suatu topik penelitian diteliti. Dengan kata lain, peneliti harus mampu menjelaskan topik yang diteliti secara jelas dan menjelaskan argumen yang melatarbelakangi perlunya penelitian dilakukan. Latar belakang masalah diangkat dari gejala empiris dan gejala teoretis. Bagian ini diawali dengan uraian tentang peristiwa-peristiwa aktual yang sedang terjadi pada bidang tertentu. Kemudian, ditunjukkan penyimpangan- penyimpangan peristiwa dari standar keilmuan atau standar ketentuan yang ada. Dari hal tersebut muncul kesenjangan antara harapan ( das sollen) dengan kenyataan ( das sein) di lapangan. Kesenjangan antara idealisme dan realitas.

Hal lain yang perlu diungkapkan adalah menjelaskan rasionalisasi pemilihan topik dari segi perkembangan penelitian yang sejenis. Harus dilakukan kajian pustaka untuk menampilkan penelitian sejenis yang terbaru. Hasil penelitian sebelumnya dikaji untuk mengetahui posisi penelitian yang Hal lain yang perlu diungkapkan adalah menjelaskan rasionalisasi pemilihan topik dari segi perkembangan penelitian yang sejenis. Harus dilakukan kajian pustaka untuk menampilkan penelitian sejenis yang terbaru. Hasil penelitian sebelumnya dikaji untuk mengetahui posisi penelitian yang

Kebaruan hasil penelitian bukan berarti semuanya harus berbeda. Topik yang pernah diteliti boleh diteliti kembali asalkan dapat memunculkan sesuatu yang baru. Bisa juga penelitian menggunakan metode atau teori yang berbeda untuk mengatasi kekurangan pada penelitian sebelumnya.

Bagian pendahuluan dari karangan ilmiah adalah mengomunikasikan informasi ilmiah yang baru kepada ilmuwan lain. Oleh karena itu, sasaran utamanya adalah menunjukkan bahwa hal yang akan ditulis memang layak untuk dikemukakan. Hal ini tidak tercapai, jika digunakan bahasa-bahasa khusus atau ungkapan yang berbelit-belit. Dalam pendahuluan penulis berkesempatan memberikan gambaran yang jelas mengenai pemikiran ilmiah. Pendahuluan tidak saja mengemukakan masalah dan menghadapkan pembaca pada beberapa pustaka yang relevan, tetapi ia juga dengan halus dan tepat menunutun pembaca ke arah pemikiran logis yang berakhir pada pernyataan mengenai percobaan yang akan dilakukan dan hasil-hasil yang diharapkan. Selanjutnya, jika pendahuluan telah berfungsi sebagaimana mestinya, pembaca tidak akan menjadi penerima pasif, tetapi sebaliknya akan menjadi pencari informasi yang bersemangat (Lindsay, 1988: 5)

Pendahuluan atau latar belakang merupakan pengantar yang berisi alasan (teoretis, metodologis, dan/atau praktis) yang ditulis secara meyakinkan mengapa perlu dilakukan penelitian. Alasan penelitian dilakukan dapat disebabkan kesenjangan antara penelitian terdahulu dan kondisi saat ini, adanya ketidakselarasan antara teori dan kenyataan di lapangan, atau adanya celah atau (gap) yang belum diamati oleh peneliti sebelumnya, tetapi penting dan mendesak untuk diteliti. Hal-hal itulah yang dapat menjadi latar (konteks) di dalam pendahuluan. Dalam penulisan digunakan kutipan langsung atau tidak langsung, yang berupa laporan literatur hasil membaca secara kritis, ringkaskan isi bacaan, dan disintesiskan pendapat-pendapat ahli untuk mendukung pernyataan Anda (Wijayanti, 2013: 216).

Bagian latar belakang masalah atau pendahuluan, penulis harus mengemukakan alasan mengapa judul itu ditetapkan sebagai objek kajian, dan apa manfaat praktis yang diperoleh dari karangan ilmiah tersebut. Selain itu, bagian ini juga mengemukakan beberapa buku yang telah dibaca dan mengkaji topik yang sama atau relevan, dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karangan ilmiah yang ditulis sekarang (Arifin, 2003: 51).

Latar belakang berisi permasalahan, manfaat penelitian, dan keaslian atau orisinalitas penelitian. Dalam permasalahan diuraikan masalah yang Latar belakang berisi permasalahan, manfaat penelitian, dan keaslian atau orisinalitas penelitian. Dalam permasalahan diuraikan masalah yang

Bagian latar belakang masalah dikemukakan penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alasan yang mendorong penulis untuk memilih topik yang dibahas. Melalui latar belakang masalah pembaca merasa yakin tentang masalah yang akan dibahas. Di samping itu, masalah tersebut menarik untuk ditulis. Selain itu, pada latar belakang masalah dikemukakan juga masalah yang akan dibahas ada relevansinya dengan bidang studi penulis. Masalah tersebut dapat dikaji dengan dukungan data yang memadai, baik data pustaka maupun data lapangan. Unsur lain yang perlu dikemukan juga adalah telaah studi pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah jangan sampai masalah yang akan dibahas sudah pernah dibahas oleh orang lain. Kalaupun masalahnya sama, mungkin masih terdapat masalah yang belum dibahas atau masalah yang sama tersebut dapat dikaji dengan menggunakan sudut padang yang berbeda.

Hal-hal yang dimuat dalam latar belakang antara lain: (1) penalaran formal teoretis, (2) fakta empiris dan sifatnya kasus atau fenomena tertentu, kenyataan berupa tantangan untuk mencapai suatu target keberhasilan (kesenjangan antara kenyataan dan harapan), (3) upaya-upaya untuk mencapai keberhasilan yang optimal,(4) begitu pula perlu dijelaskan secara deskriptif dan analisis, hakikat kedudukan kepentingan dan operasional masalah yang akan diteliti, (5) spesifikasi penelitian. Sehubungan dengan hal ini perlu diungkapkan spesifikasi penelitian yang dilakukan berbeda dari laporan penelitian yang pernah dilakukan orang sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan memperkuat atau mendukung teori, menolak teori, atau membuat teori baru, dan (6) alasan mendasar dalam hal pemilihan lokasi, setting, dan sasaran.

Menurut Stenberg dalam Emilia (2009: 142) pendahuluan harus menjawab empat pertanyaan berikut.

a. Penelitian apa (yang telah dilakukan sebelumnya) yang telah menggiring penelitian kita?

b. Kontribusi apa yang diberikan penelitian kita kepada penelitian yang telah ada?

c. Mengapa kontribusi yang diberikan oleh penelitian kita penting atau menarik?

d. Bagaimana kotribusi itu dibuat atau dilakukan?

Bagian bab pendahuluan dalam penulisan karya ilmiah mencakup beberapa hal pokok yang menjadi acuan bagi penulis untuk mendeskripsikan gagasan secara runut dan runtut. Rujukan pengembangan gagasan yang dimaksud dapat dilihat berikut ini.

a. Latar belakang masalah yang menjelaskan apa dan mengapa penelitian itu dipilih.

b. Identifikasi masalah yang menunjukkan beberapa masalah yang timbul dari judul.

c. Pembatasan masalah, yaitu menetapkan atau membatasi masalah tertentu beserta argumentasinya.

d. Perumusan masalah, yaitu mengembangkan pertanyaan penelitian yang bersumber dari masalah yang dipilih atau dibatasi.

e. Tujuan dan manfaat penelitian, yaitu merumuskan tujuan penelitian yang konsisten dengan masalah penelitian yang telah ditetapkan dan merumuskan manfaat penelitian pada bidang-bidang tertentu yang relevan.

Hamidi dalam Tang dkk. (2008) mengemukakan latar belakang permasalahan penelitian diawali dengan ide atau gagasan, seperti di bawah ini.

a. Ungkapan tentang fenomena sosial yang hendak diteliti.

b. Beberapa penelitian sejenis terdahulu yang pernah dilakukan.

c. Apa yang belum diketahui atau yang peneliti penasaran ingin mengetahui dari fenomena yang telah dipaparkan.

d. Pentingnya atau signifikansi sesuatu yang belum diketahui termasuk untuk diteliti.

e. Mengemukakan kata-kata kunci. Bagian latar belakang juga dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik kesenjangan teoretik maupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, diskusi ilmiah, atau pengalaman dan pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.

Contoh,

Penyerapan unsur-unsur bahasa asing memungkinkan terbentuknya kata-

kata atau istilah baru, yang terlebih dahulu mengalami proses penyerapan unsur

bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia dapat melalui berbagai proses

pembentukan kata, seperti (1) adaptasi atau penyesuaian bunyi dengan struktur bahasa Indonesia, misalnya pracaira (Portugis) menjadi persero, civiel menjadi

sipil, (2) analogi, yaitu pembentukan kata baru berdasarkan suatu contoh yang telah ada. Misalnya, kata dewa-dewi (Sansekerta), dengan fonem /a/ dan /i/

pada akhir kata membedakan jenis kelamin. Berdasarkan bentuk tersebut dibuatlah dalam bahasa Indonesia bentuk baru: saudara-saudari, pemuda- pemudi, siswa-siswi dan sebagainya.