Judul Karangan
D. Judul Karangan
Tahap selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam perencanaan karangan adalah menentukan atau merumuskan judul yang tepat atau sesuai. Judul karangan sering dikacaukan dengan pengertian topik atau pokok pembicaraan.
Topik dan judul berbeda. Topik, seperti yang telah disebutkan di atas adalah pokok pembicaraan atau pokok masalah yang dibahas dalam karangan, sedangkan judul adalah kepala atau nama sebuah karangan. Topik harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu demikian dibuat atau ditentukan setelah karangan itu selesai. Menurut Wijayanti dkk. (2013: 216) judul merupakan daya tarik pertama. Oleh karena itu, judul dibuat semenarik mungkin, ringkas, jelas, padat serta mendeskripsikan isi tulisan atau karangan, yaitu variabel yang diteliti, lokasi, waktu, dan responden penelitian. Jika, panjang judul dapat diikuti dengan subjudul. Namun, dalam penulisannya antara judul dan subjudul dibatasi dengan tanda baca titik dua atau subjudul ditulis di dalam tanda Topik dan judul berbeda. Topik, seperti yang telah disebutkan di atas adalah pokok pembicaraan atau pokok masalah yang dibahas dalam karangan, sedangkan judul adalah kepala atau nama sebuah karangan. Topik harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu demikian dibuat atau ditentukan setelah karangan itu selesai. Menurut Wijayanti dkk. (2013: 216) judul merupakan daya tarik pertama. Oleh karena itu, judul dibuat semenarik mungkin, ringkas, jelas, padat serta mendeskripsikan isi tulisan atau karangan, yaitu variabel yang diteliti, lokasi, waktu, dan responden penelitian. Jika, panjang judul dapat diikuti dengan subjudul. Namun, dalam penulisannya antara judul dan subjudul dibatasi dengan tanda baca titik dua atau subjudul ditulis di dalam tanda
Menurut Harefa (2002: 87) menjelaskan bahwa tidak menemukan suatu keharusan uantuk menentukan berapa banyak kata yang diperlukan untuk membuat judul sebuah tulisan. Yang penting judul perlu diusahakan agar menarik perhatian, menggugah atau merangsang rasa ingin tahu (minat), dan mewakili gagasan inti dari tulisan secara keseluruhan. Judul dapat direvisi disesuaikan dengan isi tulisan setelah karangan itu selesai agar lebih konsisten dengan isinya.
Apabila judul ditentukan sebelum memulai menulis maka penulis atau pengarang hendaknya selalu bersedia untuk mempertimbangkannya kembali sesudah karangan selesai ditulis seluruhnya. Hal ini dimaksudkan agar judul sebagai kepala karangan sesuai betul dengan isi karangan.
Sebagai kepala karangan, judul memiliki kedudukan yang penting karena judul harus mampu menarik perhatian pembaca. Judul dapat diambil dari kata-kata, frase, atau kalimat yang menarik yang terdapat dalam karangan tersebut. Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih untuk judul karangan harus dipertimbangkan sedemikian rupa agar tepat betul dijadikan sebagai kepala karangan. Dengan demikian, antara judul, topik, dan isi karangan ada hubungannya atau kaitan yang erat, terutama karangan yang bersifat ilmiah. Sebuah topik yang terbatas dan memenuhi syarat untuk judul karangan maka topik tersebut dapat langsung dijadikan judul karangan.
Menurut Kuncoro (2009: 56) selain harus mencerminkan isi tulisan, judul dianalogikan sebagai wajah yang harus mampu menarik perhatian pembaca sebab siapa pun yang akan membaca pasti akan membaca judul terlebih dahulu. Seakaligus juga ingin tahu, apa yang akan disajikan dalam tulisan itu setelah perhatiannya tertambat pada judul. Kalau judul tersebut ternyata tidak menarik karena tidak mencerminkan apa-apa, atau tidak menggugah, pembaca tidak akan tertarik membaca tulisan itu lebih lanjut.
Intinya adalah kita harus mampu mengiklankan tulisan kita lewat judul. Oleh karena itu, berpikirlah tiga kali lebih keras dari sebelumnya saat benar- benar memilih dan menentukan judul bagi tulisan kita. Judul boleh saja dibuat sebelum tulisan dimulai untuk membantu mengarahkan ide utama tulisan tersebut. Namun, judul tersebut dapat direvisi dan ditetapkan ketika naskah tulisan selesai.
Sering terjadi pembaca hanya melihat judul akhirnya, tertarik atau tidak dan memutuskan untuk membaca, atau tidak membaca tulisan tersebut. Oleh karena itu, peranan judul sangat besar sehingga pada saat menyusun sebuah tulisan aspek judul sangat layak diperhatikan. Agar judul karangan ilmiah dapat menarik dan memenuhi unsur keilmiahan maka harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan memperhatikan persyaratan.
6. Judul harus relevan,
Artinya, sebuah judul yang baik harus memunyai pertalian dengan topik, isi, dan jangkauan pembahasannya. Atau setidaknya ada pertalian antara judul dengan beberapa bagian penting dari karangan. Dengan membaca judulnya pembaca sudah dapat memperkirakan isi yang diuraikan penulisnya. Dalam karangan populer yang tidak berpretensi ilmiah, judul umumnya hanya sekedar membayangkan di antara isi karangan dan tidak sepenuhnya mengungkapkan isinya.
7. Judul harus provokatif,
Artinya, judul harus dirumuskan sedemikian rupa agar dapat menimbulkan keingintahuan pembaca sehingga tertarik membacanya. Judul merupakan daya pikat pertama dan utama. Apabila pembaca menaruh perhatian atau merasa tertarik setelah membaca judul maka hal itu akan merupakan langkah pertama tulisan yang dibuat akan dibaca orang.
8. Judul harus singkat,
Artinya, judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus mengambil frasa atau kata. Bila tidak dapat dihindari judul yang panjang maka pengarang dapat menempuh cara lain dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul memperoleh tambahan yang panjang (anak judul). Setiap diksi dan tanda baca yang digunakan dalam judul harus terseleksi dengan baik dan fungsional. Diksi dan tanda baca yang tidak perlu lebih baik dibuang. Singkat tidak dimaknai bahwa kata atau diksi yang digunakan dalam judul boleh disingkat penulisnnya. Kependekan atau singkatan kata dalam judul sedapat mungkin dihindari penggunaannya.
9. Judul harus sejelas mungkin,
Artinya, judul tidak boleh dinyatakan dalam kata kiasan dan tidak mengandung makna ganda. Hal seperti ini dihindari agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau interpretasi yang lain antara penulis dengan pembaca. Jadi, kata-kata yang dipilih untuk judul tulisan sedapat mungkin kata yang bermakna denotasi (makna konsep). Meskipun judul harus ekonomis, tetapi harus tetap jelas maknanya. Bahasa, frase, ataupun diksi yang dipilih hendaknya mudah dan segera dimengerti maksudnya.
10. Judul harus dibatasi sedemikian rupa agar terdapat kesesuaian dengan isi karangan baik kesesuaian dari segi sifat atau sudut pandang (segi kualitatif), maupun kesesuaian dari segi keseimbangan ruang lingkup pokok persoalan dengan kenyataan pembahasan (segi kuantitatif). Jauh lebih bijaksana memilih judul yang terbatas dengan diikuti pembahasan luar dan dalam daripada memilih judul yang luas dengan pembahasan yang sempit dan dangkal.
11. Judul karangan hendaknya menunjukkan kepada pembaca hakikat pokok persoalan yang dikemukakan dalam karangan sehingga setiap pembaca dengan segera mengetahui, apakah ia berkepentingan dengan karangan itu atau tidak.
12. Judul harus logis
Dari sudut logika, makna yang terkandung dalam judul sebaiknya dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun provokatif, tetapi judul tidak boleh mengabaikan segi makna secara logika dan tata bahasa harus mengikuti kaidah gramatikal.
Sesungguhnya masih banyak yang perlu diperhatikan di dalam merumuskan sebuah judul karangan yang baik dan menarik, tetapi apabila ketujuh persyaratan di atas, dipenuhi atau diperhatikan maka judul yang dibuat sudah cukup memadai. Keberhasilan memilih dan merumuskan judul karangan secara jelas, dapat mewakili pokok persoalan yang hendak dipaparkan. Hal ini akan menjadi modal yang berharga untuk menyusun karangan yang bermutu sebagai hasil penelitian yang akan dilakukan.
Pada dasarnya judul memang harus dibuat seringkas-ringkasnya (pendek). Namun, tetap harus jelas maknanya. Meskipun demikian, judul yang terlalu pendek tidak akan mampu mencerminkan tema atau sinopsis isinya. Oleh karena itu, terpaksa kita kembangkan dulu. Kalau tidak mungkin dilakukan, boleh membiarkan judul pendek itu tetap pendek, tetapi ditambah subjudul di bawahnya. Baik judul yang terlalu pendek, terlalu panjang, maupun yang kabur tidak dikehendaki dan tidak dianjurkan. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran dan penulisan ulang beberapa kali sebelum akhirnya ditemukan judul yang paling tepat (Kuncoro, 2009: 57).
Menurut Nasution & M. Thomas (1994: 6-7) mahasiswa sebagai penulis hendaknya mencari dan memilih sendiri pokok masalah yang akan ditulis agar motivasi intrinsik memberi harapan besar bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tulisan dan hasilnya dapat memuaskan. Mahasiswa memiliki kebebasan menentukan pokok permasalahan yang akan ditulis. Namun, perlu diketahui bahwa mahasiswa harus meminta persetujuan kepada pembimbing karena pembimbing pada umumnya adalah seorang dosen yang menguasai bidang pokok permasalahan yang akan ditulis.
Dalam memilih pokok masalah penulis hendaknya mempertimbangkan beberapa aspek di antaranya: (a) pokok masalah harus menarik minat penulis, (b) pokok masalah harus mengandung masalah sehingga merangsang
penulis untuk mengadakan penelitian, bacaan, observasi, dan sebagainya,
(c) membuat pokok masalah harus memperluas, memperkaya, dan memperdalam bidang yang diteliti,
(d) pokok masalah jangan terlampau luas, tetapi cukup terbatas untuk ditelaah secara mendalam, (e) pokok masalah harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh fakultas dan jurusan (sesuai dengan disiplin ilmu), dan (f) pokok masalah harus dalam batas kesanggupan penulis untuk diselesaikan. Secara teknis membuat judul dan subjudul dalam karangan ilmiah , kata atau frase yang digunakan harus singkat dan padat serta tetap mencakup semua konsep yang hendak diteliti, termasuk juga lokasi penelitiannya. Judul penelitian hendaknya dibuat singkat, jelas, menunjukan dengan tepat masalah yang akan diteliti, dan tidak memberi peluang bagi penafsiran atau interpretasi yang bermacam-macam. Di samping itu, bahasa yang digunakan hendaknya bahasa ilmiah yang memenuhi standar tertentu dan mudah dipahami orang lain. Bahasa yang digunakan dalam penulisan judul bukan berupa kalimat, melainkan berupa kelompok kata. Selain itu, judul harus mengacu pada bidang keilmuan yang diteliti.