Rumusan Masalah

F. Rumusan Masalah

Menurut Indriati (2003: 4-5) perumusan permasalahan adalah bagian dari pengantar atau pendahuluan. Merumuskan permasalahan penelitian akan lebih baik hasilnya kalau dilandasi kajian kepustakaan yang memadai. Tanpa dilandasi kajian kepustakaan yang memadai, sangat memungkinkan permasalahan penelitian cenderung hanya didasarkan pada logika dan akal sehat ( common sense) sehingga permasalahan yang dirumuskan menjadi dangkal dan tanpa konteks.

Perumusan masalah yang baik harus diberi konteks sebelum masalah dipaparkan dan alasan penelitian dikemukakan. Pengertian konteks adalah penggambaran latar belakang yang menyebabkan timbulnya permasalahan. Perumusan permasalahan memuat uraian singkat dan padat tentang perlunya penelitian dilakukan dan biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.

Masalah hendaknya dirumuskan secara tegas, jelas, dan terperinci. Rumusan masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode pemecahannya dan mencarikan datanya. Dengan kata lain, masalah yang diajukan dapat dipecahkan karena datanya jelas dan teknik pemerolehannya memungkinkan untuk dilakukan.

Masalah yang sudah dibatasi dikembangkan dalam bentuk pertanyaan yang diarahkan dengan mengungkapkan kata tanya, seperti apa, mengapa, bagaimana, siapa, kapan, di mana, dan sebagainya. Persamaan masalah pokok yang akan dibahas dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas Masalah yang sudah dibatasi dikembangkan dalam bentuk pertanyaan yang diarahkan dengan mengungkapkan kata tanya, seperti apa, mengapa, bagaimana, siapa, kapan, di mana, dan sebagainya. Persamaan masalah pokok yang akan dibahas dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas

Contoh,

Agar masalah yang akan dibahas dapat terarah maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut.

(1) Bagaimanakah proses pembentukan kata baru secara analogi dalam bahasa Indonesia?

(2) Bagaimanakah produktivitas bentuk-bentuk analogi tersebut?

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pemabatasan masalah.

Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat padat, jelas, dan dituangkan ke dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Dengan demikian, rumusan masalah akan menunjukkan secara konkret tentang teknik atau alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data sebagai bahan pembahasan untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris sehingga memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh,

Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan

prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika?

Perumusan masalah biasanya berbentuk kalimat pertanyaan. Ada beberapa petunjuk atau kiteria yang digunakan dalam merumuskan masalah dalam penelitian, yaitu.

1. Masalah dirumuskan dengan kalimat tanya yang padat dan jelas.

2. Rumusannya harus memberi petunjuk kemungkinan pengumpulan data yang dibutuhkan.

3. Dalam rumusan masalah harus dicantumkan batasan masalah yang jelas.

4. Rumusan masalah menunjukan hubungan yang ada antara dua peubah maupun operasional.

Rumusan masalah yang baik adalah, Pertama, rumusan itu didukung oleh latar belakang masalah dan penjelasan mengenai pentingnya masalah itu untuk diteliti. Kedua, rumusan masalah itu memuat variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti dan kaitanya satu sama lain yang dihubungkan dengan apa-apa yang akan dicari. Ketiga, rumusan itu memberi penjelasan atau definisi bagi variabel yang berkaitan dengan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Permasalahan yang layak dijadikan pokok penelitian agar efektif dan efisien harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut: (1 ) baru, hangat, aktual, dan masih berlangsung, (2 ) didasarkan pada kemampuan peneliti dan bernilai praktis dari segi

biaya, waktu, tenaga, tempat, sarana & prasarana, dan pikiran & kemampuan akademis,

(3) tidak mengundang kekuatan politik apabila diteliti, kebijakan pemerintah, undang-undang, dan adat istiadat masyarakat, (4) memunyai sponsor atau harus ada pembimbing penelitian terhadap masalah tersebut. Teknik merumuskan masalah penelitian, yakni (1) masalah yang dijadikan pokok penelitian harus dirumuskan secara jelas dan operasional sehingga tampak ruang lingkup batasannya, (2) membatasi ruanglingkup masalah, (3) formasi rumusan masalah dapat berupa pernyataan atau dapat pula berupa pertanyaan, (4) pertanyaan penelitian harus merujuk pada tujuan penelitian, yakni mengidentifikasi, mendeskripsi, mengategorikan, serta mengeneralisasi atau evaluasi komponen yang diteliti, (5) pertanyaan peneliti berfungsi menjelaskan atau menjawab hal-hal yang akan diupayakan dengan penelitian, (6) sifat pertanyaan berfokus pada aspek, yaitu proses, varian, dan hasil atau produk.

Pertanyaan yang berfokus pada proses, yakni bagaimana sesuatu fenomena terjadi. Pertanyaan yang berfokus pada varian, lazim diawali dengan bentuk pertanyaan: apakah, berapa banyak, bagaimana, adakah, dan sebagainya. Sifat pertanyaan yang berfokus pada hasil atau produk biasanya ditemukan pada penelitian kualitatif.