Hipotesis Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir selanjutnya disusun hipotesis. Apabila kerangka berpikir berbunyi ”jika komitmen kerja tinggi, produktivitas lembaga akan tinggi ”, sehingga hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang Berdasarkan kerangka berpikir selanjutnya disusun hipotesis. Apabila kerangka berpikir berbunyi ”jika komitmen kerja tinggi, produktivitas lembaga akan tinggi ”, sehingga hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang
Selanjutnya, berdasarkan rumusan hipotesis akan ditentukan desaian penelitian.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam bab dua (bab tinjauan pustaka) agar hubungan antara yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas.
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir dalam bab dua, tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Bahkan, penelitian kuantitatif pun yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu, subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi (kaya ilmiah ) hasil penelitian kuantitatif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang dinyatakan secara singkat dan jelas. Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasrkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian yang jawabannya belum empirik.
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang berlandaskan teori dan pengalaman yang kuat. Hipotesis masih bersifat tentatif, yaitu hipotesis harus diuji dan diukur kebenarannya melalui penelitian lapangan. Hipotesis berfungsi sebagai pedoman yang menentukan arah penelitian mulai dari penyusunan desain, penentuan indikator variabel yang diukur, penyusunan instrumen, sampai dengan teknik analisis data.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif yang tidak bersifat eksploratif dan deskriptif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya, hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Berkenaan dengan istilah hipotesis maka perlu dibedakan antara pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di atas, sedangkan pengertian hipotesis statistik itu ada jika penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik.
Dalam suatu penelitian dapat terjadi hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin terdapat hipotesis penelitian, tetapi tidak akan ada hipotesis statistik. Ingat bahwa hipotesis itu jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan diuji ini dinamakan hipotesis kerja. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun berdasarkan atas teori yang dipandang andal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih diragukan keandalannya.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan, pengaruh, atau perbedaan antara variabel, tetapi juga telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
Contoh,
Jika dirumuskan dalam bentuk hubungan akan manjadi, Ada hubungan posistif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan akan manjadi,
Siswa SMP yang tingkat kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam mata pelajaran Matematika dibadingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Jika dirumuskan dalam bentuk pengaruh akan manjadi,
Ada pengaruh signifikan tingkat kecerdasan siswa SMP terhadap prestasi belajar mereka dalam mata pelajaran Matematika.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (1) menyakatan pertautan antara dua variabel atau lebih, (2) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (3) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, dan (4) dapat diuji secara empiris.
Hipotesis adalah dugaan, atau jawaban, atau kesimpulan yang sifatnya sementara. Dugaan itu, berasal dari kesimpulan kerangka pemikiran yang terinci menurut urutan yang sesuai dengan urutan masalah yang telah dirumuskan. Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Dugaan atau jawaban sementara itu, mungkin benar, mungkin juga salah. Jika, salah akan ditolak dan akan diterima apabila fakta-fakta (empiris) membenarkannya. Penolakan dan Hipotesis adalah dugaan, atau jawaban, atau kesimpulan yang sifatnya sementara. Dugaan itu, berasal dari kesimpulan kerangka pemikiran yang terinci menurut urutan yang sesuai dengan urutan masalah yang telah dirumuskan. Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Dugaan atau jawaban sementara itu, mungkin benar, mungkin juga salah. Jika, salah akan ditolak dan akan diterima apabila fakta-fakta (empiris) membenarkannya. Penolakan dan
Kesimpulan (sementara) dari hipotesis tidak dibuat semena-mena, tetapi didasarkan pada pengetahuan yang diperoleh dari: (1) hasil-hasil serta problematika yang timbul dari penelitian terdahulu, (2) renungan atas dasar pertimbangan yang logis, dan (3) hasil penelitian eksploratif yang dilakukan sendiri, dan sebagainya.
Ada perbedaan antara hipotesis dengan teori. Hipotesis merupakan pemecahan masalah yang telah dirumuskan, sedangkan teori merupakan pemecahan atau jawaban terakhir yang diperoleh setelah pengujian hipotesis, atau sebagai hasil suatu penelitian. Jadi, sifat-sifat dari hipotesis dapat dikenali sebagai berikut: (1) setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap masalah yang
akan diteliti, dan (2) setiap hipotesis harus dapat diuji tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang paling sesuai dengan segala macam bukti yang dapat dikumpulkan. Menurut Tang dkk. (2008: 125-127) hipotesis dirumuskan berdasarkan landasan teori atau berdasarkan tinjauan pustaka. Hal yang tidak tepat apabila ada pandangan mengatakan bahwa penelitian harus memuat hipotesis. Pandangan itu diakibatkan oleh adanya persepsi yang menganggap bahwa penelitian tanpa hipotesis tidak bersifat ilmiah. Kesalahpahaman ini dapat dihindari dengan memahami sifat penelitaian yang berbeda. Misalnya, kalau penelitian bertujuan memahami fenomena-fenomena siosial, budaya, dan pendidikan maka hipotesis dapat diganti dengan pertanyaan penelitian. Masalah atau pertanyaan penelitian seperti inilah yang harus dijadikan panduan oleh peneliti. Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya. Ciri hipotesis yang baik adalah (1) menyatakan hubungan, (2) sesuai dengan fakta, (3) berhubungan dengan dinamika ipteks, (4) dapat diuji, (5) sederhana, dan (6) menerangkan hubungan fakta dan dapat dikaitkan dengan teknik pengujianya.
Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis berdasarkan kategori, rumusannya (a) hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh variabel dengan variabel lain. (b) hipotesis alternatif, yaitu hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara atau ada pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel lain.
2. Hipotesis berdasarkan sifat variabel yang akan diuji, rumusanya (a) hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang terdiri atas hubungan sejajar timbal balik (misalnya, hubungan antara kemampuan fisika dengan matematika). Hubungan sejajar timbal balik (misalnya, hubungan antara waktu proses belajar mengajar dengan kejenuhan mahasiswa). (b) 2. Hipotesis berdasarkan sifat variabel yang akan diuji, rumusanya (a) hipotesis tentang hubungan, yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang terdiri atas hubungan sejajar timbal balik (misalnya, hubungan antara kemampuan fisika dengan matematika). Hubungan sejajar timbal balik (misalnya, hubungan antara waktu proses belajar mengajar dengan kejenuhan mahasiswa). (b)