Pembelajaran Menulis, Kreatif, dan Produktif

B. Pembelajaran Menulis, Kreatif, dan Produktif

4. Pembelajaran

Dalam bahasa sederhana kata belajar atau pembelajaran dapat dimaknai sebagai proses menuju ke arah yang lebih baik dengan cara sistematis. Bruner dalam Iskandarwassid (2009: 4) mengemukakan bahwa proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap informasi adalah proses penjelasan, penguraian, atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tahap taransformasi adalah proses peralihan atau perpindahan prinsip struktur ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan melalui informasi. Namun, informasi itu harus dianalisis, diubah, atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Dalam hal ini bantuan dan peranan pengajar sangat diperlukan.

Teori belajar yang lain dikemukakan oleh Gagne dalam Iskandarwassid (2009: 4-5) menetapkan proses belajar melalui analisis Teori belajar yang lain dikemukakan oleh Gagne dalam Iskandarwassid (2009: 4-5) menetapkan proses belajar melalui analisis

Variasi perubahan dapat diamati melalui proses tingkah laku, berturut-turut sebagai berikut.

1) Jawaban yang khusus, suatu kegiatan belajar peserta didik yang ditampilkan melalui proses stimulus (S)- respons (R), S adalah situasi yang memberi stimulus, sedangkan R adalah respons atas stimulus.

2) Untaian atau rangkaian, suatu kegiatan belajar yang terjadi berdasarkan rentetan atau rangkaian respons yang dihubung- hubungkan.

3) Perbedaan yang beragam, proses belajar yang terjadi atas serangkaian respons yang khusus.

4) Penggolongan, jenis belajar yang terjadi atas penggolongan suatu

benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi.

5) Menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan landasan konsepnya.

6) Memecahkan masalah, kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah. Kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik yang mengakibatkan adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Prubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar dan mengajar dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru atau dosen sebagai pengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Inilah yang merupakan inti proses pembelajaran. Perubahan tersebut bersifat internasional, positif-aktif dan efektif fungsional.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan, atau apresiasi (penerima atau penghargaan). Perubahan tersebut dapat meliputi keadaan dirinya, pengetahuan, atau perbuatannya (Sabri, 2007: 31-32).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek melalui proses informasi, transformasi, dan evaluasi yang menciptakan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek melalui proses informasi, transformasi, dan evaluasi yang menciptakan

5. Kreatif

Sayogya (2008: 65) menjelaskan kata kreativitas adalah pengembangan, pertumbuhan manusia, pemahaman diri, perubahan, atau rehabilitasi pola pikir seseorang. Kreativitas merupakan sesuatu yang dipahami, pemecahan masalah disertai cara atau ide untuk melakukan sesuatu. Inti kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Kriteria kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu dimensi proses, segala proses yang dihasilkan dari proses dianggap sebagai produk kreatif, dimensi person, sering dikatakan sebagai kepribadian kreatif, dan dimensi produk kreatif, menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk gagasan.

Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif mencerminkan orisinilitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan lahirnya ide baru dan produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat peserta didiknya.

Untuk mengembangkan kreativitas, peserta didik perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya dapat merangsang peserta didik untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.

Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yaitu menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu. Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif yang diwujudkan dalam bentuk hasil karya baru.

Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan menurut Mulyasa dalam Rusman (2013: 324-325) di antaranya adalah (1) tahap pertama persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji, (2) tahap kedua inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional, (3) tahap ketiga iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan menurut Mulyasa dalam Rusman (2013: 324-325) di antaranya adalah (1) tahap pertama persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji, (2) tahap kedua inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional, (3) tahap ketiga iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat, dan

Hal yang sama diungkapkan Wallas dalam Munandar (2012: 39) tentang teori proses kreatif yang terdiri atas empat tahap, yaitu (1) periapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Tahap inkubasi, seseorang mencari dan menghimpun data atau informasi yang tidak dilanjutkan. Tahap ini seseorang seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, yaitu tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi mengeremnya. Tahap iluminasi adalah tahap timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru, dan tahap verivikasi atau tahap evaluasi, yaitu tahap kreasi baru harus diuji dengan realitas. Tahap ini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).

Mengacu pada teori di atas maka dapat dipahami bahwa kegiatan menulis tidak didapatkan seseorang dengan cara yang mudah atau sekali jadi, tetapi diperoleh melalui proses yang membutuhkan tahapan untuk mencapai hasil yang maksimal. Hal ini diungkapkan Rechek dan Lenner dalam Zaidin (2014: 87-88) bahwa penulis yang baik tidak menghasilkan tulisan dengan cara yang mudah atau sekali jadi, tetapi melalui tahapan yang panjang. Untuk kejelasan proses kreatif dapat divisualisasikan sebagai berikut.

Bagan 1 Tahapan Proses Kreatif Proses Kreatif

3 iluminasi

2 inkubasi

4 verivikasi

1 persiapan

6. Produktif

Sugono (2011: 1103) menjelaskan bahwa produktif berarti bersifat atau mampu menghasilkan (dalam jumlah banyak), mendatangkan (memberi hasil, bermanfaat). Produktivitas menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh dalam proses produksi. Dalam hal ini tidak terlepas dengan efisiensi dan efektivitas. Faktor penentu produktivitas meliputi faktor pengetahuan ( knowledge), keterampilan ( skills), kemampuan (abilities), dan perilaku (attitude).

Sulistiyani dan Rosida menjelaskan bahwa pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari produktivitas. Konsep pengetahuan lebih beroreantasi pada intelegensi, daya pikir, penguasaan ilmu, dan luas sempitnya wawasan yang dimiliki oleh seseorang. Keterampilan merupakan kemampuan dan penguasaan teknis operasional dalam bidang tertentu dan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seseorang. Pengetahuan dan keterampilan merupakan faktor pembentuk kemampuan, sedangkan perilaku merupakan kebiasaan yang terpolakan. Implikasi positif dari kebiasaan yang terpolakan sangat ditentukan oleh perilaku seseorang.

Boud, et.al. dalam Zaidin (2014: 248) menjelaskan bahwa istilah produktif mengacu pada beberapa jaringan. Pertama, mengacu pada gagasan bahwa refleksi produktif adalah sesuatu yang mengarah pada tindakan. Dalam konteks belajar dan bekerja, refleksi produktif tidak hanya tujuan tersebut, tetapi juga refleksi terjadi dalam konteks menghasilkan hasil belajar yang dapat diterapkan pada situasi yang nyata. Kedua, mengacu pada tautan produksi yang terjadi pada setiap tempat kerja tertentu. Ketiga, refleksi produktif untuk proses generatif yang memungkinkan individu lebih aktif melakukan pekerjaan dan belajar sesuai dengan kondisi yang dijalaninya. Refleksi produktif bertujuan memberi makna dalam diri sendiri untuk menciptakan konteks belajar yang kondusif, pengembangan pegetahuan, dan tempat kerja yang menyenangkan.

Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produktif adalah memberikan hasil yang bermanfaat untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, sedangkan produktivitas adalah hasil akhir yang didasari dengan faktor pengetahuan ( knowledge), keterampilan (skills), kemampuan ( abilities), dan perilaku (attitude). Jadi, produktivitas adalah hasil akhir yang dicapai dalam refleksi daya pikir dan pengetahuan yang merangsang terjadinya proses belajar dan berlatih untuk menghasilkan keterampilan, seperti menulis karya ilmiah, karya kreatif, karya reproduksi, dan sebagainya.