Ekolabel (Eco-Labelling)

6.17. Ekolabel (Eco-Labelling)

Ekolabel merupakan salah satu syarat yang ditetapkan pada perdagangan bebas abad 21, sebagai tanda bahwa produksi mata dagangan tersebut memenuhi persyaratan tidak merusak lingkungan. Mata dagangan yang tidak memiliki ekolabel akan ditolak oleh negara konsumen sehingga mata dagangan tersebut tidak dapat dipasarkan. Label yang terpasang pada mata dagangan tersebut juga menyatakan bahwa merek tersebut ramah lingkungan, dalam arti produk dan proses produksinya tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.

Ekolabel muncul sebagai akibat desakan dari masyarakat konsumen yang semakin sadar akan lingkungan dan membutuhkan produk yang bersih dan tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan. Tidak peduli suatu negara yang terhadap ekolabel akan mempersempit pangsa pasar produk – produk ekspornya karena semakin lama semakin banyak negara menerapkan standard tersebut. Bagi Indonesia, program ekolabel telah dimulai dari produk – produk ekspor hasil industri kehutanan.

Kemajuan yang diciptakan sektor industri di Indonesia telah memberikan kemakmuran bagi sebagian besar masyarakat, memperluas kesempatan kerja, menambah devisa negara, tetapi dari sisi lain menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Perkembangan industri membawa pesan dan harapan, tetapi juga ternyata beriringan dengan bencana ketika manusia belum bangkit kesadarannya. Apabila pencemaran menimbulkan bencana, kemudian mengundang protes dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat, barulah disadari bahwa pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan industri harus mendapatkan proporsi sebagaiman mestinya.

Dengan penerapan ekolabeling dan ISO 14000, Indonesia akan termasuk yang dirugikan karena sebagian besar negara – negara pengimpor komoditi non migas dari Indonesia akan menerapkan ekolabelling. Apabila produk komoditi perdagangan Indonesia tidak bersifat ramah lingkungan maka mau tidak mau produk Indonesia akan tidak diminati di pasaran internasional. Akibatnya ekspor kita akan menurun dan mengurangi penerimaan devisa Indonesia. Oleh karena itu Indonesia harus bergerak ke arah perbaikan kualitas komoditi perdagangan yang ramah lingkungan pula.

Untuk melaksanakan sistem ekolabeling ini diperlukan suatu institusi yang sifatnya independen. Institusi ini harus mempunyai kredibilitas yang tinggi, sehingga apa yang diputuskannya akan diterima oleh masyarakat konsumen secara luas. Syarat selanjutnya ialah bahwa proses pemberian label ecolabelling itu harus transparan demi mendapatkan kredibilitas tersebut.

Ekolabeling merupakan usaha untuk melindungi lingkungan. Usaha pemerintah dan masyarakat untuk secara langsung menekan produsen atau sektor industri untuk mengurangi pencemaran dari kegiatan usaha mereka masih belum begitu kuat. Oleh karena itu usaha untuk melindungi lingkungan harus dilakukan dengan cara menekan produsen melalui kemauan membeli konsumen (Pemakai produk).

Pada dasarnya produsen membuat barang adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam masyarakat dimana konsumen bertindak sebagai raja, kepuasan konsumen harus menjadi tujuan utama. Tanpa ada konsumen yang mau membeli produk suatu industri, maka cepat atau lambat kegiatan industri tersebut pasti akan berakhir. Oleh karena itu peranan konsumen sangat besar dalam usaha untuk melindungi lingkungan. Dengan mempengaruhi kesediaan membeli di pihak konsumen akan terpengaruh pula kegiatan produksi dari industri yang bersangkutan. Dengan semakin tinggi kesadaran konsumen mengenai konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, maka semakin hati – hati mereka membeli produk yang digunakannya.

Untuk memperoleh keyakinan mengenai produk dan proses produksi indutri yang bersahabat dengan lingkungan diperlukan institusi yang memberikan sertifikat bahwa produk tersebut telah bersahabat dengan lingkungan. Jadi ekolabel (ecolabelling) adalah suatu tanda yang menerangkan bahwa produksi mata dagangan tersebut telah memenuhi persyaratan untuk tidak merusak lingkungan.