Pengelolaan Lingkungan Hidup
6.15. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jika sasaran pengelolaan sumberdaya alam ialah ekosistem sumberdaya alam, maka sesungguhnya pengelolaan lingkungan atau lingkungan hidup sudah tercakup dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya alam. Akan tetapi, dalam beberapa keadaan, seperti dalam masalah kerusakan dan pengotoran lingkungan oleh kegiatan pertambangan dan industri, kegiatan pengelolaannya memang khusus ditujukan kepada perbaikan keadaan lingkungan, yaitu perbaikan kualita lingkungan hidup. Dalam hal inilah pengelolaan sumberdaya alam terpisah dari Jika sasaran pengelolaan sumberdaya alam ialah ekosistem sumberdaya alam, maka sesungguhnya pengelolaan lingkungan atau lingkungan hidup sudah tercakup dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya alam. Akan tetapi, dalam beberapa keadaan, seperti dalam masalah kerusakan dan pengotoran lingkungan oleh kegiatan pertambangan dan industri, kegiatan pengelolaannya memang khusus ditujukan kepada perbaikan keadaan lingkungan, yaitu perbaikan kualita lingkungan hidup. Dalam hal inilah pengelolaan sumberdaya alam terpisah dari
Chanlet (1973) membagi lingkungan hidup dalam tiga sistem, yaitu sistem lingkungan tanah, sistem lingkungan air dan sistem lingkungan udara. Dari sistem lingkungan hidup itu ternyata tanah, air dan udara dapat dianggap sebagai lingkungan hidup atau sumberdaya, yaitu sumberdaya fisik. Maka pada pengelolaan lingkungan hidup pun harus diusahakan melestarikannya.
Pada sistem lingkungan tanah, usaha-usaha yang perlu dikerjakan ialah rehabilitasi, pengawetan, perencanaan dan pendayagunaan tanah yang optimum. Pada sistem air dan udara, yang perlu diusahakan ialah pembersihan dari pengotoran dan pencegahannya. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka lingkungan hidup akan mundur kualitasnya dan akhirnya manusia takkan dapat memanfaatkannya lagi.
Jelaslah kiranya bahwa pengelolaan sumberdaya alam dan pengelolaan lingkungan hidup adalah kegiatan yang sama atau setidak-tidaknya sejalan dan saling mengisi (komplementer). Manusia memanfaatkan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat manusia yang terpenuhi segala keperluannya disebut makmur. Kemakmuran akan cepat berkurang dengan bertambahnya penduduk secara eksponensial dan berkurangnya sumberdaya alam yang tersedia.
Dalam hubungan ini Odum (1971a) mengemukakan pengertian daya dukung (“carrying capasity”) lingkungan dan sumberdaya alam untuk manusia. Daya dukung ini ialah jumlah populasi manusia yang optimal yang dalam jangka panjang dapat dipenuhi kebutuhannya oleh suatu satuan lingkungan/sumberdaya alam.
Menurut Odum berdasarkan kebutuhan manusia akan makanan nabati daya dukung ekosistem yang sumber energinya hanya matahari adalah 0,00025 orang/m2 untuk masyarakat daerah pertanian pada iklim bermusim tropika dan 0,000025 orang/m2 untuk masyarakat primitif di daerah hutan tropika. Pada tingkat populasi seperti ini, ekosistem berada dalam keadaan stabil.
Daya dukung tersebut dapat lebih besar apabila ada sumber makanan lain seperti perikanan. Selain itu, manusia tidak hanya memerlukan makanan melainkan juga kebutuhan-kebutuhan lain untuk menunjang kehidupannya.
Sampai batas tertentu daya dukung tersebut dapat dinaikkan dengan subsidi energi lain. Jadi, ada daya dukung maksimal dimana di atas itu lingkungan/sumberdaya alam takkan mampu mendukung lagi.
Selain dari itu, pemanfaatan sumberdaya alam dapat menimbulkan akibat sampingan berupa :
1. Kerusakan dan kemunduran pada sumberdaya alam
2. Pencemaran kimiawi, terutama pencemaran air dan udara.
3. Gangguan pada kesehatan, sebagai akibat pencemaran dan berjangkitnya wabah penyakit sebagai akibat adanya kegiatan yang mengganggu sumberdaya alam dan lingkungan.
4. Gangguan sosial, yaitu tekanan yang dialami masyarakat manusia sebagai akibat kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam berupa proyek-proyek pembangunan. Keempat hal itu menimbulkan masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup ini makin besar dengan makin besarnya jumlah penduduk. Secara empiris itu dapat disimpulkan beberapa hal :
1. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup harus didampingi program pembatasan jumlah penduduk.
2. Penduduk atau masyarakat manusia yang memanfaatkan sumberdaya alam perlu mendapat pendidikan dan penyuluhan agar mencegah atau setidak-tidaknya mengurangi
kerusakan.
3. Disamping pendidikan dan penyuluhan harus ada pula undang-undang dan peraturan-peraturan yang mengatur pemanfaatan sumberdaya alam agar kerusakan-kerusakan dapat dicegah atau dikurangi.
Makin banyak penduduk, masalah keterbatasan sumberdaya alam makin kritis. Oleh karena itu perlu ada usaha-usaha pembinaan, perlindungan dan pelestarian.Dalam beberapa hal, teknologi dapat mengganti kerugian akibat kerusakan pada sumberdaya alam, misalnya kerusakan pada hutan alam dapat diimbangi dengan adanya hutan tanaman atau tanaman pertanian yang lebih produktif. Tetapi pada umumnya, apabila manusia tidak melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka cepat atau lambat kelak manusia tidak dapat memanfaatkannya lagi.