Asas Dasar Ilmu Lingkungan
6. 10. Asas Dasar Ilmu Lingkungan
Ilmu pengetahuan yang sudah berkembang dan menghasilkan teori serta model harus didasari oleh azas yang kuat dan kokoh. Azas adalah penyeragaman secara umum yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menguraikan gejala dan situasi yang lebih khusus.
Azas dasar yang berkaitan dengan kehidupan manusia sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah :
a. Semua energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah bentuknya tetapi tidak hilang atau tidak hancur. Azas ini sering disebut dengan Hukum Kekekalan Energi. Contohnya energi matahari diserap oleh tumbuhan, diubah menjadi energi kimia dan melalui proses fotosintesa membentuk energi yang tersimpan dan telah atau dapat diubah dalam bentuk lain, tetapi tidak hilang dari alam semesta.
b. Tidak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Meskipun energi tidak pernah hilang dari alam, tetapi terus diubah ke dalam bentuk yang kurang bermanfaat atau tidak seluruh energi digunakan dalam proses. Contohnya, panas yang keluar dari tubuh organisme dalam suatu kegiatan, seperti lari, terbuang percuma.
c. Materi, energi, ruang, keanekaragaman dan waktu, semuanya termasuk sumberdaya alam. Tubuh organisme dibangun oleh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Ruang atau letak jasad hidup dari sumber makanan sangat menentukan perkembangan populasi jasad hidup tersebut. Perkembangan jasad hidup perlu waktu. Keanekaragaman jasad hidup akan menimbulkan dinamika. Contohnya pada musim kemarau persediaan air di gurun bagi hewan mamalia berkurang. Berhasil atau tidak mereka pindah ke tempat sumber air dari tempat semula tergantung tersedianya energi dan waktu untuk menempuh jarak tersebut. Jenis dan keanekaragaman sumber makanan juga merupakan sumberdaya alam yang berharga. Makin c. Materi, energi, ruang, keanekaragaman dan waktu, semuanya termasuk sumberdaya alam. Tubuh organisme dibangun oleh materi dan hidupnya bergantung pada energi. Ruang atau letak jasad hidup dari sumber makanan sangat menentukan perkembangan populasi jasad hidup tersebut. Perkembangan jasad hidup perlu waktu. Keanekaragaman jasad hidup akan menimbulkan dinamika. Contohnya pada musim kemarau persediaan air di gurun bagi hewan mamalia berkurang. Berhasil atau tidak mereka pindah ke tempat sumber air dari tempat semula tergantung tersedianya energi dan waktu untuk menempuh jarak tersebut. Jenis dan keanekaragaman sumber makanan juga merupakan sumberdaya alam yang berharga. Makin
d. Apabila pengadaan sumberdaya alam sudah mencapai optimum, maka penambahan jumlah justru akan mengurangi jumlah keuntungannya. Setelah mencapai batas maksimum maka penambahan jumlah justru tidak memberi keuntungan, kecuali keanekaragaman dan waktu, pengadaan semua sumberdaya alam akan berpengaruh merusak bila telah melampaui batas maksimum, bahkan menimbulkan kesan keracunan. Azas ini disebut azas penjenuhan. Pemanfaatan sumberdaya alam yang sudah jauh melewati batas maksimum akan menyebabkan penghancuran sumberdaya alam itu sendiri. Pemanfatan sumberdaya alam mempunyai batas optimum, berarti naik turunnya jumlah individu dalam populasi dipengaruhi oleh pengadaan sumberdaya alam.
e. Terdapat dua macam sumberdaya alam, yaitu sumberdaya alam yang pengadaannya merangsang pemanfaatannya dan sumberdaya alam yang tidak merangsang pemanfaatannya. Contohnya pengadaan beras akan meningkatkan konsumsi manusia dalam jangka waktu tertentu, sedangkan peningkatan produksi ubi kayu tidak meningkatkan konsumsi tersebut.
f. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat mengalahkan saingannya. Mahluk hidup mempunyai sifat untuk menyesuaikan diri atau adaptasi terhadap lingkungannya. Sifat tersebut merupakan sifat keturunan yang dimiliki oleh masing-masing organisme. Organisme yang memiliki tingkat menyesuaikan diri lebih besar akan lebih luwes atau daya elasitasnya akan lebih tinggi, akan lebih besar kemungkinan kelangsungan hidupnya. Kemampuan suatu organisme dalam bersaing yang besar akan mendesak jenis yang lain bahkan dapat memusnahkan jenis organisme yang kemampuan bersaingnya rendah. Mahluk hidup mempunyai tiga cara adaptasi, yaitu proses fisiologis (kekebalan tubuh terhadap serangan organisme pengganggu), proses morfologis (perubahan bentuk atau bagian tubuh organisme) dan perilaku atau kebiasaan lingkungannya. Contohnya manusia tahan terhadap muntaber walaupun setiap harinya mandi di kali (proses fisiologis), akar padi tanah kering bentuknya berbeda dengan bentuk akar padi sawah (proses morfologis) dan manusia yang hidup di kota akan mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan kebiasaan manusia yang hidup di desa (proses perilaku).
g. Keanekaragaman suatu komunitas semakin mantap dalam lingkungan yang keteraturan tatanannya makin tinggi. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah g. Keanekaragaman suatu komunitas semakin mantap dalam lingkungan yang keteraturan tatanannya makin tinggi. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah
h. Kejenuhan sebuah habitat oleh keanekaragaman individu tergantung pada cara individu memisahkan habitatnya tersebut. Setiap spesies mempunyai nicia, keadaan lingkungan yang spesifik, maka masing-masing spesies mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam sehingga dapat hidup berdampingan satu sama lain tanpa persaingan. Spesies-spesies yang berasal dari satu nenek-moyang berkembang biak terus dan membentuk spesies baru. Sejalan dengan perkembangan dalam perjalanan evolusinya, maka akan terbentuk habitat masing-masing dalam lingkungannya. Seandainya suatu tempat terdapat sekelompok spesies dengan kebiasaan serupa, toleransinya terhadap lingkungan bermacam-macam dan luas, maka berarti lingkungan tersebut ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil. i.
Keanekaragaman komunitas manapun sebanding dengan rasio antara biomassa dan produktivitas atau efisiensi penggunaan energi akan meningkat dengan makin kompleksnya komunitas. j.
Dalam perjalanan waktu (evolusi) perbandingan antara biomassa dan produktivitas pada lingkungan yang stabil akan naik. Apabila suatu sistem mengandung aliran energi melalui materi itu sebesar produktivitas maksimum, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersimpan dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk mendukung biomassa yang lebih besar melalui kompleksitas organisnya. Peristiwa tersebut merupakan proses maksimalisasi penggunaan energi dalam perjalanan evolusi organisme hidup (ekosistem). Penerapan azas ini senyatanya adalah apabila suatu saat masyarakat manusia berkembang makin maju, secara keseluruhan ada penurunan harga energi per unit produk nasional kotor per kapita naik dengan cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran energi per orang. k.
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengeksploitasi atau menguasai sistem yang belum mantap. Artinya ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Contohnya di daerah pasang surut hama tikus, beruk dan serangga hutan (sistem yang Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengeksploitasi atau menguasai sistem yang belum mantap. Artinya ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Contohnya di daerah pasang surut hama tikus, beruk dan serangga hutan (sistem yang
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepentingan relatif sesuai keadaan suatu lingkungan. Di dalam sebuah ekosistem yang sudah stabil, habitat yang sudah mantap, sifat responsif terhadap fluktuasi faktor alam yang tidak diduga ternyata tidak diperlukan. Di sini yang berkembang adaptasi dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi habitat itu. Implikasi yang penting, bahwa strategi evolusi di dunia ini tidak ada yang baik dan mandiri, tetapi tergantung pada keadaan lingkungan fisik. Populasi dalam ekosistem yang belum mantap kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibanding yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan yang telah lama kemantapannya tidak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi. Namun, perubahan yang drastis dalam ekosistem akan berakibat fatal, sebab secara genetika populasi tersebut kaku terhadap lingkungannya. m.
Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman dalam ekosistem mantap dan kemudian menggalakan stabilitas populasi yang lebih tinggi lagi. Kemantapan atau kestabilan, keanekaragaman populasi dan spesies suatu komunitas adalah hasil jalinan keseimbangan alam yang berlangsung dalam perjalanan masa yang lama sekali. Perombakan secara mendadak dan drastis yang menimpa ekosistem menyebabkan berbagai kerusakan dan terancam kemusnahan.
n.
Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi tergantung jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya memengaruhi populasi itu. Asas ini kebalikan dari azas di atas, kalau tidak ada keanekaragaman tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi menjadi tinggi. Bila terjadi interaksi sejumlah kecil spesies satu sama lain, sehingga terjadi perpanjangan waktu, maka kemungkinan akan terjadi perubahan perilaku.