Dampak Negatif Perkembangan IPA dan Teknologi

7.6.3. Dampak Negatif Perkembangan IPA dan Teknologi

Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolah dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Akal pikiran dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai sasaran tersebut.

Melalui akal pikirannya, manusia menciptakan peralatan baru, berupa mesin-mesin dan alat bantu lainnya, yang berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam waktu yang singkat.

Penggunaan mesin dan peralatan berteknologi tinggi, dapat mengeruk sumberdaya alam secara besar-besaran, kemudian dikirim ke industri-industri untuk diolah sehingga menjadi barang jadi. Tentunya kegiatan ini akan berdampak terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam, yang berarti akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sementara itu, dampak terhadap manusia akan mengurangi atau menurunkan kualitas hidup manusia.

Kegiatan IPA dan teknologi yang pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, ternyata pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Kegiatan IPA dan teknologi dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu, maka kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung lingkungan atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.

Dampak langsung bersifat negatif akibat kegiatan IPA dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya : - Pencemaran udara - Pencemaran air - Pencemaran tanah

Ketiga macam pencemaran tersebut akan mengurangi daya dukung alam, karena itu perlu dihindari sebagai usaha menjaga kelestarian lingkungan.

7.6.3.1 Pencemaran udara

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar, berarti kenyamanan hidup manusia terganggu.

Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat Udara merupakan campuran berbagai macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Dalam udara terdapat

(klorofil) dan Ozon (O 3 ) untuk menahan sinar ultraviolet.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Namun, udara yang benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar. Udara tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Kerusakan lingkungan berarti berkurangnya daya dukung alam yang selanjutnya mengurangi kualitas hidup manusia.

Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya. Komponen pencemar udara dapat mencemari udara secara sendiri -sendiri atau secara bersama-sama. Pencemar udara digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu:

1. Karbon monoksida (CO). Suatu komponen gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Karbon monoksida terbentuk dari proses pembakaran tidak sempurna terhadap Karbon atau pada suhu tinggi Karbon dioksida terurai menjadi Karbon monoksida dan atom Oksigen.

Sumber Karbon monoksida yang paling banyak adalah transportasi yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Sumber CO yang kedua terbanyak adalah pembakaran hasil- hasil pertanian (sampah, sisa-sisa kayu di hutan). Sumber CO yang ketiga adalah industri besi dan baja. Pengaruh CO terhadap tubuh terutama disebabkan karena reaksi antara CO dengan haemoglobin (Hb) di dalam darah.

Haemoglobin dalam darah secara normal berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa Oksigen (O 2 ) dari paru-paru ke sel tubuh, dan membawa Carbon dioksida (CO 2 ) dari sel-sel tubuh ke paru – paru. Dengan adanya CO, haemoglobin dapat membentuk karboksihaemoglobin (COHb). Jika reaksi demikian yang terjadi maka kemampuan darah untuk mentransfer oksigen menjadi berkurang. COHb lebih tinggi, dapat mengakibatkan kematian.

2. Nitrogen oksida (NO x ) Nitrogen oksida adalah kelompok gas di atmosfer, terdiri dari gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2 ). NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO 2 mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau menyengat. Gas NO x di udara terutama berasal dari buangan hasil pembakaran yang ke luar dari generator pembangkit listrik stationer atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam, kebakaran hutan, pembakaran sampah padat, pembakaran sampah pertanian. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar 2. Nitrogen oksida (NO x ) Nitrogen oksida adalah kelompok gas di atmosfer, terdiri dari gas nitrit oksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2 ). NO merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO 2 mempunyai warna coklat kemerahan dan berbau menyengat. Gas NO x di udara terutama berasal dari buangan hasil pembakaran yang ke luar dari generator pembangkit listrik stationer atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam, kebakaran hutan, pembakaran sampah padat, pembakaran sampah pertanian. NO mempunyai kemampuan membatasi kadar

3. Hidrokarbon (Hydrocarbon = HC) Komponen hidrocarbon hanya terdiri dari unsur Hidrogen dan Carbon. Pembakaran tidak sempurna dalam mesin mobil, pengisian bensin ke dalam tangki bensin kendaraan, selalu terjadi penguapan, HC dapat berupa gas, cair dan padat, senyawa HC dapat menyebabkan kanker.

4. Sulfur oksida (SO x ) SO x terutama disebabkan oleh dua komponen gas yang tidak berwarna, yaitu Sulfur dioksida (SO 2 ) dan Sulfur trioksida (SO 3 ). SO 2 mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak terbakar di udara, sedangkan SO 3 merupakan komponen yang tidak reaktif. SO 2 bila beraksi dengan uap air akan membentuk asam sulfat, yang akan merusak permukaan logam (rel kereta api, kendaraan, pagar halaman rumah), merusak batu-batuan (granit, pualam), merubah warna benda dan benda menjadi rapuh (plastik, karet, kertas), SO x mengakibatkan iritasi pada sistem pernapasan. Pencemaran SO x di udara terutama dari pemakaian batubara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, proses industri.

5. Partikel Partikel adalah pencemar udara yang dapat ada bersama-sama dengan bahan atau pencemar lainnya. Partikel meliputi berbagai macam bentuk dan dapat berupa: - Aerosol, partikel yang terhambur dan melayang di udara.

- Fog atau kabut, partikel berupa butiran air yang berada di udara. - Smoke atau asap, pertikel berupa campuran antara butiran padat dan cairan yang terhambur melayang di udara. - Dust atau debu, partikel berupa butiran padat yang terhambur dan melayang di udara karena ada hembusan angin. - Mist, mirip kabut, butiran cair yang terhambur dan melayang di udara (bukan butiran air) - Fume, mirip asap hanya penyebabnya aerosol yang berasal dari kondensasi uap panas. - Plume, asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri ( pabrik )

- Haze, semua aerosol yang mengganggu pandangan di udara. - Smog, bentuk campuran antara smoke dan fog. - Smaze, campuran smoke dan haze.

Polutan tersebut akan berpengaruh pada manusia bila pertikel tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah dimensi pertikel yang akan menentukan seberapa jauh penetrasi partikel ke dalam sistem pernafasan. Sistem pernafasan memiliki beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya pertikel-partikel tersebut ke dalam paru-paru. Pertikel berpengaruh terhadap tanaman terutama kerena debunya, dimana debu tersebut bila bergabung dengan uap air atau air hujan (gerimis) akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun yang tidak dapat dibilas oleh air hujan, kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu berlangsungnya proses fotosintesa pada tanaman, kerena menghambat masuknya sinar matahari ke

permukaan daun dan mencegah adanya pertukaran CO 2 dengan oksigen. Akibatnya tanaman akan terganggu. Pencemaran partikel yang berasal dari alam seringkali dianggap wajar. Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat kenyamanan hidup, maka hal tersebut akan dianggap sebagai musibah bencana alam. Contohnya abu dan bahan vulkanik dari letusan gunung api. Sumber pencemaran pertikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batubara, proses industri, kebakaran hutan, gas buang alat transportasi.

7.6.3.1.1. Nilai Ambang Batas (NAB)

Nilai Ambang Batas (NAB) diartikan sebagai batas aman suatu polutan agar kualitas udara masih tetap terlindungi. Ada istilah lain, yaitu Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD). NAB dapat digunakan bagi udara bebas untuk suatu polutan, sedangkan KTD lebih sesuai digunakan pada lingkungan kerja, misalnya di suatu ruang pabrik, di dalam kompleks industri, yang pada dasarnya untuk melindungi para pekerja yang sehari – hari berada dalam lingkungan dimana bahan – bahan pencemar secara terus – menerus ada.

7.6.3.1.2. Kebisingan

Ada pencemaran udara yang tidak termasuk pada komponen pencemar udara CO, SO x , NO x , HC maupun pertikel, berpengaruh terhadap lingkungan yang akhirnya dapat memengaruhi kenyamanan hidup manusia. Pencemaran tersebut antara lain kebisingan.

Kemajuan industri dan teknologi antara lain ditandai dengan pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh manusia secara cepat. Untuk membantu mobilitas manusia dalam melaksanakan tugasnya digunakanlah alat-alat transportasi bermesin. Untuk mencukupi segala prasarana dan sarana digunakan pula peralatan bermesin untuk keperluan membangun konstruksi fisik.

Pemakaian mesin tersebut sering kali menimbulkan kebisingan. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan dan merambat melalui udara, maka kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran udara, walaupun susunan udara tidak mengalami perubahan.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Apabila syaraf pendengaran tidak menghendaki rangsangan tersebut maka bunyi tersebut dinamakan kebisingan.

7.6.3.1.3. Penyemprotan Insektisida.

Sudah sejak lama serangga (insekta) menjadi pengganggu kenyamanan hidup manusia. Serangga dengan jumlah yang lebih akan menjadikan hama. Serangga dapat menyerang dan merusak lahan pertanian sehingga mengakibatkan kegagalan penen. Serangga di sekitar rumah juga sangat mengganggu, bahkan dapat menjadi media persebaran penyakit tertentu. Oleh karena itu manusia berusaha untuk memberantas serangga yang mengganggu tersebut.

Pada umumnya insektisida pembunuh serangga disemprotkan ke udara. Penyemprotan insektisida pada lahan pertanian dan serangga pengganggu di sekitar rumah (nyamuk, kecoa, semut) juga dibunuh dengan menyemprotkan insektisida. Penyemprotan insektisida ke udara tanpa disadari sebenarnya merupakan penyebab pencemaran udara. Walaupun pemakaian insektisida ditujukan untuk membunuh serangga, namun apabila pemakaiannya berlebihan dan dalam waktu yang cukup lama maka insektisida dapat berdampak negatif terhadap manusia. Oleh karena itu pemakaian insektisida harus dilakukan secara seksama.

7.6.3.2. Pencemaran air

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat–sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya benda–benda asing yang Pencemaran air adalah penyimpangan sifat–sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Adanya benda–benda asing yang

Sifat kimia-fisika air yang umumnya diuji dan dapat digunakan untuk menentukan pencemaran air adalah :

1. Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas. Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu antara 6-8, sedangkan air yang tercemar, nilai pH-nya tergantung jenis pencemarannya (limbahnya). Air segar dari pegunungan biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, semakin lama pH air akan menurun menuju kondisi

asam. Hal ini karena bertambahnya bahan–bahan organik yang membebaskan CO 2 bila mengalami proses penguraian. Air limbah industri bahan anorganik pada umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah yang tinggi sehingga keasamannya juga tinggi atau pH-nya rendah. Adanya besi sulfur (FeS 2 ) dalam jumlah tinggi di dalam air juga akan meningkatkan keasamannya, karena FeS 2

dengan udara dan air akan membentuk H 2 SO 4 dan besi (Fe) yang larut.

Perubahan keasaman pada air limbah, baik ke arah alkali (pH naik) maupun ke arah asam (pH turun), akan sangat mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.Selain itu,air limbah yang mepunyai pH rendah bersifat sangat korosif terhadap baja dan sering mengakibatkan pipa besi menjadi berkarat.

Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman yang tinggi belum tentu mempunyai pH yang rendah.Suatu asam lemah dapat mempunyai keasaman yang tinggi artinya potensi untuk melepaskan hidrogen, misalnya asam karbonat, asam setat dan asam organik lainnya.

Alkalinitas berkaitan dengan dengan kesadahan air, yang merupakan salah satu sifat air. Adanya ion Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air tersebut.Air dengan tingkat kesadahan tinggi dapat menimbulkan korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa,dapat menimbulkan endapan atau kerak dalam wadah pengolahan.

2. Suhu Air sering digunakan sebagai media pendingin dalam berbagai proses industri. Air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya,yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya.

Naiknya suhu air akan menurunkan jumlah oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya,yang bila batas suhu yang mematikan terlampaui,ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.

Suhu air kali atau limbah yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen.

3. Oksigen Terlarut. Oksigen adalah gas tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya, makhluk yang tinggal di dalam air bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menentukan kualitas air.

Kehidupan dalam air dapat bertahan bila terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 mg oksigen untuk setiap liter air. Selebihnya bergantung pada kepada ketahanan organisme, derajat keaktifan, kehadiran bahan pencemar, suhu air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfir (udara) yang masuk ke dalam air.

Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan dan hewan air lain yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya oksigen terlarut terlalu tinggi juga mengakibatkan proses korosi yang semakin cepat, karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam.

4. Karbon dioksida dalam air Kepekatan oksigen terlarut dalam air bergantung kepada kepekatan Karbon dioksida yang ada. Bila udara bersentuhan dengan permukaan air, maka Karbon dioksida dari udara bertukar dengan yang ada di air. Pada air yang tenang terjadi sedikit pertukaran, bila air bergelombang maka pertukaran akan menjadi semakin cepat. Proses pertukaran yang terjadi disebut difusi.

Karbon dioksida juga terdapat dalam air hujan yang terbawa pada saat tetes air turun dari udara. Hal ini mengakibatkan air hujan agak bersifat asam.

5. Warna dan Kekeruhan Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau hijau. Air sungai biasanya berwarna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur. Air limbah yang mengandung besi dalam jumlah yang besar berwarna coklat kemerahan. Warna air yang tidak normal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik jasad 5. Warna dan Kekeruhan Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di rawa-rawa berwarna kuning, coklat atau hijau. Air sungai biasanya berwarna kuning kecoklatan karena mengandung lumpur. Air limbah yang mengandung besi dalam jumlah yang besar berwarna coklat kemerahan. Warna air yang tidak normal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air. Kekeruhan menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu, seperti bahan organik jasad

6. Padatan Padatan di dalam air akan mengendap pada dasar air, yang lambat laun akan menimbulkan pendangkalan. Akibat lain dari padatan adalah tumbuhnya tanaman air tertentu dan menjadi racun bagi makhluk lain. Banyaknya padatan menunjukan banyaknya lumpur yang terkandung dalam air. Pada dasarnya air yang tercemar selalu mengandung padatan.

7. Nitrat Nitrogen sebagai sumber nitrat banyak terdapat di udara. Hanya sedikit organisme yang dapat langsung memanfaatkan nitrogen dari udara. Tumbuhan dapat menghisap Nitrogen dalam bentuk Nitrat (NO 3 ). Pengubahan dari nitrogen bebas di udara menjadi nitrat dapat dilakukan secara biologis maupun kimia. Transformasi ini disebut Fiksasi (pengikatan) Nitrogen. Fiksasi kimia terjadi karena petir di udara memberikan cukup energi untuk menyatukan Nitrogen dan Oksigen, membentuk Nitrogen dioksida (NO 2 ). Gas ini bereaksi dengan air

membentuk asam nitrat (NO 3 ).

Tumbuhan dan hewan yang telah mati akan diuraikan proteinnya oleh pembusuk menjadi amoniak dan senyawa amonium. Nitrogen dalam air seni dan kotoran akan berakhir menjadi amoniak juga.

Bila amoniak diubah menjadi nitrit, maka dalam air akan terdapat nitrit. Nitrit sangat beracun di dalam air, tetapi tidak bertahan lama. Nitrat akan berubah menjadi nitrit dalam perut. Keracunan nitrit akan mengakibatkan wajah membiru dan kematian.

8. Phospor. Protein dan zat-zat organik lainnya mengandung phospor. Herbivora yang memakan tumbuhan akan mendapatkan phospor. Bila tumbuhan dan hewan tersebut mati, maka bakteri pengurai akan mengembalikan phospor itu ke dalam air sebagai zat organik terlarut. Kotoran sisa metabolisme hidup dimana akhirnya bakteri menguraikan senyawa organik ini menjadi phospor.

Organisme pengurai akan menguraikan senyawa organik menjadi Karbon dioksida dan air. Bakteri ini mengubah amoniak dan nitrit menjadi nitrat. Untuk proses ini diperlukan oksigen. Bila bahan organik dalam air hanya sedikit, maka bakteri akan dengan mudah menguraikannya tanpa gangguan keseimbangan Oksigen dalam air.

Oksigen yang digunakan akan tergantikan dengan cara-cara alamiah. Bila jumlah bahan organik tersebut banyak, maka bakteri pengurai akan melipat gandakan diri. Hal ini pada umumnya akan mengakibatkan terjadinya kekurangan Oksigen, seperti di rawa – rawa dan di dasar kolam dan danau yang airnya tidak mengalir.

Manusia terus-menerus membuang sampah organik ke dalam air sehingga akan terjadi kekurangan Oksigen dalam air. Pengujian yang berhubungan dengan kandungan Oksigen dalam air dibedakan menjadi dua, yaitu : - Uji BOD (Biochemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen biokimia. - Uji COD (Chemical Oxygen Demand), uji kebutuhan oksigen kimia.

1. Biochemical Oxygen Demand (BOD). BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk mengurai atau mengoksidasi bahan – bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah Oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan – bahan buangan tersebut. Bila konsumsi Oksigen tinggi, yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa Oksigen terlarut di dalam air, maka berarti kandungan bahan buangan yang membutuhkan Oksigen adalah tinggi.

Pada umumnya air yang tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. Hal ini karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikro organisme untuk mencegah bahan buangan organik menjadi bahan yang mudah menguap (ditandai dengan bau busuk).

Selain itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan Oksigen yang terlarut di dalam air mengikuti oksidasi biasa. Bahan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (industri roti, industri susu, industri mentega, industri pembekuan udang, industri pengalengan ikan), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia.

2. Chemical Oxygen Demand (COD) Untuk mengetahui jumlah bahan organik di dalam air dapat dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari uji BOD, yaitu berdasarkan reaksi kimia dari suatu bahan oksigen. Uji COD adalah suatu pengujian yang menentukan jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, untuk mengoksidasi bahan organik yang terdapat di dalam air.

Banyak bahan organik yang tidak mengalami penguraian biologis secara cepat berdasarkan pengujian BOD selama 5 hari, tetapi senyawa organik tersebut juga menurunkan kualitas air.

Bakteri dapat mengoksidasi bahan organik menjadi CO 2 dan H 2 O.

Bahan Pencemar Lainnya.

Ada beberapa bahan pencemaran lain yang berpengaruh terhadap kualitas air. Bahan pencemaran tersebut antara lain logam berat.

1. Merkuri (Hg) Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan, terdapat dalam bentuk senyawa dengan elemen lain. Merkuri hampir semuanya diproduksi dengan cara pembakaran merkuri sulfida (HgS) di udara, merkuri dilepas sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi.

Merkuri digunakan dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperluan, misalnya lampu merkuri, baterai merkuri. Merkuri digunakan juga sebagai fungsida, membunuh jamur dalam cat, pulp, kertas dan industri pertanian. Cat yang digunakan untuk kapal sering ditambah merkuri oksida (HgO) sebagai anti jamur atau merkuri asetat sebagai anti lapuk. Merkuri juga digunakan dalam proses bahan dasar plastik. Logam merkuri juga digunakan dalam termometer dan alat – alat pencatat suhu karena bentuk cairnya ada pada kisaran suhu yang lebar. Penggunaan merkuri dalam industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan.

Dalam kasus keracunan merkuri di Teluk Minamata (Jepang), merkuri sulfat yang digunakan dalam industri, dibuang ke laut Teluk Minamata. Komponen merkuri dapat mengkontaminasi ikan dan mahluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air. Selanjutnya ikan – ikan kecil dimakan oleh ikan atau hewan air yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri dalam rumahnya. Ikan dan hewan air tersebut kemudian dikonsumsi manusia, sehingga manusiapun dapat mengumpulkan merkuri dalam tubuhnya.

Semua komponen merkuri merupakan racun terhadap tubuh, merkuri di dalam tubuh dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan mengakibatkan kerusakan sel.

2. Timbal (Pb). Penggunaan timbal untuk produksi baterai penyimpanan untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik, untuk produk-produk logam, seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan 2. Timbal (Pb). Penggunaan timbal untuk produksi baterai penyimpanan untuk mobil, dimana digunakan timbal metalik, untuk produk-produk logam, seperti amunisi, pelapis kabel, pipa, solder, bahan

Sifat dari timbal antara lain titik cairnya yang rendah, merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah bentuknya, menjadi logam yang berfungsi sebagai lapisan pelindung bila kontak dengan udara lembab.

7.6.3.3. Pencemaran Tanah.

Dalam keadaan normal, tanah harus dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk pertanian, peternakan, kehutanan maupun permukiman. Tanah merupakan sumberdaya alam yang mengandung bahan organik dan anorganik yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sebagai faktor produksi pertanian, tanah mengandung air dan mineral, yang perlu ditambah untuk pengganti yang habis dipakai.

Pencemaran tanah dapat terjadi secara langsung, misalnya penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan (seperti plastik). Air yang mengandung bahan pencemar akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad hidup dalam tanah atau di permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar tersebut, akibatnya tanah juga akan tercemar.

Bentuk dan macam limbah yang dihasilkan manusia tergantung pada tingkat budaya manusia. Sebelum manusia mengenal kemajuan industri dan teknologi, limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan manusia pada umumnya bersifat organik. Dari segi kelestarian lingkungan, limbah bersifat organik lebih menguntungkan, karena dengan mudah dapat diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bahan yang mudah menyatu kembali dengan alam tanpa menimbulkan pencemaran pada lingkungan.

Kemajuan industri dan teknologi ternyata telah menambah jenis limbah manusia, yang semula sebagian besar bersifat organik menjadi bersifat organik dan anorganik. Bahan buangan anorganik yang sulit diurai oleh mikroorganisme dipisahkan dari bahan buangan organik dan dikumpulkan menjadi satu, dipisahkan dari bahan buangan gelas dan plastik, untuk memudahkan proses daur ulang bahan buangan tersebut. Proses daur ulang membuat bahan buangan menjadi bahan yang masih dapat dimanfaatkan lagi bagi kehidupan manusia.