Sistem Manajemen Lingkungan

6.16. Sistem Manajemen Lingkungan

Sistem manjemen lingkungan merupakan suatu proses yang menekankan upaya peningkatan efisiensi perusahaan dengan meminimalisasi keluaran limbah melalui proses produksi atau teknologi bersih lingkungan (yang dikenal dengan manajemen ekoefisiensi).

Minimalisasi limbah terdiri dari tiga aktivitas yang disebut dengan 3R, yaitu reduce (kurang), recycle (daur ulang) dan reuse (penggunaan kembali). Dalam meminimalisasi limbah kegiatannya adalah :

a. Mencegah timbulnya limbah dan pencemaran melalui substitusi bahan baku, perubahan proses atau penggunaan teknologi alternatif.

b. Mendaur – ulang limbah yang tidak dapat dicegah keberadaannya.

c. Mengamankan limbah yang telah diolah secara legal.

d. Mengelola limbah yang tidak dapat dicegah/ daur-ulang. Agar pengelolaan lingkungan dapat berjalan dengan efisien,dibutuhkan suatu kebijakan yang diterapkan dalam suatu sistem manajemen,dimana perlindungan menjadi prioritas utama.Dalam pengelolaan lingkungan perhatian utama umumnya pada aspek teknis pengawasan lingkungan dengan mengabaikan segi manusia .Hal ini sangat berbahaya terutama bila melihat fakta bahwa hak-hak yang menyangkut lingku ngan ,seperti limbah berbahaya,dapat menjadi topik yang sangat penting.Untuk menja dikan pengelolaan lingkungan sebagai salah satu bidang operasional yang penting dalam menciptakan suatu kondisi lingkungan yang sesuai untuk kehidupan di muka bumi,maka dilakukan penggabungan standar pengelolaan lingkungan kedalam ISO (International Organitation for Standarization) yang selanjutmaya dikenal dengan ISO 9000 dan ISO 14000.

Pertimbangan produk yang ramah lingkungan telah mengglobal dan saat ini produk tidak hanya harus bermutu dan ramah lingkungan tetapi juga ramah terhadap manusia.Dengan semakin baiknya penghasilan dan taraf hidup masyarakat ,konsumen dimana saja mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendak mereka.

Produsen harus meyakinkan konsumen bahwa produk yang dihasilkan benar-benar baik dalam arti kualitas, ramah lingkungan dan ramah manusia.Untuk itulah muncul ISO 9000 dan ISO 14000.

ISO 9000 merupakan jaminan bahwa produksi telah mengikuti standar yang ditentukan sehingga hasil yang diingin kan sesuai dengan mutu dan proses yang telah di tentukan. Jadi ISO

9000 merupakan pedoman standar untuk desain, pembuatan barang, penjualan dan pelayanan untuk suatu produk.

ISO 14000 membicarakan tentang prosedur dan sistem, bukan penentuan baku mutu ataupun ketentuan yang membatasi kegiatan perusahaan. ISO 14000 merupakan prosedur atau sistem pengelolaan lingkungan yang diusahakan untuk dipatuhi.

Dalam perkembangannya, sebagian besar perusahaan yang menjual produk ke negara maju dihadapkan pada ketentuan bahwa mereka sekarang harus membuktikan, melalui sertifikat, bahwa sistem manajemen mutu mereka telah sesuai dengan ISO 9000.

ISO 9000 muncul atas desakan konsumen dan pasar sehingga sifatnya adalah sukarela, sedangkan ISO 14000 muncul atas desakan perundang – undangan agar produk yang dihasilkan memenuhi tuntutan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Lingkungan memberikan kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia khususnya dalam bidang kesehatan, oleh karena itu kerjasama internasional di bidang perdagangan dan lingkungan merupakan hal yang penting dan perlu diintensifkan karena perdagangan internasional dapat membawa dampak positif maupun negatif, khususnya dalam bidang lingkungan hidup kebijaksanaan perdagangan dan lingkungan harus saling menunjang demi meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkelanjutan. Manfaat Sertifikat ISO 9000 dan ISO 14000, antara lain:

a. Perlindungan terhadap lingkungan.

b. Menunjukkan kesesuaian dengan peraturan.

c. Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif.

d. Penurunan biaya.

e. Penurunan kecelakaan kerja.

f. Peningkatan hubungan masyarakat.

g. Peningkatan kepuasan konsumen. Minimalisasi limbah adalah pengurangan sebanyak mungkin limbah berbahaya yang dihasilkan, diolah, disimpan, atau dikirim untuk dibuang. Minimalisasi limbah baik untuk industri, rumah tangga dan bentuk usaha lainnya, adalah langkah menuju masa depan. Keterbatasan lahan dan meningkatnya biaya pengelolaan dan pembuangan membuat minimalisasi limbah menjadi isu penting.

Dalam pengelolaan limbah berbahaya, minimalisasi limbah menjadi prioritas pertama dan prioritas kedua adalah pemulihan sumberdaya. Manfaat minimalisasi limbah adalah:

a. Mengurangi dampak lingkungan.

b. Meningkatkan keselamatan kerja.

c. Menyesuaikan dengan peraturan.

d. Mengurangi biaya operasional.

e. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.

f. Mengurangi kewajiban berkaitan dengan denda dan tuntutan hukum Pilihan minimalisasi bahan berbahaya intinya adalah pengurangan sumber. Bahan bahan berbahaya sebaiknya tidak digunakan dalam kegiatan operasional sejak awal, atau minimalisasi jumlah yang digunakan. Minimalisasi bahan dapat dilakukan dengan pilihan – pilihan sebagai berikut :

a. Substitusi, menggantikan produk atau bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya, bila dimungkinkan, atau dengan menggantikan proses dan peralatan yang menggunakan bahan yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya.

b. Pengendalian persediaan, mempersiapkan persediaan bahan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan waktunya, persediaan bahan – bahan berbahaya dapat ditekan pada tingkat minimal. Persediaan dapat juga ditekan dengan mengurangi jumlah yang digunakan.

c. Pemurnian bahan baku, bila satu atau lebih bahan baku dapat dimurnikan sebelum

dimasukan ke dalam proses, maka akan mengahasilkan limbah dalam jumlah yang sedikit.

d. Penjadwalan produksi,pengetatan jadwal produksi akan lebih sedikit aktivitas menghidupkan dan mematikan mesin untuk proses.

e. Hal ini dimungkinkan karena limbah semakin banyak dihasilkan saat mesin dalam

kondisi dingin .Pengaturan kerja, shift kerja yang efesien juga dapat meminimalisasi limbah.

f. Meningkatkan efesiensi, apabila seluruh aliran proses bahan berbahaya dibuat seefisien mungkin,maka dapat dilakukan minimalisasi bahan-bahan berbahaya. Produksi,

distribusi, penyimpanan dan pengggunaan bahan-bahan berbahaya secara efisien akan banyak membantu upaya tersebut.

Minimalisasi limbah berbahaya harus diimplementasi-kan, terutama ditujukan pada pengurangan volume total atau kadar toksisitas dari limbah yang dihasilkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : Minimalisasi limbah berbahaya harus diimplementasi-kan, terutama ditujukan pada pengurangan volume total atau kadar toksisitas dari limbah yang dihasilkan. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :

b. Pengolahan. Minimalisasikan bahan dan limbah dilakukan dengan prinsip 3R, yaitu:

a. Pengurangan (Reduce);suatu prinsip yang berupa pengurangan penggunaan bahan sehingga limbah yang sekarang harus juga ditangani.

b. Penggunaan ulang (Reuse): suatu prinsip pemanfaatan ulang bahan-bahan yang sudah dipakai. Melalui prinsip ini jumlah limbah yang harus ditangani akan berkurang.

c. Pendaur ulang (Recycle): suatu prinsip yang berupa proses kembali bahan yang sudah dipakai.