1. Ketersediaan Sumberdaya Alam

6. 3. 1. Ketersediaan Sumberdaya Alam

Penggolongan sumberdaya alam menurut ketersediaannya, maksudnya adalah bagaimana sumberdaya alam tersebut dapat diperbaharui atau diproduksi oleh alam setelah dieksploitasi. Sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resources/stock resources), dan sumberdaya alam yang dapat diperbarui (renewable resources/flow resources).

Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui atau tidak dapat pulih diartikan sebagai sumberdaya alam yang tersedia dalam jumlah dan kualitas yang tetap pada tempat dan waktu tertentu. Sementaraitu, sumberdaya alam yang dapat diperbarui atau dapat pulih merupakan sumberdaya alam yang selalu berubah jumlahnya.

Sumberdaya alam yang tidak dapat pulih, permasalahannya proses pemulihan dari masing- masing sumberdaya alam mengalami waktu yang berbeda. Jadi permasalahan pemulihan sumberdaya alam terletak pada dimensi waktu. Sumberdaya alam yang mengalami proses pemulihan atau pembuatan secara alami mengalami waktu yang sangat lama, maka sumberdaya alam tersebut digolongkan pada sumberdaya alam yang tidak dapat pulih.

Selain diperlukan waktu yang lama untuk memulihkannya, sumberdaya alam jenis ini mempunyai sifat bahwa volume secara fisik yang tersedia tetap dan tidak dapat diperbarui atau diolah kembali melalui tangan manusia. Jenis sumberdaya alam yang tergolong tidak dapat diperbarui antara lain logam, batubara, minyak bumi, dan gas alam. Sumberdaya alam jenis ini tidak dapat diproduksi oleh tangan manusia namun hanya dapat diproduksi melalui proses alami. Oleh karena itu, menggantikan sumberdaya alam yang sudah dieksploitasi membutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun saat ini dengan adanya teknologi namun proses itupun masih juga membutuhkan waktu yang relatif lama karena memerlukan proses penelitian.

Sumberdaya alam tidak dapat pulih dapat digolongkan lagi menjadi sumberdaya alam yang tidak dapat didaur ulang dan sumberdaya alam yang dapat didaur ulang. Sumberdaya alam yang tidak dapat didaur ulang mempunyai sifat berubah secara kimiawi melalui proses penggunaan, sehingga sumberdaya alam ini hanya dapat dipakai melalui satu kali proses penggunaan, akibatnya sumberdaya alam ini tidak dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya batubara, minyak bumi, gas alam. Sementara itu, sumberdaya alam yang dapat didaur ulang bersifat mempunyai umur penggunaan yang lama dan seringkali dapat dipakai ulang, karena sumberdaya alam ini tidak mengalami perubahan secara kimiawi akibat proses penggunaannya. Misalnya logam besi, kertas dan lain-lain.

Sumberdaya alam yang dapat pulih mempunyai sifat dapat habis dalam jangka pendek tetapi dapat diganti secara cepat pula melalui proses alami, misalnya pohon-pohon di hutan, persediaan air tanah, udara segar. Walaupun dapat pulih tetapi tidak berarti bahwa sumberdaya alam jenis ini tidak dapat habis atau pasti dapat diperbarui. Dapat atau tidak suatu sumberdaya alam diperbarui tergantung dari tingkat eksploitasi dan pemanfaatannya. Apabila pemanfaatannya melampaui kemampuan teknologi dan alam untuk memproduksi kembali, maka sumberdaya alam jenis ini dapat berkurang bahkan dapat saja habis atau punah. Kasus habisnya sumberdaya alam yang dapat diperbarui, dapat dijumpai pada punahnya hewan atau tumbuhan yang dahulunya ada, oleh karena itu semakin banyak hewan dan tumbuhan yang harus dilindungi. Hal itu menunjukkan bahwa tidak selamanya sumberdaya alam jenis ini dapat secara alamiah diperbarui, sehingga jenis sumberdaya alam ini disebut juga sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui. Sumberdaya alam jenis ini dapat dipertahankan ketersediannya bila proses eksploitasinya atau pemanfaatannya berada pada titik produksi yang berkelanjutan, yaitu pada kondisi dimana sumberdaya alam tersebut dapat dimanfaatkan tanpa mengurangi kemampuannya untuk memproduksi kembali pada suatu wilayah tertentu. Apabila pemanfaatan sumberdaya alam jenis ini melebihi tingkat sustainable (berkelanjutan) tersebut, maka penawaran sumberdaya alam ini akan berkurang atau bahkan dapat habis yang pada saatnya mengakibatkan proses degradasi lingkungan.

6. 3. 2. Kepemilikan Sumberdaya Alam. Menurut kepemilikannya sumberdaya alam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sumberdaya alam milik pribadi (private property resources) dan sumberdaya alam milik umum (common property resources).

Sumberdaya milik pribadi penguasaannya ada di bawah seseorang atau suatu institusi. Penguasaan sumberdaya alam di tangan seseorang atau suatu institusi, mengakibatkan pengeksploitasiannya relatif lebih rendah dibandingkan sumberdaya alam milik umum, sebab yang boleh mengambil dan memanfaatkan sumberdaya alam ini adalah pemiliknya.

Sumberdaya milik umum atau milik bersama hak penguasaan dan pengelolaannya ada pada semua orang. Namun, sumberdaya alam ini akan menjadi milik pribadi apabila sumberdaya alam ini sudah dimiliki atau dikuasai oleh seseorang. Selama sumberdaya alam tersebut belum menjadi hak milik atau dikuasai oleh seseorang maka sumberdaya alam tersebut masih milik umum. Sumberdaya alam milik umum cenderung dieksploitasi secara besar-besaran atau Sumberdaya milik umum atau milik bersama hak penguasaan dan pengelolaannya ada pada semua orang. Namun, sumberdaya alam ini akan menjadi milik pribadi apabila sumberdaya alam ini sudah dimiliki atau dikuasai oleh seseorang. Selama sumberdaya alam tersebut belum menjadi hak milik atau dikuasai oleh seseorang maka sumberdaya alam tersebut masih milik umum. Sumberdaya alam milik umum cenderung dieksploitasi secara besar-besaran atau

6. 3. 3. Pengelola Sumberdaya Alam. Berdasarkan pengelolaannya sumberdaya alam dapat digolongkan atas yang dikelola oleh pemerintah dan yang dikelola oleh swasta. Dasar pemikiran bahwa pengelola sumberdaya alam harus ada campur tangan pemerintah, karena pemerintah perlu memerhatikan aspek keadilan. Jadi meskipun sumberdaya alam tersebut milik pribadi dapat saja pemerintah yang mengelolanya, artinya tidak semua sumberdaya alam milik pribadi dapat dikelola secara pribadi.

Adanya campur tangan pemerintah terhadap pengelolaan sumberdaya alam biasanya berlaku untuk sumberdaya alam publik (public goods), sedangkan untuk barang pribadi (private goods) tetap dikelola oleh pihak swasta. Penggolongan sumberdaya alam menurut pengelolanya tergantung pada sistem kenegaraan di negara yang bersangkutan. Untuk Indonesia pengelola sumberdaya alam diatur dalam UUD 1945 pasal 33.