1. 5 aktivitas yang memberikan nilai tambah.
2. 60 aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan mungkin bisa
dikurangi 3.
35 aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah namun perlu dilakukan. Untuk lingkungan jasa, secara umum ketimpangan antar tiga jenis aktivitas
tersebut ternyata lebih besar lagi. Aktivitas yang memberikan nilai tambah hanya 1, sedangkan dua yang berikutnya masing-masing 49 dan 50. Ini
menunjukkan bahwa sektor jasa, upaya penerapan konsep lean bisa berpotensi meningkatkan efisiensi atau mengurangi pemborosan secara dramatis.
3.1.4. Tujuh Tipe Pemborosan Waste
Prinsip utama dari pendekatan lean adalah pengurangan atau peniadaan pemborosan waste. Menurut Sistem Produksi Toyota TPS, ada tujuh hal yang
dikategorikan sebagai pemborosan waste yaitu: 1.
Produksi berlebihan overproduction 2.
Menunggu waiting 3.
Transportasi transportation 4.
Proses yang tidak tepat inappropriate processing 5.
Persediaan yang tidak perlu unnecessary inventory 6.
Gerakan yang tidak perlu unnecessary motion 7.
Kecacatan defect Produksi berlebihan dianggap sebagai bentuk pemborosan yang paling
serius karena berpotensi menurunkan kualitas dan produktivitas serta menutupi
Universitas Sumatera Utara
berbagai masalah yang ada pada sistem produksi. Masalah kualitas bisa muncul disini karena dengan produksi berlebihan, karyawan akan sulit secara dini
mendeteksi adanya kecacatan. Produksi berlebihan juga mengakibatkan pemakaian kapasitas tidak tepat sehingga produk yang seharusnya bisa dikerjakan
lebih dini bisa tertunda penyelesaiannya. Ini senada dengan inventory yang berlebih. Inventory yang berlebih bisa dianggap topeng dari masalah yang ada.
Mesin yang kurang handal, tingkat kecacatan yang tinggi, dan supplier yang sering terlambat mengirim bahan baku menjadi tidak begitu kentara apabila
perusahaan memiliki berbagai macam persediaan secara berlebihan. Kegiatan menunggu juga merupakan pemborosan. Suatu komponen dalam
sistem produksi harus menunggu karena sudah dikerjakan di satu proses tetapi proses berikutnya belum siap karena operator mesin sibuk atau rusak. Kegiatan
menunggu juga bisa dialami oleh tenaga kerja, misalnya menunggu komponen yang belum datang atau mesin yang masih diperbaiki.
Semua kegiatan transportasi sebenarnya bisa dikatakan pemborosan. Namun yang bisa dikurangi adalah transportasi berlebihan seperti double handling. Kegiatan
transportasi berlebih berpotensi menimbulkan kecacatan atau penurunan kondisi produk. Begitu pula dengan gerakan-gerakan yang tidak perlu unnecessary
motion. Ini sering diakibatkan karena rancangan peralatan yang kurang ergonomis sehingga memaksa operator untuk melakukan gerakan-gerakan yang
sebenarnya berlebihan. Tujuh jenis pemborosan tersebut sedapat mungkin dikurangi secara terus-
menerus sehingga tercipta sistem yang lean. Namun karena masing-masing
Universitas Sumatera Utara
pemborosan tersebut berbeda karakteristiknya diperlukan pendekatan yang berbeda-beda pula untuk menguranginya. Namun secara keseluruhan pengurangan
pemborosan tersebut dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari dan mengerti proses dan mengerti pemborosan apa yang dominan di masing-masing
lokasi proses. Ini kemudian diikuti dengan identifikasi potensi perbaikan dan membuat apa yang dinamakan to be process, yakni konfigurasi proses yang
diinginkan. Skala perubahan yang harus dilakukan tergantung pada perbedaan antara apa yang terjadi sekarang as is dan proses yang diinginkan to be.
3.2. Penerapan Lean pada Berbagai Perusahaan Manufaktur