Keseimbangan Lintasan Produksi Rancangan Tindakan Perbaikan

No : 3 Nama Item Jumlah Pengecatan dan Pendempu lan Work center Produk : RODA LORRY Roda Lorry 1 Kode Item : B Gambar 6.5. Kanban Perintah Produksi

6.2.3. Keseimbangan Lintasan Produksi

Keseimbangan lintasan merupakan proses penempatan pekerjaan pada stasiun kerja SK sehingga target laju produksi dapat terpenuhi. Umumnya satu operator diasumsikan untuk satu stasiun. Lintasan produksi yang efisien adalah lintasan produksi yang dapat memenuhi target laju output dengan jumlah stasiun kerja yang minimum jumlah operator mimimum. Dalam menyeimbangkan lintasan diperlukan data waktu siklus, rating factor, dan allowance yang digunakan untuk memperoleh waktu baku yang digunakan menyeimbangkan lintasan dari setiap kegiatan yang dikerjakan oleh operator. Metode penyeimbangan lintasan yang digunakan adalah dengan metode Kilbridge Wester. Waktu siklus yang merupakan waktu baku dari setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 6.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.5. Waktu Siklus dari Setiap Stasiun Proses Cycle Time Pembuatan Mal 2100 Pembuatan Corong 5 Pencetakan Cup dan Drag 23 Memasukkan Bahan Baku 2 Peleburan 174 Pendinginan 720 Penuangan 2 Peembongkaran 6 Pembersihan 6 Pembubutan 66 Pendempulan dan Pengecatan 5 Pemotongan Ash 26 Pembubutan Ash 102 Pengepressan 3 Dalam menyeimbangkan lintasan kegiatan pembuatan mal dan pendinginan tidak dimasukkan karena pembuatan mal tidak selalu dikerjakan. Pembuatan mal dikerjakan apabila ada order yang jenisnya tidak pernah diproduksi oleh perusahaan, sehingga apabila ada order yang pernah dikerjakan di perusahaan tidak dilakukan pembuatan mal karena mal pola masih tersimpan. Demikian halnya dengan proses pendinginan karena pada proses ini tidak membutuhkan pekerja dan tidak mengkonsumsi waktu kerja. Proses ini dikerjakan menjelang shift kerja berakhir sehingga proses yang berlaku dalam penyeimbangan lintasan dapat dilihat pada Tabel 6.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.6. Waktu Siklus Setiap Proses No Proses Kegiatan Waktu 2 Pembuatan Corong 5 3 Pencetakan Cup dan Drag 23 4 Memasukkan Bahan Baku 2 5 Peleburan 174 6 Penuangan 2 7 Peembongkaran 6 8 Pembersihan 6 9 Pembubutan 66 10 Pendempulan dan Pengecatan 5 11 Pemotongan Ash 26 12 Pembubutan Ash 102 13 Pengepressan 3 Total 420 1. Menghitung Waktu Siklus Work Center Lini Perakitan Syarat waktu siklus lini: Waktu elemen kerja terbesar ≤ Waktu siklus ≤ Waktu total 174 menit ≤ Waktu siklus ≤ 420 menit Maka, diambil waktu siklus untuk setiap work center sebesar 174 menit. Hal ini disebabkan karena 174 menit merupakan elemen kerja dengan waktu terbesar, sehingga tidak dipilih waktu siklus yang lebih besar dari elemen ini agar tidak menambah pekerjaan operator pada elemen kerja ini. Hal ini dilakukan agar lebih seimbang dalam melakukan pembagian kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Membuat Precedence Diagram Precedence diagram untuk setiap proses pembuatan roda lorry dapat dilihat pada Gambar 6.6. 1 2 11 4 3 5 6 7 8 9 10 13 12 5 2 23 26 102 174 2 6 6 66 5 3 I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 6.6. Precedence Diagram 3. Menentukan Elemen-elemen Kerja untuk Masing-masing Region Berdasarkan precedence diagram dapat dilihat bahwa terdapat 9 region. Setiap kegiatan akan dialokasikan pada masing-masing region region akan menggambarkan work center tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 6.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.7. Menentukan Elemen Kerja Tiap-tiap Region Region Elemen Waktu Elemen menit Jumlah Waktu menit II 2 5 56 3 23 4 2 11 26 III 5 174 276 12 102 IV 6 2 2 V 7 6 6 VI 8 6 6 VII 9 66 66 VIII 10 5 5 IX 13 3 3 Berdasarkan pembagian region maka dapat dilihat bahwa apabila region tersebut menjadi work center maka terjadi ketidakseimbangan pada setiap stasiun dengan melihat bahwa waktu siklus setiap stasiun adalah 174 menit sehinggga ada work center yang melebihi waktu siklus tersebut dan work center lainnya memiliki waktu siklus yang lebih kecil, oleh sebab itu perlu dilakukan penyeimbangan dengan menggabungkan beberapa kegiatan untuk Universitas Sumatera Utara memenuhi waktu siklus dan tidak mengubah precedence diagram. Hasil alokasi work center yang diseimbangkan dapat dilihat pada Tabel 6.8. Tabel 6.8. Hasil Work Center yang Diseimbangkan Work Center Elemen Kerja Waktu Elem en T Jumlah Waktu Work Center menit Elemen Kerja I 2 5 158 Pembuatan Corong 4 2 Memasukkan Bahan Baku 3 23 Pencetakan Cup dan Drag 11 26 Pemotongan Ash 12 102 Pembubutan Ash II 174 174 174 Peleburan III 6 2 88 Penuangan 7 6 Pembongkaran 8 6 Pembersihan 9 66 Pembubutan 10 5 Pendempulan dan Pengecatan 13 3 Pengepressan Dengan operator kerja masing-masing work center adalah 1 orang. 4. Perhitungan Balance Delay dan Efisiensi Dari data di atas, maka dapat dihitung Balance Delay, dengan rumus: Universitas Sumatera Utara Sm n Si Sm n D n i . . 1 ∑ = − = Di mana: D = Balance Delay Sm = Waktu yang paling maksimum dalam Work Center n = Jumlah stasiun kerja Si = Waktu masing-masing stasiun I=1,2,3,…,n Maka, D = 174 3 88 158 174 174 3 x x + + − = 522 420 522 − = 0.20 Efisiensi dihitung dengan rumus: Efisiensi = 100 . 1 x C n Si n i ∑ = Di mana: C = Waktu Siklus Maka, Efisiensi = 100 174 3 420 × x = 80.46 Waktu kosong = 100 -Efisiensi = 100 -80.46 = 19.54 Indeks Penghalusan Smoothness Index SI Universitas Sumatera Utara SI = ∑ = − N i i Max WSK WSK 1 2 WSK max = Waktu terbesar dari stasiun kerja terbentuk WSK i = Waktu stasiun kerja i yang terbentuk N = Jumlah stasiun kerja yang terbentuk SI = ∑ = − + − + − N i 1 2 2 2 88 174 174 174 158 174 SI = 87.48

6.3. Evaluasi Hasil Rancangan