5.2.3. Perhitungan Takt Time
Takt time menyatakan seberapa sering seharusnya suatu produk diproduksi dalam sehari untuk memenuhi rata-rata permintaan pelanggan. Sesuai dengan
hasil peramalan, jumlah roda lorry yang akan diproduksi untuk November 2010 adalah 316 unit. Dalam satu bulan terdiri atas 4 minggu dan dalam 1
minggu terdapat 6 hari.
week emand per
Customer d per week
work time Available
Takt Time =
Customer demand per week = 316 unit bulan 4 minggu bulan
= 79 unit minggu ≈79 unit week
Jam kerja yang tersedia available time di setiap stasiun adalah 8 jam setelah dikurangi dengan waktu istirahat. Untuk persentase available time
diperoleh informasi bahwa produksi roda lorry mencapai 23 dibandingkan dengan keseluruhan jenis produk yang di produksi di PT Baja Pertiwi
sehingga untuk menghitung available time untuk roda lorry didasarkan atas informasi tersebut karena beberapa stasiun yang diperuntukkan untuk
memproduksi roda lorry juga digunakan untuk memproduksi produk yang lainnya. Sehingga available time dari 48 jam kerja setiap minggunya, maka
untuk roda lorry adalah 11,04 jam yaitu 662.4 menit. Perhitungan takt time dilakukan pada setiap stasiun dimulai dari stasiun paling akhir yaitu
pengepressan. Uptime = 100 dan Scrap = 0
Customer demand per week =
− 1
scrap Uptime
Output
Universitas Sumatera Utara
=
− 1
1 79
= 79 unit week
week emand per
Customer d per week
work time Available
Takt Time =
79 40
. 662
Takt Time =
= 8.39 menitunit Customer demand rate per day pada pengepressan akan menjadi dasar
perhitungan customer demand rate pada proses sebelumnya, yaitu proses pembubutan ash sesuai dengan prinsip pull system. Bagian pembubutan ash
yaitu sebagai berikut: Uptime = 100 dan Scrap = 0.01
Customer demand per week =
− 1
scrap Uptime
Output
=
− 01
. 1
1 79
= 79,80 unit week = 80 unit week
week emand per
Customer d per week
work time Available
Takt Time =
80 40
. 662
Takt Time =
= 8.30 menitunit
Universitas Sumatera Utara
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan takt time untuk proses pemotongan ash, pembubutan dan sebagainya dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Takt Time Stasiun Lainnya Proses
Uptime Scrap
Customer Rate Takt Time
Pengepressan 1
0.01 80
8.30 Pemotongan Ash
1 80
8.28 Pendempulan dan Pengecatan
1 80
8.28 Pembubutan
1 0.10
80 8.27
Pembongkaran 1
0.01 80
8.27 Pembersihan
1 0.01
80 8.27
Penuangan 1
80 8.27
Peleburan 0.9
89 7.44
Pemasukan Bahan Baku 1
89 7.44
Pembuatan Corong 1
89 7.44
Pembuatan Mal 1
89 7.44
Apabila dibandingkan dengan waktu baku pada Tabel 5.10, dapat dilihat ada beberapa kegiatan yang memiliki waktu proses di atas takt time. Proses
tersebut antara lain: a.
Pembuatan mal b.
Pemasukan bahan baku c.
Pembubutan roda d.
Pemotongan ash e.
Pembubutan ash
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Current State Map
Analisa current state map PT Baja Pertiwi Industri dilakukan untuk mengidentifikasi pemborosan-pemborosan yang terjadi sepanjang value
stream. Tahapan langkah yang dilakukan yaitu: 1.
Rincian kegiatan yang termasuk dalam value added time VA dan non-value added time NVA.
Dalam tahapan ini dikelompokkan aktivitas yang termasuk dalam value added dan non vakue added. Total value added time dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Total Value Added Time Aktivitas
Waktu menit
Pembutan mal 2100
Pembuatan Corong 6
Pencetakan Cup dan Drag 28
Memasukkan Bahan Baku 2
Peleburan 196
Penuangan 2
Pendinginan 720
Peembongkaran 8
Tabel 6.1. Total Value Added Time Lanjutan
Universitas Sumatera Utara