5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Pembentukan Current State Map
Current State Map diperlukan untuk memberikan gambaran awal proses yang berlangsung dalam perusahaan. Langkah-langkah pembentukan Current State Map
berdasarkan penelitan yang dilakukan pada PT Baja Pertiwi Industri adalah sebagai berikut:
5.2.1.1.Penentuan Produk Model Line
Produk yang menjadi model line didalam pembentukan Current State Map pada PT Baja Pertiwi Industri adalah roda lorry yang memiliki angka penjualan yang
paling tinggi diantara produk lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan. Sehingga produk roda lorry menjadi perhatian utama dalam melakukan analisis dalam
penelitian. Ada pun aliran proses produksi dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Universitas Sumatera Utara
I-1
Baja
O-1 T-1
Mal Campuran
Pasir
O-2
T-2 O-4
O-5
Diangkut ke dapur induksi dengan
crane
Peleburan Baja Pengangkutan ke
bagian pencetakan dengan crane
Cetakan diisi dengan cairan baja
Pembuatan cetakan
pasir
Cetakan didinginkan
Cetakan dibawa kebagian pembongkaran
dengan crane
T-3
O-6
Cetakan dibongkar Calon produk dibawa
kebagian pembersihan
T-4
O-7
Calon produk dibersihkan
Calon produk dibawa kebagian pembubutan
T-5
O-8
Proses pembubutan Cetakan
Campuran Pasir
O-3
Pembuatan corong
Calon produk dibawa kebagian pengecatan
dan pendempulan
T-6
O-9
Proses pengecatan dan pendempulan
Calon produk dibawa kebagian
pengempressan
T-7
O-12
Pengempresan roda dan ash
Ash
T-8
O-10
Dibawa ke bagian
pemotongan
Pemotongan Ash
T-9
Dibawa kebagian
pembubutan
O-11
Proses pembubutan
T-11
Dibawa kebagian pengempressan
S-1 2.71
174 0.25
23 5
2 12 jam
1.39
0.25
6 6.78
66 6
5.12
5 5.45
3 26
0.17
102 6.07
S-6 S-5
S-4 S-3
S-2 S-1
D-1
Ditumpuk di penerimaan bahan
baku Dipenumpukkan
Dipenum pukkan
Dipenum pukkan
Dipenum pukkan
Dipenum pukkan
Pemilahan bahan baku
40
40
Menunggu distasiun peleburan
D-2 180
Menunggu distasiun
pencetakan
D-3 180
Menunggu distasiun
pencetakan
D-4 120
Menunggu distasiun
pembongkaran
D-5 30
Menunggu distasiun
pembersihan
D-6 120
Menunggu distasiun
pembubutan
D-7 960
Menunggu distasiun pendempulan dan
pengecatan
D-11 480
Menunggu distasiun pendempulan dan
pengepressan
D-8 60
Menunggu distasiun
pemotongan
D-9 480
Menunggu distasiun
pembubutan
D-10 4
Menunggu distasiun
pengepressan
Gambar 5.1. Flow Process Chart Produksi Roda Lorry
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.2.Penentuan Value Stream Manager
Value Stream Manager memegang peranan penting dalam proses produksi dan harus memahami keseluruhan proses secara mendetail. Dalam penelitian ini,
Value Stream Manager yang dipilih adalah Bapak Rinaldi. Melalui Value Stream Manager dapat diketahui semua informasi dan data sekunder perusahaan.
5.2.1.3.Pembuatan Peta Untuk Setiap Kategori Proses Door-to-Door Flow di Sepanjang Value-stream
1. Cycle Time
Keadaan sebenarnya di lapangan perlu diketahui untuk membuat peta dari kategori proses baik itu untuk cycle time, changeover-time, dan sebagainya. Sebelum
menentukan cycle time dari setiap proses maka berdasarkan data waktu proses yang diamati dilakukan pengujian terhadap data tersebut antara lain melalui uji
keseragaman data untuk mengetahui ada tidaknya data yang berada di luar batas kendali, uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah
representatif. Berikut ini ditunjukkan pengujian cycle time pada stasiun pembuatan corong,
sedangkan untuk stasiun lainnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 5.4. Cycle Time Stasiun Pembuatan Corong Pengamatan
Cycle Time menit
1 3.58
2 3.98
3 3.5
4 3.75
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Cycle Time Stasiun Pembuatan Corong Lanjutan Pengamatan
Cycle Time menit
5 3.58
6 3.95
7 4.13
8 4.05
9 3.78
10 3.67
Berdasarkan data waktu siklus untuk stasiun pembuatan corong dilakukan uji keseragaman data, dengan perhitungan sebagai berikut:
80 .
3 10
67 .
3 .....
50 .
3 98
. 3
58 .
3 =
+ +
+ +
= =
∑
n X
X
n
Dimana n = jumlah pengamatan
22 .
1 10
80 .
3 67
. 3
... 80
. 3
50 .
3 80
. 3
98 .
3 80
. 3
58 .
3 1
2 2
2 2
2
= −
− +
− +
− +
− =
− −
=
∑ ∑
n X
Xi
σ
BKB = X
-
1.96 σ
BKA = X
+
1.96 σ
= 3.80 – 1.96 0.22 = 3.80 + 1.96 0.22
= 3.37 = 4.23
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.2. Peta Kontrol Cycle Time Stasiun Pembuatan Corong
Dari peta kontrol diatas terlihat bahwa semua data berada dalam batas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa data pembuatan corong telah seragam.
Setelah semua data yang diperoleh telah seragam maka dilakukan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh sudah representative.
Pengujian kecukupan data pada stasiun pembuatan corong dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Uji Kecukupan Data Stasiun Pembuatan Corong Pengamatan
X X
2
1 3.58
12.82 2
3.98 15.84
3 3.50
12.25 4
3.75 14.06
5 3.58
12.82 6
3.95 15.60
7 4.13
17.06 8
4.05 16.40
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5. Uji Kecukupan Data Stasiun Pembuatan Corong Lanjutan Pengamatan
X X
2
9 3.78
14.29 10
3.67 13.47
Total 37.97
144.60
4.80 97
. 37
97 .
37 144.60
10 40
40
2 2
2 2
2
=
−
=
−
=
∑ ∑
∑
X X
X N
N
Karena N’ = 4.80 N= 10 maka data cycle time di stasiun pembuatan corong sudah cukup.
Dengan cara yang sama dilakukan pula untuk stasiun lainnya dan diperoleh hasil pengujian keseragaman, kecukupan dan kenormalan data. Untuk rekapitulasi
hasil pengujian data pada setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Rekapitulasi Pengujian Data Proses
Uji Keseragaman Uji Kecukupan
Pembuatan Corong Seragam
Cukup Pencetakan Cup dan Drag
Seragam Cukup
Memasukkan Bahan Baku Seragam
Cukup Peleburan
Seragam Cukup
Penuangan Seragam
Cukup Peembongkaran
Seragam Cukup
Pembersihan Seragam
Cukup Pembubutan
Seragam Cukup
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.6. Rekapitulasi Pengujian Data Lanjutan Proses
Uji Keseragaman Uji Kecukupan
Pendempulan dan Pengecatan Seragam
Cukup Pemotongan Ash
Seragam Cukup
Pembubutan Ash Seragam
Cukup Pengempressan
Seragam Cukup
Berdasarkan hasil pengujian data maka dapat diambil nilai rata-rata dari setiap pengukuran cycle time pada setiap stasiun. Rekapitulasi waktu proses dapat dilihat
pada Tabel 5.7.
Table 5.7. Rekapitulasi Waktu Proses Proses
Cycle Time Pembuatan Corong
3.80 Pencetakan Cup dan Drag
14.95 Memasukkan Bahan Baku
1.22 Peleburan
141.60 Penuangan
1.16 Peembongkaran
4.69 Pembersihan
4.68 Pembubutan
56.86 Pendempulan dan Pengecatan
4.20 Pemotongan Ash
22.14 Pembubutan Ash
87.79 Pengempressan
2.41
Universitas Sumatera Utara
2. Waktu Baku
Setelah ditentukan waktu siklus, maka ditentukan waktu baku sebagai dasar untuk value stream mapping. Waktu baku dipengaruhi oleh rating factor dan allowance.
Perhitungan rating factor dan allowance untuk stasiun pembuatan corong dapat dilihat di bawah ini, namun untuk rating factor dan alllowance untuk operator pada
stasiun lainnya dapat dilihat pada lampiran. a.
Rating Factor
Rating Factor pada operator pembuatan corong adalah 1 karena pada stasiun ini hanya terdapat 1 orang pekerja sehingga diasumsikan bahwa pekerja
tersebut normal. Rating Factor untuk pekerja normal adalah 1. b.
Allowance Allowance operator pembuatan corong adalah sebagai berikut:
Tenaga yang dikeluarkan: Dapat Diabaikan 1
Faktor Allowance
Sikap Kerja : Duduk
1 Gerakan Kerja
: Normal Kelelahan Mata
: Pandangan Terputus-putus 1
Temperatur : Normal
2 Atmosfer
: Cukup 3
Keadaan Lingkungan : Sangat Bising
2
Jumlah : 12
Kebutuhan Pribadi : Pria
2
Universitas Sumatera Utara
Waktu baku untuk setiap kegiatan diperoleh dari waktu siklus setelah dengan mempertimbangkan rating factor dan allowance.
Waktu siklus = 3.80 menit
Rating Factor = 100
Allowance = 12
Maka, Waktu Normal = Waktu Siklus x Rating Factor
= 3.80 x 1 = 3.80 menit
Waktu Baku = Waktu Normal x
Allowance −
100 100
= 3.80 x
12 100
100 −
= 4.32 ≈ 5 menit
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan waktu baku untuk setiap proses. Berikut ini perhitungan waktu baku elemen lainnya yang dirangkum pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Perhitungan Waktu Baku Menit
No. Proses Waktu
Siklus Rating
Factor Waktu
Normal Allowance
Waktu Baku
Digenapkan
Pembuatan Corong 3.80
1 3.80
0.12 4.24
5 Pencetakan Cup dan Drag
19.45 1.01
19.64 0.13
22.20 23
Memasukkan Bahan Baku 1.22
1 1.22
0.15 1.40
2 Peleburan
141.60 1.03
145.85 0.19
173.56 174
Penuangan 1.16
1.06 1.23
0.17 1.44
2 Pembongkaran
4.69 1
4.69 0.18
5.53 6
Pembersihan 4.68
1 4.68
0.18 5.52
6
Universitas Sumatera Utara
Pembubutan 56.86
1 56.86
0.16 65.96
66 Pendempulan dan
Pengecatan 4.20
1.03 4.33
0.12 4.85
5
Tabel 5.8. Perhitungan Waktu....Lanjutan
No. Proses Waktu
Siklus Rating
Factor Waktu
Normal Allowance
Waktu Baku
Digenapkan
Pemotongan Ash 22.14
1 22.14
0.14 25.24
26 Pembubutan Ash
87.79 1
87.79 0.16
101.84 102
Pengempressan 2.41
1 2.41
0.17 2.82
3
3. Sketsa Stasiun Kerja
Kondisi tiap stasiun pada proses produksi roda lorry beserta sketsanya adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Mal
Pembuatan mal dilakukan sesuai dengan spesifikasi dari konsumen. Khusus untuk roda lorry proses pembuatan mal memakan waktu 5 hari. Pada stasiun ini terdapat 2
orang pekerja dimana pekerja pertama bertugas untuk melakukan penggambaran part yang dipesan oleh konsumen sedangkan pekerja kedua membuat membuat mal
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Simbol Keterangan
Operator Mal
Meja Operator Lemari
Perpindahan Operator Bahan Pembuat Mal
Tangga Pintu
Penumpukan Mal
Gambar 5.3. Layout Stasiun Pembuatan Mal
b. Pembuatan Corong
Corong digunakan pada proses peleburan yaitu untuk pengisian leburan baja ke cetakan pasir yang telah disusun sedemikian rupa. Bahan yang digunakan untuk
membuat corong adalah campuran pasir yang terdiri dari pasir, semen dan gula tetes yang berfungsi untuk mengikat pasir dan semen. Pembuatan corong ini menggunakan
cetakan yang terbuat dari besi. Pada stasiun ini terdapat satu orang pekerja.
Simbol Keterangan
Operator Semen
Pasir Gula Tetes
Perpindahan Operator Areal Kerja
Penumpukan Corong
Gambar 5.4. Layout Stasiun Pembuatan Corong
Universitas Sumatera Utara
c. Pencetakan cup dan drag
Cetakan terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas cup dan bagian bawah drag. Cetakan ini terbuat dari kayu jelutung. Cetakan tersebut akan diisi dengan pasir yang
telah digiling. Pada cetakan bagian atas dibuat saluran tempat mengalirkan logam cair dengan cara menempatkan pipa saluran di bagian tertentu. Setelah pasir padat
memenuhi tempat cetakan, cetakan tersebut dibalikkan. Mal diletakkan di cetakan bagian bawah kemudian ditutupi dengan pasir dan dipadatkan. Mal dikeluarkan dari
kayu tempat cetakan dan kemudian gas CO
2
disemprotkan pada lubang-lubang tertentu pada cetakan pasir agar pasir cetak lebih kuat dan kokoh.
Simbol Keterangan
Operator Pipa Aliran CO2
Campuran Pasir Perpindahan Operator
Areal Kerja Penumpukan Cetakan
Gambar 5.5. Layout Stasiun Pembuatan Cetakan
d. Peleburan
Setelah bahan baku dimasukkan kedalam ladel maka dibawa ke bagian peleburan untuk dilebur pada dapur induksi. Proses peleburan baja untuk seluruh produk yang
dihasilkan oleh PT. Baja Pertiwi dilakukan pada stasiun ini. Pada stasiun ini terdapat 3 orang pekerja dengan 3 dapur induksi. Hasil peleburan akan dituangkan ke dalam
ladel dan akan dibawa ke tempat pencetakan. Setelah dileburkan maka dilakukan
Universitas Sumatera Utara
pendinginan selama 12 jam. Proses pendinginan dikerjakan setelah shift kerja hampir berkahir.
Simbol Keterangan
Operator Power Supply
Dapur Induksi Perpindahan Operator
Panel
Gambar 5.6. Layout Stasiun Peleburan
e. Pembongkaran
Pembongkaran adalah pemisahan calon produk dari cetakan pasir. Hasil dari penuangan dibawa ke bagian pembongkaran dengan troli dan dimasukkan ke dalam
mesin pembongkar. Pengukuran waktu dilakukan pada seorang operator yang bekerja pada stasiun ini.
Simbol Keterangan
Operator Areal calon produk
Areal Pembongkaran Perpindahan Operator
Gambar 5.7. Layout Stasiun Pembongkaran
Universitas Sumatera Utara
f. Pembersihan
Setelah sebagian besar pasir cetakan terlepas dari produk, maka produk dibawa ke bagian pembersihan untuk melepaskan pasir-pasir yang masih melekat pada produk
yang tidak dapat terlepas dengan menggunakan mesin pembongkar. Pada stasiun terdapat 1 orang pekerja dan dilakukan pengamatan terhadap pekerja tersebut.
Simbol Keterangan
Operator Areal produk yang
telah dibersihkan Areal Pembersihan
Perpindahan Operator
Gambar 5.8. Layout Stasiun Pembersihan
g. Pembubutan
Setelah produk selesai dibersihkan, maka diangkut ke stasiun pembubutan roda lorry. Pembubutan dilakukan sesuai dengan spesifikasi produk yang menjadi permintaan
konsumen.
Simbol Keterangan
Operator Areal roda lorry
sebelum dibubut Areal roda loorry
setelah dibibut Perpindahan Operator
Mesin Bubut
Gambar 5.9. layout Stasiun Pembubutan Roda Lorry
Universitas Sumatera Utara
h. Pendempulan dan Pengecatan
Proses pengecatan dilakukan untuk melindungi produk dari korosi serta memberikan warna yang lebih menarik terhadap produk. Proses pengecatan dilakukan dengan
bantuan kuas dan alat semprot. Setelah produk dicat, maka produk tersebut dikeringkan untuk beberapa saat.
Simbol Keterangan
Operator Areal Produk Jadi
Areal Pengecatan dan Pendempulan
Perpindahan Operator
Gambar 5.10. Layout Stasiun Pendempulan dan Pengecatan
i. Pemotongan Ash
Ash digunakan sebagai poros roda lorry yang nantinya siap dipasangkan ke lorry. PT Baja Pertiwi tidak menghasilkan ash lorry namun membelinya dari perusahaan lain
dan dipotong pada pabrik sesuai dengan permintaan pelanggan. Operator pada stasiun ini ada 1 orang. Ukuran Ash mencapai 60 cm untuk setiap pemotongan.
Universitas Sumatera Utara
Simbol Keterangan
Operator Areal Ash
Mesin Potong Perpindahan Operator
Gambar 5.11. Layout Stasiun Pemotongan Ash
j. Pembubutan Ash
Setelah dipotong, maka ash dibawa kestasiun pembubutan untuk membentuk poros bertingkat, dimana pada bagian tengah memiliki diameter yang lebih besar dari pada
diameter pada bagian ujung yang dimaksudakan untuk mempermudah pengepressan dari roda lorry. Ada 1 operator yang bekerja distasiun ini.
Simbol Keterangan
Operator
Produk Jadi Perpindahan Operator
Mesin Bubut Areal Ash Sebelum
Dibubut
Gambar 5.12. Layout Stasiun Pembubutan Ash
Universitas Sumatera Utara
k. Pengepressan
Pengepressan dilakukan untuk menyatukan ash dan roda lorry. Terdapat 1 orang pekerja yang menangani pengepressan. Setelah di press maka produk dibawa ke
penyimpanan sementara.
Simbol Keterangan
Operator Produk Jadi
Perpindahan Operator Mesin Bubut
Areal Ash Lorry
Areal Lorry
Gambar 5.12. Layout Stas i
un Pengempressan
5.2.1.3.Pembentukan Peta Aliran Keseluruhan Pabrik
Pada tahap ini, setiap proses sepanjang value stream digabungkan dengan aliran material dan aliran informasi sehingga menjadi satu kesatuan aliran dalam
pabrik. Penjelasan kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aliran Material
Aliran material menggambarkan pergerakan material utama dalam proses produksi di sepanjang value stream. Material utama yang digunakan adalah baja.
Universitas Sumatera Utara
2. Aliran Informasi
Aliran informasi yang digunakan perusahaan, yaitu Manual Information Flow merupakan aliran informasi yang terjadi secara manual. Aliran informasi ini terjadi
antara manajer produksi terhadap setiap proses yang berlangsung di lantai produksi. Jadwal yang diberikan adalah jadwal kegiatan harian setelah mendapat penyesuaian
dari jumlah bahan yang masuk. Setelah semua informasi diperoleh, dengan demikian current state map dapat
dibentuk dengan menempatkan semua aliran material dan informasi ke dalam map. Current State Map produk roda lorry PT Baja Pertiwi Industri dapat dilihat pada
Gambar 5.13. Setelah current state map dilengkapi dengan aliran material dan aliran
informasi, maka langkah selanjutnya adalah penambahan lead time bars untuk menunjukkan lead time proses produksi roda lorry. Waktu dibedakan atas dua yaitu
lead time produksi yang menunjukkan adanya non value added time dan waktu siklus semua proses yang umumnya merupakan value added time.
a. Production Lead Time PLT = 3801.63 menit
b. Processing Time Value Added = 1065.5 menit
Universitas Sumatera Utara
Gudang bahan baku
CT = 2 min CO = 0 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
I
Peleburan CT = 174 min
CO = 0 min Uptime = 90
Available = 8 hour Penuangan
Pencetakan CT = 2 min
CO = 0 min Uptime = 100
Available = 8 hour Pendinginan
CT = 12 jam CO = 0 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
I
Pembongkaran CT = 6 min
CO = 3 min Uptime = 100
Available = 8 hour
I
Pembersihan CT = 6 min
CO = 3 min Uptime = 100
Available = 8 hour
I
Pembubutan CT = 66 min
CO = 10 min Uptime = 100
Available = 8 hour
I
Pengecatan dan Pendempulan
CT = 5 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
I I
Production Supervisor
Supplier Customer
1 2
1 1
3 1
3 Baja
10 potong
80 Kg 4 Batch
20 unit 20 unit
20 unit 20 unit
Ship Pengempressan
CO = 5 min Uptime = 100
Available = 8 hour
I
10 unit roda
lorry CT = 3 min
Production Control
Orders
1 hari
Pembuatan Corong
CT = 5 min CO = 0 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
1 Pemotongan Ash
CT = 26 min CO = 0 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
1 Pembubutan Ash
CT = 102 min CO = 5 min
Uptime = 100 Available = 8 hour
1 80 Kg
30 min 2 min
174 min 2 min
12 Jam 6 min
6 min 66 min
5 min 2.71 min
0.25 min 0 min
1.39 min 0.25 min
6.78 min 5.12 min
5.45 min 1 min
PLT = VA =
3 min Pembuatan Cup
dan Drag CT = 14.95 min
CO = 5 min Uptime = 90
2 Available = 8 hour
5 hari 1.22 min
5 min 26 min
102 min 0.17 min
Gambar 5.13. Current State Map PT Baja Pertiwi Industri
I
2.71 min Lot = 80 Kg
4 Batch
I
3 unit 4 unit
I
7071.13 min 3235 min
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Peramalan Jumlah Permintaan dengan Metode Time-Series