23 kekecewaan yang amat mendalam karena tujuan yang dikehendakinya tak
kunjung tercapai. Dan sikap kekecewaan ini tidak diharapkan karena akan mengganggu proses pembelajaran.
Kalau akal sehatnya berani menghadapi kenyataan, pada akhirnya mungkin dengan bantuan pihak dan cara tertentu; konselor, teman dekat,
ulama dan sebagainya mereka dapat mengambil keputusan atau tindakan penyesuaian yang sehat secara rasional sehingga tujuannya tercapai. Cara
yang dapat dilakukan oleh mereka, yaitu sebagai berikut. a. Aktif mereka mengubah lingkungan, mungkin mencari dan
mengubah alternatifnya, namun sampai kepada tujuan yang
dikehendaki. b. Pasif mereka mengubah dirinya, mungkin mengadakan modifikasi
aspirasinya sehingga menetapkan tujuannya secara realistik dan bertindak secara realistik pula.
57
Namun, jika akal sehatnya itu tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, perilaku yang bersangkutan dikendalikan oleh hasrat emosional. Di
antaranya dapat dikemukakan di sini jenisnya, yaitu a agresi marah, b kecemasan tak berdaya, e represi penekanan, f rasionalisasi mencari
alasan, dan g proyeksi melemparkan kesalahan itu kepada lingkungan.
58
F. Kerangka Berpikir Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator Guru
INPUT
57
Makmun, Psikologi Kependidikan, h. 43.
58
Ibid,. h. 43.
Kondisi Nyata
- Kurangnya fasilitas fisik di sekolah. - Suasana kerja masih kurang mendukung.
- Kurangnya pelaksanaan disiplin di sekolah. - Kurangnya pemberian dorongan terhadap para guru.
- Kurangnya pemberian penghargaan bagi para guru. - Pusat sumber belajar yang belum digunakan secara
maksimal.
24
PROSES
OUTPUT
Penjelasan hal di atas, bahwa terdapat beberapa permasalahan yang ada di sekolah, yaitu di antaranya masih kurangnya fasilitas fisik di sekolah,
suasana kerja masih kurang mendukung, kurangnya pelaksanaan disiplin di sekolah, kurangnya pemberian dorongan atau motivasi terhadap para guru,
kurangnya pemberian penghargaan bagi para guru, dan pusat sumber belajar yang belum digunakan secara maksimal.
Masalah
Kurangnya peran kepala sekolah sebagai motivator guru dalam mengatur lingkungan fisik,
mengelola suasana kerja, menerapkan
disiplin, memberi
penghargaan, dan
mengembangkan pusat sumber belajar.
Strategi
- Memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan kompetensi
- Meminta masukan dari para tenaga pendidik dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan
mereka. - Menegakkan disiplin.
- Menghargai para tenaga pendidik karena pekerjaan mereka yang baik secara umum.
- Memberi penghargaan atas prestasi guru. - Memastikan apakah para tenaga pendidik mempunyai sarana
kerja yang terbaik.
Hasil
Kepala sekolah berperan sebagai motivator guru yang handal
25 Dari beberapa permasalahan tersebut sehingga dapat diketahui bahwa
terdapat kurangnya peran kepala sekolah sebagai motivator guru dalam mengatur lingkungan fisik, mengelola suasana kerja, menerapkan disiplin,
memberi penghargaan, dan mengembangkan pusat sumber belajar. Selanjutnya, strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
memecahkan permasalahan tersebut, yaitu dengan memberi kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan kompetensi, meminta masukan dari
para tenaga pendidik dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka, menegakkan disiplin, menghargai para
tenaga pendidik karena pekerjaan mereka yang baik secara umum, memberi penghargaan atas prestasi guru, Memastikan apakah para tenaga pendidik
mempunyai sarana kerja yang terbaik. Dari strategi tersebut, diharapkan akan tercipta kepala sekolah yang
berperan sebagai motivator guru yang handal.