6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak antara lain.
1. Kepala sekolah, agar dapat dijadikan sebagai masukan dalam memberikan motivasi kepada guru.
2. Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen Pendidikan,
untuk dapat dijadikan sebagai bahan daftar pustaka. 3. Peneliti dan pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan dalam
memberikan motivasi.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran
Menurut kamus Oxford Dictionary, “peran atau role adalah actor’s part; one’s task or function, yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi.
Karena itulah, ada yang disebut dengan role expectation, yaitu harapan mengenai peran seseorang atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari
orang yang menerima manfaat dari pekerjaan tersebut.”
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “...peran berarti perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di
masyarakat....”
2
Selanjutnya Veithzal Rivai dan Sylviana Murni menjelaskan, “peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi
tertentu.”
3
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik simpulan, peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat atau sebuah lembaga. Dalam hal ini, kepala sekolah perlu menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya.
1
Artikel diakses
pada 16
Januari 2011
dari http:Digilib.sunan-
ampel.ac.id...hubptaingdl-mohasroful-7712-3-babii.pdf.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Ed.
III, Cet. 4, h. 854.
3
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management; Analisis Teori dan Praktik Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2009, h. 745.
8 Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan sekolah, maka
seseorang yang diberi atau mendapatkan suatu posisi, diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sikap tanggung jawab dan profesional dari pemegang peran tersebut.
B. Pengertian Kepala Sekolah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kepala sekolah adalah orang guru yang memimpin suatu sekolah; guru kepala.”
4
Untuk itu, kepala sekolah perlu mengetahui bagaimana menjadi pemimpin yang baik.
Selanjutnya, menurut Wahyosumidjo, “kepala sekolah ialah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”
5
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik simpulan, kepala sekolah ialah seseorang guru yang secara formal memimpin suatu sekolah.
Dalam hal ini, kepala sekolah perlu menjadi pemimpin yang mampu mendayagunakan semua sumber daya untuk mencapai visi dan misi sekolah.
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni mengatakan, “...kepala sekolah harus memiliki keyakinan atau pendirian berikut ini agar ia dapat berkinerja
sebagaimana yang diharapkan, yaitu. a Kepala sekolah harus meyakini tentang pentingnya pengikutsertaan
seluruh anggota sekolah. b Kepala sekolah harus meyakini bahwa belajar berlangsung sepanjang
hayat life long learning. Ia menunjukan keterbukaan dan penerimaan gagasan baru, tidak jadi soal dari mana pun datangnya gagasan itu,
dan c Kepala sekolah meyakini bahwa keragaman anggota sekolah
memperkaya. Tindakannya menunjukkan pengakuan itu dengan tidak memberi peluang praktik diskriminatif di sekolahnya.....”
6
4
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. III, Cet. 4, h. 546.
5
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta: PT. RajaGarafindo Persada, 2007, Ed. 1, h. 83.
6
Rivai dan Murni, Education Management, h. 304 ─ 305.
9
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi motivation berasal dari bahasa latin, yakni movere,
yang berarti menggerakan to move.
7
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.”
8
Menurut John W. Santrock, “motivasi ialah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.”
9
Abin Syamsuddin Makmun mengatakan, “motivasi merupakan, a suatu kekuatan power atau tenaga forces atau daya energy, dan b suatu
keadaan yang kompleks dan kesiapse diaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.”
10
Oleh karena itu, motivasi perlu diarahkan dan didorong untuk mencapai suatu
tujuan. Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik simpulan,
motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku seseorang untuk mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Untuk itu, kepala
sekolah diharapkan mampu menjadi pendorong bagi para tenaga pendidik agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik.
2. Fungsi Motivasi Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas keadaan tingkatan
atau ukuran intensnya usaha atau kegiatan seseorang. Motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Zikri Neni Iska menjelaskan, “...ada tiga fungsi motivasi,
yaitu a mendorong manusia untuk berbuat, b menentukan arah perbuatan,
7
Winardi, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2008, h. 1.
8
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. III, Cet. 4, h. 756.
9
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 2, h. 510.
10
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 5, h. 37.