Isu Aksesibilitas di Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Isu Aksesibilitas di Indonesia

Dalam era globalisasi, menuntut terwujudkan bangunan gedung dan lingkungan yang aksesibel, selaras dengan Undang-Undang No. 282002 tentang Bangunan Gedung UUBG yang telah disahkan sebagai pedoman umum pada tanggal 16 Desember 2002 terdiri dari 10 bab dan 49 pasal. Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis, diantaranya pemenuhan persyaratan elemen aksesibilitas. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Sosial No. AA164VIII2002MS dinyatakan agar penyediaan elemen aksesibilitas mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 468KPTS1998 yang telah direvisi melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30PRTM2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan. Asas aksesibilitas di Indonesia menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30PRTM2006 adalah : 1. KEMUDAHAN, semua orang dapat mencapai semua tempat 2. KEGUNAAN, setiap orang dapat mempergunakan semua tempat 3. KESELAMATAN, setiap bangunan dan lingkungan harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang. Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 4. KEMANDIRIAN, setiap orang harus dapat mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat tanpa bantuan orang lain. Sebagai pedoman umum, undang-undang tersebut mengatur tentang ketentuan bangunan gedung yang meliputi fungsi, persyaratan, penyelenggaraan dan pembinaan serta sanksi yang dilandasi oleh asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, dan keserasian dengan lingkungannya bagi kepentingan masyarakat yang berperi kemanusiaan dan berkeadilan. Kehadirannya melahirkan berbagai konsekuensi yang harus dilaksanakan lebih lanjut oleh Pemerintah daerah. Hal tersebut perlu ditindaklanjuti dengan mengembangkan program ke daerahwilayahkota lain Departemen Kimpraswil, 2004. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 tertera persamaan hak bagi setiap warga negara tanpa membedakan kondisi fisik, serta memberikan perlindungan dan persamaan hak kepada kaum difabel dengan menerbitkan berbagai peraturan pengadaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan difabel. Dalam Undang- Undang No. 41997 tentang Penyandang Cacat dan Peraturan Pemerintah No. 431998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat dinyatakan bahwa: kesamaan kesempatan kaum difabel pada aspek kehidupan dan penghidupan, dilaksanakan melalui penyediaan elemen aksesibilitas untuk menunjang kaum difabel agar dapat hidup bermasyarakat secara wajar dan mandiri. Titik tolak dari perwujudan bangunan gedung dan lingkungan yang berwawasan adil Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 bagi semua kelompok masyarakat development for all berarti memiliki asas kebersamaan bagi semua warga negara, tidak dibedakan kemampuan dan kepentingan individu atau kelompok. Semua mendapatkan kesempatan yang sama berperan dalam pembangunan sekaligus dapat menikmati hasil pembangunan Wiwik Setyaningsih,2005. Hal ini senada dengan pengertian “equity“ persamaan atau keadilan yang menekankan equity in access atau access for all Kevin Lynch, 1987. Pada 4 Juni 2000 Pemerintah Pusat telah mengawali dengan pencanangan Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional GAUN berupa penyediaan elemen aksesibilitas di Stasiun Gambir dan berlangsung hingga saat ini. Tahun 1987 sampai 1996 Center for Universal Design and Disabilities CUDD Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gajah Mada UGM mengembangkan Malioboro’s pilot project sebagai kawasan yang aksesibel bagi semua dengan model prototype guiding block ubin pengarah untuk tuna netra, tetapi mengkristal pada penyusunan pedoman teknis. Tahun 2002 Himpunan Wanita Penyandang Cacat Indonesia HWPCI dengan Universitas Trisakti dan Ikatan Arsitek Indonesia IAI telah melakukan pendataan 30 bangunan gedung di DKI Jakarta, hasilnya kurang terpublikasi Wiwik Setyaningsih, 2005. Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 2.2 Isu Aksesibilitas di Kota Medan 2.2.1 Jumlah Populasi Kaum Difabel Kota Medan