1. Functioning keberfungsian, meliputi keberfungsian badananatomi dan struktur serta aktivitas dan partisipasi.
2. Disability ketidakmampuan, bagian pertama meliputi keberfungsian badananatomi dan struktur serta aktivitas dan partisipasi, sedangkan bagian
kedua terdiri dari faktor-faktor kontekstual, seperti faktor lingkungan dan faktor –faktor yang sifatnya personal.
Menurut konsep ini, masalah difabel timbul sebagai interaksi dari berbagai komponen-komponen tersebut. Keberfungsian secara fisik dan mental seseorang
merupakan prasyarat baginya untuk dapat berpartisipasi dalam berbagai aktivitas. Namun cara ini juga direfleksikan dalam kehidupan sosial yang menyebabkan
terhambatnya kaum difabel mendapatkan kesempatan berpartisipasi secara sama dalam berbagai aktivitas dalam kehidupan masyarakat Eva Kasim, 2004.
3.2 Universal Design Sebagai Paradigma Baru
Universal design pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat oleh Ron Mace pada tahun 1985. Sebelumnya pada tahun 1950 dikenal terminologi barrier-
free design desain bebas hambatan yang dalam perkembangannya barrier- free
design memiliki persepsi yang negatif di antara orang Amerika. Karena barrier-free
design hanya dapat digunakan oleh kaum difabel. Sehingga kedudukan antara difabel
dan non difabel di ruang publik menjadi terpisah. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip equity
yang mengharuskan adanya persamaan hak bagi setiap orang di ruang publik.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Selanjutnya pada tahun 1970 berkembang terminologi yang lebih populer yang dikenal dengan accessible design desain yang aksesibel yang mengatakan bahwa
sarana aksesibilitas sebagai parameter yang mempengaruhi pergerakan masyarakat di lingkungan publik. Tetapi accessible design dalam penerapannya dirasakan masih
kurang praktis karena cakupannya terlalu luas. Oleh karena itu Ron Mace mengatakan perlu adanya suatu standar minimum
untuk mengatur fasilitas umum kaum difabel dan non difabel dalam ruang publik secara bersamaan yang dikenal dengan universal design. Dalam artiannya “Universal
design adalah produk dan lingkungan yang dihasilkan dalam perancangan
lingkungan binaan, yang memungkinkan semua orang dapat dengan mudah untuk mengakses setiap elemen di dalamnya”. Dalam penerapannya universal design bisa
tidak sama di setiap tempat tergantung dari berbagai pendekatan desain dan undang- undang yang berlaku Ron Mace dalam Elaine Ostroff, 2001.
3.3 Prinsip-Prinsip Universal Design Menurut Molly Folente Story Universal Design Handbook, 2001 prinsip-
prinsip utama universal design, yaitu : 1. Dapat digunakan semua jenis pengguna
Definisi : Produk desain dapat digunakan dan dipasarkan untuk semua jenis pengguna
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Implikasi dalam perencanaan : a. Mempertimbangkan aturan kekerabatan dalam memfasilitasi
aksesibilitas pejalan kaki b. Mengembangkan pendekatan strategis dalam membuat kebijakan
transportasi yang memprioritaskan transportasi non kendaraan bermotor
c. Jalan dapat diakses semua jenis pengguna tanpa ada batasan 2. Fleksibel dalam penggunaan
Definisi : Produk desain mengakomodasi semua jenis pengguna dan tidak dibedakan berdasarkan kemampuannya
Implikasi dalam perencanaan : a. Mengadaptasi proposal pengembangan sebagai aturan detail untuk
perencanaan b. Produk aksesibilitas harus dapat memfasilitasi setiap pengguna
3. Sederhana dan mudah untuk digunakan Definisi : Penggunaan desain mudah dimengerti ditinjau dari segi
pengalaman dan kemampuan pengguna Implikasi dalam perencanaan :
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
a. Proposal pengembangan mudah diterapkan dalam setiap lokasi, bangunan dan jalan
b. Rute langsung bagi pedestrian tanpa kendaraan bermotor 4. Informasi yang memadai
Definisi : Produk desain dilengkapi informasi pendukung yang penting untuk pengguna dimana informasi yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan
pengguna Implikasi dalam perencanaan :
a. Sebagai masukan dalam proses perencanaan yang berguna untuk mengurangi ‘jarak’di antara setiap pengguna
b. Mempertimbangkan cara untuk membuat setiap perencanaan tepat sasaran
5. Toleransi kesalahan Definisi : Meminimalkan resiko kecelakaan akibat dari kejadian yang tidak
terduga Implikasi dalam perencanaan :
a. Faktor keselamatan sebagai prioritas utama dalam perencanaan. Termasuk di dalamnya keselamatan di jalan, menghindari
kriminalitas, mengutamakan kesehatan dan semua yang membuat hidup lebih baik
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
6. Mengurangi usaha fisik Definisi : Produk desain dapat digunakan secara efisien dan aman dengan
mengurangi resiko cedera Implikasi dalam perencanaan :
a. Diprioritaskan untuk desain pedestrian dan jalan yaitu dengan meminimalkan gangguan dalam perjalanan
7. Ukuran ruang untuk penggunaan yang tepat Definisi : Penggunaan ukuran ruang dalam desain yaitu dengan melakukan
pendekatan melalui postur, ukuran dan pergerakan pengguna Implikasi dalam perencanaan :
a. Memperhatikan kebutuhan minimum standar ruang b. Mempertimbangkan aspek kepadatan dan hubungan antar ruang
dalam merancang bentuk 8. Memasukkan unsur kesenangan
Definisi : Dengan adanya penambahan unsur kesenangan dalam perencanaan maka lingkungan yang dihasilkan akan memberikan pengalaman yang
menyenangkan Implikasi dalam perencanaan :
a. Memperkenalkan pentingnya urban desain dalam proses perencanan
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
3.4 Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas 3.4.1 Ukuran Dasar Ruang