3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.468KPTS1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Umum dan Lingkungan yang telah direvisi
melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30PRTM2006. 4. Undang-Undang No. 39 Th. 1999, tentang Hak Azasi Manusia HAM,
Kesamaan hak dalam kehidupan 5. Peraturan Pemerintah No.431999 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Penyandang Cacat. 6. Keputusan Menteri Perhubungan No. 711999 tentang Aksesibilitas bagi
Penyandang Cacat dan Orang Sakit pada Sarana dan Prasarana Perhubungan 7. Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Lingkungan
1.2 Justifikasi Pemilihan Lokasi
Adapun kawasan Lapangan Merdeka dipilih dengan kriteria : 1. Fungsi kawasan sebagai ruang publik kota yang terletak di pusat kota.
2. Terdapat stasiun Kereta Api yang merupakan salah satu pintu masuk kota Medan.
3. Dikelilingi fasilitas pelayanan publik seperti kantor pos dan pelayanan asuransi perbankan.
4. Terdapat ruang terbuka yang berfungsi sebagai area sikulasi dan interaksi sosial.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5. Fungsi ruang terbuka di pusat kota dan dikelilingi fasilitas pelayanan publik yang berfungsi sebagai generator aktifitas di pusat kota selama 24 jam sehari Krier,
1979.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan awal terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam hal keberadaan kawasan Lapangan Merdeka sebagai ruang
publik kota terhadap kaitannya dengan aksesibilitas kaum difabel yaitu : 1. Mendesaknya fasilitas umum, sarana dan prasarana transportasi yang aksesibel
bagi difabel di kawasan Lapangan Merdeka dalam rangka menuju kesamaan kesempatan dan kesetaraan perlakuan Tavip Mustafa, 2005.
2. Kawasan Lapangan Merdeka tidak mempunyai fasilitas khusus sarana aksesbilitas untuk kaum difabel.
3. Belum optimalnya sarana aksesibilitas publik di kawasan Lapangan Merdeka untuk memfasilitasi kaum difabel sehingga secara umum kaum difabel tidak
dapat mengakses ruang publik kota secara mandiri.
1.4 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah penilaian aksesibilitas di kawasan Lapangan Merdeka dari sudut pandang kaum difabel ?
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
2. Permasalahan aksesibilitas fisik apakah yang menghalangi kaum difabel dalam mengakses kawasan Lapangan Merdeka sebagai ruang publik kota?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian tentang aksesibilitas kaum difabel pada ruang publik kota :
1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi keadaan eksisting sarana aksesibilitas di kawasan Lapangan Merdeka.
2. Sebagai bentuk sosialisasi pentingnya memfasilitasi sarana aksesibilitas kaum difabel pada ruang publik kota.
3. Sebagai usaha menuju perlindungan hukum advokasi yang memungkinkan adanya aturan yang baku tentang aksesibilitas kaum difabel pada sarana
aksesibilitas umum ruang publik kota.
1.6 Hipotesis