Toilet Umum Tuna rungu

c. Tuna daksa pengguna kruk tidak menemui kendala. Sehingga untuk tuna daksa pengguna kruk tangga aksesibel sempurna. d. Tuna daksa pengguna kursi roda tidak akses sama sekali karena telepon umum terletak di luar jangkauan. Untuk tuna daksa pengguna kursi roda telepon umum tidak aksesibel. Potensi : Telepon umum sudah dilengkapi dengan tombol braile. Prospek : Menyesuaikan tinggi telepon umum agar dapat diakses oleh tuna daksa pengguna kursi roda

6. Toilet Umum

Sumber : Dok. Pribadi Gambar 6.26 Toilet Umum Pada Segmen B Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 Data : Toilet umum pada segmen B tidak dilengkapi dengan tanda akses, menggunakan pintu dorong dengan lebar pintu utama 75 cm, pintu toilet 65 cm dan pada bagian pintu utama tidak dilengkapi dengan curb ramp. Ruangan toilet umum memiliki ukuran panjang 120 cm, lebar 80 cm, menggunakan kloset jongkok dan tidak dilengkapi dengan pegangan pada bagian dinding kloset. Kendala : a. Tuna netra menemui kendala dengan tidak adanya papan tanda toilet umum dengan huruf braile sehingga tuna netra tidak bisa membedakan toilet untuk pria maupun untuk wanita. Sehingga untuk tuna netra toilet umum aksesibel sebagian. b. Tuna rungu tidak menemui kendala. Sehingga untuk tuna rungu toilet umum aksesibel sempurna. c. Tuna daksa pengguna kruk tidak dapat akses karena lebar pintu utama toilet umum tidak memenuhi standar minimal ruang untuk dapat diakses oleh tuna daksa pengguna kruk. Sehingga untuk tuna daksa pengguna kruk toilet umum tidak aksesibel. Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 d. Tuna daksa pengguna kursi roda tidak dapat akses karena lebar pintu utama toilet umum tidak memenuhi standar minimal ruang untuk dapat diakses oleh tuna daksa pengguna kruk. Sehingga untuk tuna daksa pengguna kursi roda toilet umum tidak aksesibel. Prospek : a. Melengkapi toilet umum dengan tanda akses b. Membuat curb ramp pada bagian pintu masuk agar dapat diakses oleh pengguna kursi roda c. Mengganti material lantai yang licin d. Menyesuaikan ukuran dasar toilet umum agar sirkulasi kursi roda tidak terganggu e. Melengkapi bagian dinding kloset dengan pegangan

6. Kantin

Data : Area kantin pada segmen B menggunakan meja berukuran tinggi 70 cm sebagai pembagi ruangan. Lebar gang antar meja adalah 100 cm dan tidak Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 dilengkapi dengan jalur pemandu. Pada bagian kasir terdapat meja kasir berukuran tinggi 90 cm. Kendala : a. Tuna netra menemui kendala dengan tidak adanya jalur pemandu. Sehingga untuk tuna netra kantin aksesibel sebagian. b. Tuna rungu tidak menemui kendala. Sehingga untuk tuna rungu kantin aksesibel sempurna. c. Tuna daksa pengguna kruk tidak menemui kendala. Sehingga untuk tuna daksa pengguna kruk kantin aksesibel sempurna. d. Tuna daksa pengguna kursi roda sulit untuk mengakses meja kasir karena harus menggunakan meja kasir yang sama tinggi dengan pengunjung kantin yang lain . Untuk tuna daksa pengguna kursi roda telepon umum aksesibel sebagian. Potensi : Ukuran dasar ruang dari kantin sudah memenuhi standar aksesibilitas. Prospek : a. Melengkapi kantin dengan jalur pemandu Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 b. Menambah satu meja kasir dengan ukuran yang lebih rendah dari meja kasir untuk pengunjung umum agar dapat diakses oleh pengguna kursi roda. 6.3 Rekapitulasi Penilaian Elemen Aksesibilitas 6.3.1 Penilaian Elemen Aksesibilitas Outdoor 1. Tuna Netra Pada jalur pedestrian tuna netra dapat mengakses dengan sempurna pada sub segmen A1-2 dan sub segmen A5. Selebihnya tuna netra hanya dapat mengakses sebagian pada sub segmen A1-1, sub segmen A2-2, sub segmen A4-2 dan tidak akses sama sekali pada sub segmen A2-1, sub segmen A3 dan sub segmen A4-1 Pada ramp tuna netra dapat mengakses dengan sempurna pada sub segmen A1-2 dan tidak akses sama sekali pada sub segmen A5. Pada tangga tuna netra dapat mengakses sebagian pada sub segmen A1-2 dan A5, sedangkan pada sub segmen A3 tidak dapat akses sama sekali. Untuk pintu masuk tuna netra tidak menemui kendala. Pada toilet umum di sub segmen A5 tuna netra dapat mengakses sebagian fasilitas toilet umum. Telepon umum yang ada pada sub segmen A2-1 kurang aksesibel untuk diakses oleh tuna netra. Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008 Tabel 6.1 Penilaian Elemen Aksesibilitas Outdoor Untuk Tuna Netra

2. Tuna rungu

Pada jalur pedestrian tuna rungu dapat mengakses dengan sempurna pada sub segmen A1-1, sub segmen A1-2, sub segmen A2-2, sub segmen A3, sub segmen A 4-2 dan sub segmen A5. Selebihnya sub segmen A4-1 kurang aksesibel untuk diakses oleh tuna rungu dan tidak akses sama sekali pada sub segmen A2-1. Pada ramp tuna rungu tidak menemui kendala. Pada tangga tuna rungu tidak menemui kendala. Untuk pintu masuk tuna rungu tidak menemui kendala. Pada toilet umum tuna rungu tidak menemui kendala.Telepon umum yang ada pada sub segmen A2-1 tidak aksesibel untuk diakses oleh tuna rungu. Tabel 6.2 Penilaian Elemen Aksesibilitas Outdoor Untuk Tuna Rungu Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008

3. Tuna daksa pengguna kruk