Isu accessibility atau aksesibilitas sangat berkaitan dengan tuntutan perlunya desain yang universal dimana sesuatu hal yang membatasi seseorang untuk
melakukan suatu aktifitas gerak maupun menghambat keleluasaan ruang gerak dapat dibebaskan dengan suatu penyediaan fasilitas yang memenuhi prinsip universal
design . Dengan kata lain bahwa guna membantu mobilitas kaum difabel perlu
diciptakannya fasilitas aksesibilitas yang memenuhi standar universal yang dalam hal ini diperlukan suatu logika sosial dan arsitektural untuk mendesain.
Pentingnya fasiltas aksesibilitas tidak hanya mencakup pentingnya mobilitas dalam arti umum saja, tetapi juga dapat berarti membantu berbagai golongan
masyarakat yang membutuhkan dengan memperlakukan mereka secara adil dan sejajar dalam wujud penyediaan fasilitas aksesbilitas yang memenuhi standar di
lingkungan binaan. Pemikiran dan informasi tentang pentingnya aksesibilitas sangat penting dikembangkan, disebarluaskan, langsung diterapkan dan diperjuangkan di
kota Medan untuk mewujudkan suatu pemahaman konsep perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kota Bimo Hernowo, 2005.
2.4 Lapangan Merdeka sebagai Ruang Publik Kota
Lapangan Merdeka merupakan ruang publik terbesar di Kota Medan, berukuran 175x275 m, yang merupakan titik pertemuan warga dari berbagai etnis.
Lapangan Merdeka dibentuk sejak tahun 1880
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
dengan nama ‘Esplanade’ Lapangan Trebuka dan merupakan pusat kota , di bagian periferi ditanami pohon Ki Hujan Samanea Saman, sebagai ciri ruang terbuka di
daerah tropis. Awalnya adalah bagian dari perkebunan tembakau berupa rawa-rawa. Pada tahun 1927, bagian tengah dari sisi utara Lapangan Merdeka telah digunakan
sebagai lapangan olahraga. Setelah tahun 1927, bagian tengah inti dari Lapangan Merdeka secara keseluruhan digunakan sebagai taman. Setelah kemerdekaan,
namanya berubah menjadi Lapangan Merdeka Independence Square. Hingga sekarang beberapa bangunan bersejarah yang mengelilinginya mesih
mencerminkan karakter Kota Medan Lama. Bangunan-bangunan ini antara lain adalah Post Office, Hotel de Boer, The Javasche Bank, The City Hall, The Office of
the Netherlands Trading Company , Lloyd’s of Rotterdam dan the Juliana Building,
yang mana juga ditempati perusahaan Inggris, Harrison Crossfield, dan sekarang digunakan oleh perusahaan the London-Sumatera Plantations. Deli Maatscappij
mendirikan sebuah perusahaan kereta api Deli Sporweg Maatscappij pada tahun 1883 dan pada tahun 1885 jalur kereta api Medan – Labuhan Deli resmi dijalankan.
Stasiun kereta api ini terletak di sebelah timur dari Lapangan Merdeka A.D. Nasution, 2003.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Pada saat sekarang terjadi perubahan fungsi sebagian lahan dari Lapangan Merdeka menjadi pusat jajanan makanan, hiburan dan promosi yang dikenal dengan
Merdeka Walk . Dibangun oleh PT. Orange Indonesia yang didukung oleh
Pemerintah Kota Medan yang berada di sebelah barat Lapangan Merdeka dengan menggunakan lahan ±6600 m².
Keterangan Perubahan Fungsi Bangunan : 1. Grand Hotel menjadi Bank Mandiri
2. Stasiun Kereta Api 3. Titi Gantung
4. Club ‘de Witte’ menjadi BCA 5. Kantor Pos
6. Hotel de Boer menjadi Hotel Dharma Deli 7. Javasvhe Bank menjadi Bank Indonesia
8. Balai Kota City Hall 9. Nederlandshe Handel Maatschappiij
menjadi Bank Mandiri 10. Netherlands Trading Company menjadi
Bank Mandiri 11. HarrisonCrossfield menjadi PT. Lonsum
12. Netherlands Shipping Company Rotterdam Lloyd
menjadi Asuransi Jasindo
Gambar 2.1 Keyplan Bangunan di Lapangan Merdeka
Keberadaan Merdeka Walk membawa arti positif bagi kawasan Lapangan Merdeka. Karena sebelum dibangunnya Merdeka Walk, intensitas penggunaan
lapangan Merdeka sifatnya berkala. Umumnya Lapangan Merdeka digunakan untuk kegiatan upacara dan olahraga yang kesemuanya berakhir setelah pukul 18.30 WIB
yaitu setelah orang selesai berolah raga .A.D. Nasution, 2003. Setelah dibangunnya Merdeka Walk, warga yang hendak berinteraksi hingga dini hari menjadi
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
terfasilitasi. Sudah seharusnya kawasan Lapangan Merdeka dapat berfungsi sebagai generator aktifitas di pusat kota selama 24 jam sehari Rob Krier, 1979.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Mendefinisikan Difabel