3. Sub Segmen A2-1
Gambar 5.12 Muka Jalan Pada Sub Segmen A2-1
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Bukit Barisan dengan latar bangunan publik dan pertokoan. Pada segmen ini bangunan tampak
setback di belakang pedestrian yang tidak terlindungi oleh vegetasi. Jalur pedestrian
pada sub segmen A2-1 dilengkapi dengan fasilitas telepon umum.
4. Sub Segmen A2-2
Gambar 5.13 Muka Jalan Pada Sub Segmen A2-2
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Bukit Barisan yang berlatar Lapangan Merdeka dengan bangunan kantor polisi dan gerbang masuk
ke Lapangan Merdeka. Pada segmen ini pedestrian terlihat teduh karena terlindungi oleh deretan pohon seri yang bertajuk lebar.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5.Sub Segmen A3
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Kereta Api yang berlatar Lapangan Merdeka dengan Pasar Buku. Pada segmen ini pedestrian terlihat
teduh karena terlindungi oleh deretan pohon seri yang bertajuk lebar.
6. Sub Segmen A3
Gambar 5.14 Muka Jalan Pada Sub Segmen A3
Gambar 5.15 Muka Jalan Pada Sub Segmen A3
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Kereta Api yang berlatar Lapangan Merdeka dengan Pasar Buku. Pada segmen ini pedestrian terlihat
teduh karena terlindungi oleh deretan pohon seri yang bertajuk lebar.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
7. Sub Segmen A4-1
Gambar 5.16 Muka Jalan Pada Sub Segmen A4-1
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Pulau Pinang yang berlatar bangunan publik. Pada satu bagian koridor jalan posisi pedestrian
langsung berbatasan dengan bangunan. Pada bagian lain koridor jalan tampak bangunan setback ke belakang pedestrian yang tidak terlindungi oleh vegetasi.
8. Sub Segmen A4-2
Gambar 5.17 Muka Jalan Pada Sub Segmen A4-2
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Pulau Pinang yang berlatar Lapangan Merdeka dengan bangunan komersil dan gerbang masuk ke
Lapangan Merdeka. Pada segmen ini pedestrian terlihat teduh karena terlindungi oleh deretan pohon ‘Ki Hujan’ yang bertajuk lebar.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5.4 Segmen B Stasiun Kereta Api
Gambar 5.18 Segmen B Stasiun Kereta Api
Stasiun Kereta Api Besar Medan terletak di sebelah barat Lapangan Merdeka. Didirikan pada tahun 1883 oleh perusahaan Deli Maaatschappij dan pada tahun 1885
jalur kereta api Medan- Labuhan Deli resmi dijalankan. Pada masa sekarang Stasiun Kereta Api Besar dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia KAI dengan rute
pelayanan ke berbagai kota di Sumatera Utara.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Dalam penelitian ini Stasiun Kereta Api Besar Medan menjadi objek penelitian di dalam bangunan indoor, karena bangunan Stasiun Kereta Api Besar
Medan merupakan salah satu pintu masuk utama ke Kota Medan dan sudah selayaknya fasilitas aksesibilitas di Stasiun Kereta Api Besar Medan dapat diakses
oleh semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali.
5.4.1 Zoning
Pembagian zoning di Stasiun Kereta Api Besar Medan meliputi : zoning publik hall utama, peron, zoning semi publik retail, zoning private ruang
pengelola, zoning service ToiletWC.
Gambar 5.19 Zoning Ruang Stasiun Kereta Api
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5.4.2 Muka Jalan Streetscape
Gambar 5.20 Muka Jalan Pada Segmen B
Muka jalan pada segmen ini memperlihatkan potongan jalan Kereta Api yang berlatar bangunan Stasiun Kereta Api Besar Medan.
5.5 Bangunan Monumental
Bangunan yang mendominasi Kawasan Lapangan Merdeka adalah bangunan perkantoran, dimana bangunan-bangunan tersebut merupakan bangunan peninggalan
Belanda yang didominasi bangunan bergaya arsitektur neo-klasik gedung Balai Kota, gedung Bank Indonesia, hotel de’ Boer, kantor Pos Besar, kantor Asuransi
Jasindo dan gedung PT. London Sumatera Plantations dan art deco gedung Bank Mandiri, Stasiun Kereta Api dan kantor Bank Panin. Selain bangunan peninggalan
Belanda terdapat juga bangunan baru yang bergaya arsitektur tropis kantor Bank Niaga, dan Modern Style yang didominasi oleh bidang- bidang transparan hotel
Natour Dharma Deli dan Bank Indonesia.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5.6 Studi Banding Kawasan Bukit Bintang Kuala Lumpur Gambar 5.21 Bird Eye View Bangunan Monumental di Kawasan
Lapangan Merdeka
Kawasan Bukit Bintang Star Hill adalah sebuah distrik pusat belanja dan hiburan di Kuala Lumpur. Kawasan Bukit Bintang terdiri dari 3 jalan utama : dimulai dari Jalan
Pudu, Jalan Bukit Bintang dan berakhir dengan berpotongan pada Jalan Sultan Ismail. Kawasan Bukit Bintang adalah generator aktifitas kawasan yang didominasi
pusat perbelanjaan, kafetaria, klub, dan deretan toko-toko yang beraktifitas selama 24 jam sehari. Kawasan Bukit Bintang adalah kawasan yang didominasi oleh pejalan
kaki.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Kawasan Bukit Bintang adalah kawasan yang didominasi oleh pejalan kaki.
Sumber : Google Images Gambar 5.22 Peta Lokasi kawasan Bukit Bintang Kuala Lumpur
Dimana hal ini dapat terlihat dari intensitas jalan yang dipenuhi oleh pejalan kaki yang difasilitasi dengan jalur pedestrian yang lebar. Pada jalur pejalan kaki juga
dilengkapi dengan sarana aksesibilitas untuk difabel, seperti jalur pemandu, tepi pengaman low curb untuk pengguna kursi roda, tangga yang dilengkapi pegangan
tangga, ramp dan toilet umum yang aksesibel untuk difabel. Yang menarik dari kawasan Bukit Bintang adalah kawasan ini awalnya tidak
didesain untuk mengakomodasi aksesibilitas untuk difabel. Tetapi pada kawasan Bukit Bintang dilakukan penyesuaian pada sarana aksesibilitas agar dapat digunakan
oleh difabel.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Hal ini dapat terlihat dari tinggi jalur pedestrian yang tidak aksesibel untuk pengguna kursi roda tetapi pengguna kursi roda dapat menggunakan jalur pedestrian
setelah dibuat bagian yang landai pada bagian awal dan akhir jalur pedestian.
Sumber : Dok. Pribadi Gambar 5.23 Sarana aksesibilitas untuk difabel pada jalur pedestrian
Selain itu jalur pedestrian menggunakan material aksesibilitas yang sifatnya knock down
. Material aksesiblitas yang sifatnya knock down antara lain : Penggunaan jalur pemandu semi permanen berupa pelat stainless yang diletakkan di
atas material penutup jalan, pegangan tangga dan ramp semi permanen yang terbuat dari pipa stainless yang dipasang pada material penutup jalan dan toilet umum
berupa bangunan knock down.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Sumber : Dok. Pribadi Gambar 5.24 Sarana aksesibilitas untuk difabel pada jalur pedestrian
5.6.1 Maksud dan Tujuan
1. Penelitian pada kawasan Bukit Bintang dimaksudkan sebagai pembanding untuk penelitian pada kawasan Lapangan Merdeka. Hal ini dilakukan karena adanya
kesamaan fungsi kawasan yaitu sebagai ruang publik kota dan juga generator aktifitas di lingkungan perkotaan.
2. Kawasan Lapangan Merdeka tidak didesain untuk mengakomodasi aksesibilitas kaum difabel dan oleh sebab itu penyesuaian yang dilakukan pada kawasan Bukit
Bintang diharapkan juga dapat diterapkan pada kawasan Lapangan Merdeka.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
5.6.2 Hasil dan Pembahasan 1. Jalur Pemandu
Sumber : Dok. Pribadi Gambar 5.25 Jalur Pemandu di kawasan Bukit Bintang Kuala Lumpur
Data : Jalur pemandu pada kawasan Bukit Bintang terletak pada jalur pedestrian dan
pada bagian tangga dilengkapi dengan ubin pengarah maupun pelat stainless yang bermotif garis dan lingkaran. Jalur pemandu dibedakan dengan warna kuning.
Kendala : a. Tuna netra tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna netra jalur
pemandu aksesibel sempurna b. Tuna rungu tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna rungu jalur
pemandu aksesibel sempurna c. Tuna daksa pengguna kruk tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna
daksa pengguna kruk jalur pemandu aksesibel sempurna.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
d. Tuna daksa pengguna kursi roda tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna daksa pengguna kursi roda jalur pemandu aksesibel sempurna.
2. Jalur Pedestrian
Sumber : Dok. Pribadi Gambar 5.26 Jalur Pedestrian di kawasan Bukit Bintang Kuala Lumpur
Data : Jalur pedestrian pada kawasan Bukit Bintang memiliki ukuran lebar 360 cm,
tinggi 20 cm dan kemiringan 1°-3°. Dilengkapi dengan kanstin selebar 20 cm. Pada bagian permukaan menggunakan material permukaan yang tidak licin dan dalam
kondisi lengkap.
Hendra Arif K.H Lubis : Kajian Aksesibilitas Difabel Pada Ruang Publik Kota Studi Kasus : Lapangan Merdeka, 2008 USU Repository © 2008
Kendala : a. Tuna netra tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna netra jalur
pedestrian aksesibel sempurna b. Tuna rungu tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna rungu jalur
pedestrian aksesibel sempurna c. Tuna daksa pengguna kruk tidak menemui kendala. Sehingga bagi tuna
daksa pengguna kruk jalur pedestrian aksesibel sempurna. d. Tuna daksa pengguna kursi roda tidak menemui kendala. Sehingga bagi
tuna daksa pengguna kursi roda jalur pedestrian aksesibel sempurna.
3. Ramp