3.5. Definisi Sistem Informasi Manajemen
5
3.5.1. Tujuan Sistem Informasi Manajemen
Sistem manajeman informasi dapat didefenisikan sebagai kumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama membentuk satu
kesatuan, saling berinteraksi dan berkerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan data, menerima
masukan input berupa data-data, kemudian mengolahnya processing, dan menghasilkan keluaran output berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan
keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang, mendukung
kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebu guna mencapai
tujuan.
6
Adapun tujuan dari SIM adalah untuk mengintegrasikan semua sistem informasi dalam organisasi dan untuk memonitor kegiatan-kegiatan dalam
perusahaan agar diketahui apakah kegiatan tersebut tetap seimbang. Sebagai contoh, SIM yang baik dapat digunakan untuk memonitor penjualan harian di
setiap daerah pemasaran, untuk membandingkannya dengan angka-angka persediaan pada masing-masing daerah, untuk meninjau jadwal produksi setiap
pabrik, dan memberikan laporan harian yang memperlihatkan apakah produksi
5
Edhy Sutanta, Sistem Informasi Manajemen, Graha Ilmu: Yogyakarta,2003, hal. 19.
6
Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen,Armico, Jakarta, 1988, hal 17-18.
harus dikurangi atau ditingkatkan, dan apakah harus diturunkan untuk meningkatkan permintaan. Dalam praktek, tentunya SIM dapat lebih memadai
memonitor informasi dari fungsi-fungsi yang lebih banyak lagi.
3.5.2. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen
7
1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan
tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior.
Berikut karakteristik SIM guna mendapatkan sinyal yang lebih dini tentang keberadaan dan kondisi SIM di organisasi:
2. SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari sehingga
dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih baik.
3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan,
serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. 4.
SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah. Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support
Systems. 5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data yang sedang terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting.
5. SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi disbanding data dari luar
organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah informasi yang sudah diketahui formatnya serta relatif stabil.
7
Tata Subatri, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Jakarta, 2003, hal 93.
6. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan
banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang
dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu. Sebagaimana problematika yang disebutkan di atas, SIM membutuhkan
perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.
3.7. Pengertian Proses Bisnis
8
Proses dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu hasil, atau lebih khusus, sebagai satu set tugas yang secara logis terkait dengan pencapaian hasil suatu bisnis yang ditetapkan. Dalam kedua
definisi ini hal utama yang penting adalah hasil akhir, dimana proses dilakukan Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying selling of goods and services. Sebagai
perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan. Dunia bisnis sendiri memiliki
kendala-kendala tertentu, dan juga menunjukan karakteristik yang khas. Kenyataan ini sebenarnya sudah cukup untuk membuat orang harus keluar
memikirkan kembali mengenai usaha dan langkah-langkah yang sampai sekarang cenderung dilakukan dalam dunia bisnis.
8
Pandji Anorga, Manajemen Bisnis,PT. Rineka Cipta: Jakarta,2000, hal. 3-5.