6. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan
banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang
dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu. Sebagaimana problematika yang disebutkan di atas, SIM membutuhkan
perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.
3.7. Pengertian Proses Bisnis
8
Proses dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu hasil, atau lebih khusus, sebagai satu set tugas yang secara logis terkait dengan pencapaian hasil suatu bisnis yang ditetapkan. Dalam kedua
definisi ini hal utama yang penting adalah hasil akhir, dimana proses dilakukan Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling
menguntungkan atau memberikan manfaat. Sedangkan menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying selling of goods and services. Sebagai
perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan. Dunia bisnis sendiri memiliki
kendala-kendala tertentu, dan juga menunjukan karakteristik yang khas. Kenyataan ini sebenarnya sudah cukup untuk membuat orang harus keluar
memikirkan kembali mengenai usaha dan langkah-langkah yang sampai sekarang cenderung dilakukan dalam dunia bisnis.
8
Pandji Anorga, Manajemen Bisnis,PT. Rineka Cipta: Jakarta,2000, hal. 3-5.
untuk mencapai tujuan. Hal ini berguna untuk memikirkan peran serta tanggung jawab dengan cara yang digunakan.
Menurut Merriam Webster’s Dictionary, definisi proses adalah sebuah fenomena alam yang ditandai dengan perubahan struktur yang memimpin hasil
yang berkesinambungan, sebuah aktivitas atau fungsi dari kejadian yang berkesinambungan, dan sebuah
serangkaian aksi atau operasi yang menggambarkan kelakukan sampai akhir. Transformasi dari input ke output
secara umum dapat diklasifikasikan, sebagai berikut
9
1. Fisik, sebagai inputnya, bertransformasi dari bahan baku menjadi produk jadi.
:
2. Lokasi , sebagai instansinya, bertransformasi dari penyedia layanan menjadi
sebuah tempat pemberian layanan. 3.
Transaksi, sebagai inputnya adalah pihak bank dan bertransformasi dari Uang kas perusahaan.
4. Informasi sebagai intansinya, mentrasnsformasikan data finansial ke dalam
bentuk catatan-catatan informasi pada bagian finansial. Beberapa alasan untuk meninjau proses bisnis adalah :
1. Untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan memberikan
keunggulan kompetitif 2.
Untuk memastikan proses sesuai dengan prinsip-prinsip bagaimana perusahaan melakukan bisnis
3. Sebagai prasyarat pada pengimplementasian sistem
4. Sebagai bagian dari Continuous Improvement Cycle [CIC]
9
Manuel Laguna dan Johan Marklund, Business Process Modeling, Simulation, And Desain, Prentice Hall: New Jersey, 2004, hal.1-2.
3.8. Business Process Reengineering BPR
10
Otomatisasi aliran kerja berkaitan erat dengan BPR karena otomatisasi merupakan jenis khusus sistem komputer yang berusaha mengkoordinasikan
berbagai aktivitas. Aliran kerja dimulai dengan memeriksa dokumen, formulir bisnis, dan informasi lain yang melewati jalannya menuju organisasi. Prosedur ini
Sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen, perlu dilakukan perbaikan prosedur dan proses bisnis yang diterapkan perusahaan
dengan menggunakan BPR. BPR merupakan filosofi perbaikanpenyempurnaan. BPR bertujuan mencapai perbaikan-perbaikan langkah dalam kinerja dengan
mendesain ulang proses-proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan kandungan nilai tambahnya dan meminimumkan kandungan tak bernilai
tambah.Pendekatan ini dapat diterapkan untuk level proses individual maupun untuk organisasi secara keseluruhan.
Gagasan BPR lebih dipopulerkan oleh Michael Hammer dalam artikelnya “Reengineering Work: Don’t Automate-Obliterate”. Ia menyarankan bahwa
organisasi perlu memikirkan ulang bisnisnya dengan mempergunakan kesempatan yang ditimbulkan oleh teknologi informasi baru. Ia memperkuat kembali pesan
bahwa sebelum menerapkan teknologi informasi, pertama kali organisasi harus yakin bahwa prosesnya sudah benar. Hammer membantu mempromosikan pesan
BPR ke seluruh dunia dan telah melakukan banyak hal untuk menjadikan topic tersebut sebagai perhatian semua level manajemen sampai level yang paling
senior dalam bisnis.
10
Joe Peppard Philip Rowland, The Essence of Business Process Reengineering, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1994, hal 22, 169-172.