seseorang melihat keadilan ditegakkan, rasa damai ketika seseorang mengabdi kepada Tuhan.
20
Namun menurut Danah Zohar dan Ian Marshall, meskipun dari masing-masing keenam jalan spiritual itu berbeda untuk mendapatkan
kecerdasan spiritual lebih tinggi, karena untuk mendapatkan kemajuan, setiap jalan harus melalui langkah berikut :
Langkah 1 : Menyadari situasi Pada tahap ini, dituntut upaya untuk menggali kesadaran diri,
sehingga menjadi kebiasaan untuk merenungkan diri. Kecerdasan spiritual yang paling tinggi adalah menyelami diri hingga yang palng
dalam, menilai diri sendiri dan perilaku dari waktu ke waktu. Langkah 2 : Ingin berubah
Pada tahap ini kesadaran diri mendorong setiap kegiatan akan lebih baik sehingga bertekad untuk berubah dan rela menanggung segala
resiko. Langkah 3 : Mengenali diri
Pada tahap ini, dibutuhkan tingkat perenungan yang paling dalam, mengenal dirinya dan letak pusat diri, sehingga mengetahui motivasi
diri yang paling dalam. Langkah 4 : Menyingkirkan hambatan
Pada tahap ini, menyadari penghalang yang merintang, mengetahui posisi diri, seperti kemarahan, kerasukan, rasa bersalah, rasa takut,
atau sekedar kemalasan. Langkah 5 : Disiplin
Pada tahap ini, mengetahui disiplin atau jalan yang harus ditempuh sebagai kemungkinan untuk bergerak maju.
Langkah 6 : Makna terus menerus Pada tahap ini, menjalani hidup menuju pusat berarti mengubah
pikiran dan aktivitas sehari-hari menjadi ibadah terus menerus,
20
Ibid., h. 235.
memunculkan kesucian alamiah yang ada dalam setiap situasi yang bermakna.
Langkah 7 : Hormati mereka Dan akhirnya setelah menetapkan jalan yang telah dipilih, tetaplah
sadar bahwa masih ada jalan-jalan yang lain. Hormatilah mereka yang melangkah dijalan-jalan lain. Sikap ini menumbuhkan sikap hidup
yang terbuka, inklusif dan lapang menghadapi keragaman dan perbedaan.
21
2. Kecerdasan Spiritual Perspektif Islam
a Menurut KH. Toto Tasmara
Kecerdasan ruhaniah atau kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berpusatkan pada rasa cinta yang mendalam kepada
Allah Rabbul „Alamin dan seluruh ciptaanNya. Kecerdasan ruhaniah merupakan bentuk kesadaran tertinggi yang berangkat dari keimanan
kepada Allah SWT.
22
b Menurut Dr. M. Utsman Najati
Kecerdasan spiritual yaitu kemampuan seseorang dalam memperhatikan keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik.
Rasulullah selalu mendidik sahabat dalam meluruskan perilaku dan mental para sahabat yang mengalami keguncangan-keguncangan
kejiwaan dan cenderung berperilaku menyimpang. Rasulullah mencerdaskan ruhani dengan :
Iman. Tidak pelak lagi bahwa iman dapat memperkuat sisi ruhaniah manusia. Iman yang terdapat dalam hati manusia adalah
sumber ketenangan batin dan keselamatan jiwa. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim “Ketahuilah sesungguhnya di
dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya.
Ketahuilah itu adalah hati .”
21
Ibid., h. 231-233.
22
Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah Transcendental Intelligence, Jakarta : Gema Insani Press, 2001. Cet. 1, h. viii.
Ibadah. Beribadah dapat menghapus kegelisahan yag timbul dari perasaan berdosa dan memberikan perasaan tenang. Beribadah
juga mengajarkan banyak hal terpuji bagi manusia seperti sikap sabar, mampu menanggung kesulitan, melawan hawa nafsu, taat, teratur,
mencintai dan berbuat baik kepada manusia, membantu orang-orang yang membutuhkan, saling tolong-menolong dan solodaritas sosial.
Hal tersebut menjadi indikator penting dalam kesehatan jiwa. Shalat. Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif
meyembuhkan manusia
dari dukacita
dan gelisah.
Allah memerintahkan manusia untuk meminta pertolongan dengan shalat
jika kesulitan dan duka cita menghadang, karena shalat memberikan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa dan memberi energi ruhaniah
yang luar biasa yang dapat membantu menyembuhkan penyakit- penyakit fisik dan jiwa. Energi ruhani shalat juga dapat membantu
membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan menjadikan seseorang lebih siap menerima ilmu, pengetahuan dan
hikmah. Puasa.
Manfaat utama
puasa adalah
menumbuhkan kemampuan mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia,
serta dapat meningkatkan solidaritas sosial dengan kecendrungan membantu manusia dan merasakan penderitaan fakir miskin.
23
Selain itu, menurut Dr. Djamaludin Ancok Fuat Nashori Suroso dalam bukunya Psikologi Islam, mengemukakan bahwa :
Ditinjau dari segi ilmiah puasa dapat memberikan kesehatan jasmani maupun rohani. Dua buku yang ditulis oleh Dr. Alan Cott, doktor ahli
dari Amerika tentang manfaat puasa “Fasting as a Way of Life” dan
“Fasting the Ultimate Diet”. Dari kedua buku tersebut dikemukakan antara lain bagaimana
keterkaitan antara puasa dengan gangguan kejiwaan dan tingkat kecerdasan seseorang.
Pertama, gangguan jiwa yang parah dapat disembuhkan dengan berpuasa. Dr. Nicolayev, seorang guru yang bekerja pada Lembaga
23
M. Utsman Najati, Belajar EQ dan IQ dari Sunah Nabi Diterjemahkan dari Al-Hadits Al-
Nabawi wa ‘Ilmu Al-Nafs, Jakarta :Penerbit Hikmah, 2002, cet. I, h. 100-110.
Psikiatri Moskow, mencoba menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan berpuasa. Nicolayev mengadakan penelitian eksperimen
dengan membagi subyek menjadi dua kelompok yang sama besar, baik usia maupun berat-ringannya penyakit yang diderita. Kelompok
pertman diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan. Sementara kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua
kelompok tadi diikuti perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes- tes psikologis. Dari eksperimen itu diperoleh hasil sangat baik, yaitu
banyak pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan puasa dan kemungkinan
pasien untuk tidak kambuh kembali setelah 6 tahun kemudian, ternyata sangat tinggi. Lebih dari separuh pasien tetap sehat. Ditinjau
dari segi penyembuhan kecemasan Alan Cott juga mengatakan bahwa penyakit seperti susah tidur, merasa rendah diri, juga dapat
disembuhkan dengan puasa. Kedua, adanya percobaan Psikologi yang membuktikan bahwa
berpuasa mempengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini berkaitan dengan prestasi belajarnya. Ternyata orang yang rajin
berpuasa dalam tugas-tugas kolektif memperoleh sekor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak puasa.
24
Haji. Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung kesulitan, melatih berjihad melawan nafsu dan megontril syahwat.
Karena orang yang melakukan haji dilarang bersenggama, tidak menyakiti sesama, dan tidak melakukan hal yang dibenci Allah. Haji
juga mendidik manusia untuk tidak takabur, ujub, dan tinggi hati. Karena semua makhluk di hadapan Allah adalah sama tidak ada
perbedaan antara si kaya dan si miskin, majikan dan pelayannya. Zikir dan Doa. Rasulullah menyatakan bahwa dengan
zikrullah, dapat memberikan kedamaian dan ketenangan dalam jiwa. dan doa merupakan zikir dan ibadah. Dengan berdoa terdapat
kelapangan jiwa dan penyembuhan kesulitan, duka cita dan gelisah, karena berdoa dapat meringankan beban kesulitan dengan cara
berkeluh kesah kepada Allah. Membaca Al
-
Quran. Membaca Al-Quran adalah bentuk zikit yang paling utama karena dapat membersihkan hati, menyembuhkan
dan menenangkan jiwa. jadi, Al-Quran menghilangkan penyakit-
24
Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islam : Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995, cet. ke-2, h. 57-58.
penyakit yang menimbulkan keinginan-keinginan destruktif sehingga hati menjadi sehat dan kembali pada fitrah aslinya sebagaimana
halnya badan kemali pada kondisi normal.
25
c Menurut Amr Hasan Ahmad Badran
Ibadah mahdah seperti shalat, puasa, haji dan lain sebagainya sebenarnya adalah olah spiritual yang sering dilaksanakan. Hal itu
termasuk prinsip olah spiritual diri seseorang untuk membentuk pola hidup yang baik agar menjadikan hidup ini bernilai ibadah.
Usaha-usaha untuk meningkatkan daya kecerdasan baik fisik, mental maupun spiritual ternyata telah dilakukan oleh orang-orang
saleh terdahulu dan berhasil seperti Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, dan Imam Syafi‟i.
Adapun beberapa praktik olah spiritual yang juga harus diperhatikan adalah :
Meninggalkan kemaksiatan. Melakukan kemaksiatan dapat membuat diri menjadi berat untuk menjalankan ketaatan, kebaikan, bahkan
dalam mencari ilmu. Imam syafi‟i pernah mengeluh kepada gurunya Imam Waki‟ atas daya ingatnya yang buruk, lalu Imam Waki‟
menasihatinya agar meninggalkan kemaksiatan. Sebab, menurut Imam Waki‟ “Ilmu itu cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada
orang- orang yang bermaksiat”.
Bersyukur. Makna bersyukur adalah bahagia dengan apapun yang didapatkan pada hari ini. Dengan bersyukur maka seseorang akan
mendapatkan kebahagiaan, sekaligus mendapatkan kekuatan daya kecerdasan baik fisik, mental maupun spiritual. Rasa bersyukur harus
dilatih, tanpa latihan dalam kehidupn sehari-hari, bersyukur akan terasa sulit untuk dilakukan.
Meminta didoakan oleh orang shaleh. Sahabat Abu Hurairah pernah mengeluhkan daya ingatnya kepada Rasulullah, lalu Rasulullah
memerintahkan untuk membentangkan selendangnya lalau Rasulullah
25
M. Utsman Najati, op. cit., h. 112-119.