Karakteristik atau ciri-ciri Kecerdasan Spiritual

seakan lebur dalam cintanya yang sangat mendalam terhadap kebenaran dan sekaligus sangat besar kepeduliannya kepada kemanusiaan. 8. Bahagia Melayani Budaya melayani dan menolong merupakan bagian dari citra diri seorang muslim. Mereka sadar bahwa kehadiran dirinya tidaklah terlepas dari tanggung jawab terhadap lingkungannya dengan menunjukkan sikapnya untuk senantiasa terbuka hatinya terhadap keberadaan orang lain dan merasa terpanggil atau ada semacam ketukan yang sangat keras dari lubuk hatinya untuk melayani. 35 Dari pembahasan tersebut, dapat dikemukakan bahwa Kecerdasan spiritual SQ merupakan landasan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif dan kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan tertinggi. 36 Apabila SQ tidak ada maka IQ dan EQ tidak berjalan secara efektif. Dengan demikian jelaslah bahwa dalam kehidupan manusia SQ lah yang harus dimiliki. Orang yang cerdas keseluruhannya akan mampu menjaga interaksi sosialnya serta mampu memelihara ketenangan batinnya. Peran IQ memang penting dalam kehidupan manusia untuk memanfaatkan teknologi demi efisien dan efektifitas. Sedangkan EQ juga mempunyai peran penting dalam membangun hubungan baik antar manusia. Tetapi semua itu tanpa didasari dengan nilai-nilai SQ hanya ak an melahirkan Fir‟aun di muka bumi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual itu selain dapat membawa seseorang pada puncak kesuksesan dan memperoleh ketentraman diri, juga dapat melahirkan pribadi-pribadi yang mulia dalam diri manusia.

d. Perkembangan Jiwa Agama spiritual Anak Usia Remaja

Sebelum membahas tentang perkembangan spiritual pada masa remaja, kiranya penulis akan memamparkan pengertian tentang remaja. 35 Toto Tasmara, op.cit., h. 6-38 36 Danah Zohar dan Ian Marshall, op.cit., h. 20. Ada beberapa pandangan atau pendapat tentang pengertian remaja dari berbagai lingkungan dan profesi, yaitu tinjauan menurut psikologi dan pendidikan, masyarakat serta hukum dan perundang-undangan antara lain : Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah setelah masa kanak-kanak yakni setelah umur 12 tahun, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan ini membawa pengaruh terhadap remaja dalam sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. Remaja dalam pengertian masyarakat. Penentuan seseorang telah remaja atau belum, tergantung kepada penerimaan masyarakat terhadap remaja. Misalnya, pada masyarakat desa yang masih tertutup, barangkali masa remaja itu tidak ada atau tidak mereka kenal. Sebab anak-anak belajar dan berlatih melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang tuanya atau orang sekampungnya. Tidak ada batas yang jelas antara anak-anak dan dewasa. Begitu tubuh sianak tumbuh besar dan kuat, mereka dianggap mampu melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan orang tuanya. Mereka dianggap mampu memberi hasil untuk kepentingan diri dan keluarganya. Maka saat itu mereka diterima dalam lingkungannya, pendapatnya didengar dan diperhatikan dan mereka juga sudah terlatih untuk memikul tanggung jawab keluarga. Lain halnya dengan masyarakat maju. Remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggp belum sanggup bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan. Umur remaja dalam pandangan hukum dapat kita ketahui dari posisinya dimata hukum. Seseorang dianggap sah sebagai calon pemilih dalam pemilu bila telah berumur 17 tahun, dan untuk memperoleh surat izin mengemudi SIM minimal usia 18 tahun. dengan demikian dapat disimpulkan umur remaja dalam segi hukum adalah 13-17 18 tahun. Remaja dari segi ajaran Islam. Dalam Islam terdapat kata baligh yang biasa dikaitkan dengan mimpi. Kata balig dalam istilah hukum Islam digunakan untuk penentuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah balig dan berakal, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam. Dari sisni dapat diketahui bahwa ahli-ahli psikologi telah sepakat tentang berapa usia yang dapat ditentukan mengenai permulaan masa remaja, yaitu dengan dimulai datangnya haidh pertama pada wanita dan mimpi pada pria yakni sekitar umur 12-13 tahun dan masa remaja akhir sekitar umur 21 tahun. Dari penjelasan tersebut, Prof. Dr. Hj Zakiah Darajat, membagi fase remaja kepada dua tahap yaitu masa remaja pertama pada usia 13- 16 tahun dan masa remaja terakhir pada usia 17-21 tahun. 37 Perkembangan pada masa remaja itu amatlah rumit, mereka mulai berfikir logis dan abstrak, mereka yang beranjak remaja tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yag dialaminya, sehingga segala apapun yang terjadi di alam, baik peristiwa alamiah maupun peristiwa sosial dilimpahkan kepada Tuhan. Pada masa remaja ini keyakinan kepada Tuhan amatlah rentang, kadang meningkat dan kadang menurun tergantung situasi yang mereka alami dan jiwa yang mereka rasakan. Ketika remaja itu melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan dalam dirinya atau pun dalam masyarakat maka ia akan merasa kecewa kepada Tuhan. Akan tetapi sebaliknya ketika mereka melihat keindahan alam, keharmonisan dalam segala sesuatu maka mereka akan menjadi yakin kepada Tuhan bahwa Tuhan itu Maha Bijaksana. Kemudian dalam berfikir remaja sudah kritis terhadap ajaran agama, dengan cara menolak saran-saran yang tidak dapat dimengerti 37 Heny Narendrani Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007, cet. I, h. 102- 105.