Fungsi kecerdasan spiritual Kecerdasan Spiritual Perspektif Islam

SIM minimal usia 18 tahun. dengan demikian dapat disimpulkan umur remaja dalam segi hukum adalah 13-17 18 tahun. Remaja dari segi ajaran Islam. Dalam Islam terdapat kata baligh yang biasa dikaitkan dengan mimpi. Kata balig dalam istilah hukum Islam digunakan untuk penentuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah balig dan berakal, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam. Dari sisni dapat diketahui bahwa ahli-ahli psikologi telah sepakat tentang berapa usia yang dapat ditentukan mengenai permulaan masa remaja, yaitu dengan dimulai datangnya haidh pertama pada wanita dan mimpi pada pria yakni sekitar umur 12-13 tahun dan masa remaja akhir sekitar umur 21 tahun. Dari penjelasan tersebut, Prof. Dr. Hj Zakiah Darajat, membagi fase remaja kepada dua tahap yaitu masa remaja pertama pada usia 13- 16 tahun dan masa remaja terakhir pada usia 17-21 tahun. 37 Perkembangan pada masa remaja itu amatlah rumit, mereka mulai berfikir logis dan abstrak, mereka yang beranjak remaja tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yag dialaminya, sehingga segala apapun yang terjadi di alam, baik peristiwa alamiah maupun peristiwa sosial dilimpahkan kepada Tuhan. Pada masa remaja ini keyakinan kepada Tuhan amatlah rentang, kadang meningkat dan kadang menurun tergantung situasi yang mereka alami dan jiwa yang mereka rasakan. Ketika remaja itu melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan dalam dirinya atau pun dalam masyarakat maka ia akan merasa kecewa kepada Tuhan. Akan tetapi sebaliknya ketika mereka melihat keindahan alam, keharmonisan dalam segala sesuatu maka mereka akan menjadi yakin kepada Tuhan bahwa Tuhan itu Maha Bijaksana. Kemudian dalam berfikir remaja sudah kritis terhadap ajaran agama, dengan cara menolak saran-saran yang tidak dapat dimengerti 37 Heny Narendrani Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007, cet. I, h. 102- 105. olehnya atau mengkritik pendapat yang berlawanan oleh pendapat yang diambilnya. Merekapun bimbang dalam meyakinkan agama yang ia miliki, karena pada masa ini perasaan, fikiran itu sangatlah mudah untuk dipengaruhi oleh fikiran-fikiran yang menyimpang dengan ajaran yang mereka yakinkan selama ini. Dalam kehidupan keagamaannya mereka cenderung dihadapkan oleh konflik sehingga mereka bingung untuk menentukan pilihan. Kondisi ini menyebabkan remaja cenderung kepada pertimbangan lingkungan sosialnya. Jika remaja itu hidup di ligkungan yang lebih mementingkan duniawi maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk menjadi materialistis dan jauh dari agama. Sebaliknya, jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan yang religius, maka remaja lebih cenderung jiwanya untuk menjadi religius dan merasa dekat dengan Tuhan. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Di dalam kata prestasi b elajar terdapat dua kata yakni “prestasi” dan “belajar”. Dan penulis akan mamaparkan masing-masing kata tersebut sehingga dapat dipahami pengertian prestasi belajar tersebut. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi” adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dsb. Atau prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melaluimata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. 38 Sedangkan “belajar” terdapat beberapa pengertian yaitu pertamaberusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, kedua berlatih,ketiga berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 39 Belajar adalah suatu aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan 38 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 1101. 39 Ibid., h. 23. dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. 40 Menurut Slameto, “belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” 41 Dengan demikian, belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki meningkatkan perilaku yang ada. Setelah membahas definisi prestasi dan belajar di atas maka penulis akan membahas mengenai pengertian prestasi belajar. Definisi prestasi belajar menurut pakar pendidikan Sutartinah Tirtonegoro berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf, angka, maupun simbol, yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu, misalnya tiap semester, hasil prestasi belajar abak dinyatakan dalam buku raport. 42 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh dari proses usaha belajar yang dilakukan siswa berupa penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibuktikan melalui tes hasil belajar dan dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor yang telah dicapai. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Adapun terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar selain kecerdasan spiritual, akan dikemukakan yaitu : Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku subyek belajar yang baik, yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, 40 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta : Penerbit Media Abadi, 2004, cet. Ke-6, h. 59. 41 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010, h. 2. 42 Sutartinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, cet.ke-3, h. 43. banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang secara global terdiri dari fator internal dan faktor eksternal. 1. Faktor internal yang berasal dari diri sendiri a. Aspek fisiologis jasmani Kondisi umum jasmani dan tegang otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajari pun kurang atau tidak berbekas. b. Aspek psikologis 1 Intelegensi dan bakat Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada perean-peran organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan menara pengontrol hampir seluruh aktifitas manusia. 43 2 Minat dan motivasi Sebagaimana halnya dengan intelegensi dan bakat maka minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Dan motivasi adalah daya penggerak atau pendoronguntuk melakukan suatu pekerjaan. 44 43 Muhibbin Syah,Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002, cet. Ke-7, h. 132-143. 44 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT rineka cipta, 1997, cet. I, h. 56. 3 Sikap : sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif menerima terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat tinggal dimana dia belajar. 2. Faktor Eksternal faktor yang berasal dari diri sendiri a Faktor Lingkungan Sosial Seperti masarakat, tetangga, juga teman-teman, sepermainan di lingkungan sekitar. Kondisi masarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskudi ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum dimilikinya. b Faktor Lingkungan fisik Seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, gedung sekolah, fasilitas belajar dan sebagainya. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa 45 c Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. d Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 45 Muhibbin Syah, op.cit., h. 143.