3 Sikap : sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif
berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar.
Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif menerima terhadap bahan atau pelajaran
yang akan dipelajari, terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat tinggal dimana dia belajar.
2. Faktor Eksternal faktor yang berasal dari diri sendiri
a Faktor Lingkungan Sosial
Seperti masarakat, tetangga, juga teman-teman, sepermainan di lingkungan sekitar. Kondisi masarakat di lingkungan kumuh yang
serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskudi ataupun meminjam alat-alat belajar tertentu yang belum
dimilikinya. b
Faktor Lingkungan fisik Seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu, gedung sekolah,
fasilitas belajar dan sebagainya. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa
45
c Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian. d
Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
45
Muhibbin Syah, op.cit., h. 143.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
3. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi Belajar
Kecerdasan spiritual mempunyai pengaruh terhadap kecerdasan intelektual. Hal ini telah dibuktikan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall.
Menurut mereka, kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Karena kecerdasan spiritual memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan situasi.
Menurut Ari Ginanjar Agustian, kecerdasan spiritual yang merupakan kecerdasan kecerdasan tertinggi manusia akan mengahsilkan ketenangan
jiwa. Ketenangan yang dimiliki Sang Pemilik Kecerdasan Ruh akan terpancar pada wajahnya berupa kesejukan, pada sikapnya berupa ketawadhuan, pada
keinginannya berupa membahagiakan orang lain, pada gerakannya berupa kebajikan, pada amalnya berupa keshalehan, dan pada budi pekertinya berupa
akhlak yang mulia.
46
Kecerdasan spiritual memberi manusia kemampuan membedakan. Kecerdasan
spiritual memberi
manusia rasa
moral, kemampuan
menyesuaikan aturan yang kak dibarengi dengan pemahaman dan cinta. Dengan demikian kecerdasan spiritual dapat mempengaruhi prestasi belajar
siswa. B.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun beberapa penelitian tentang kecerdasan spiritual sebelumnya adalah : 1.
Jahyuni 205011000297, FITK, tahun 2010, meneliti dalam skripsinya dengan judul “hubungan antara kecerdasan spiritual dengan prestasi
belajar bidang studi akidah akhlak di Mts Nurul Iman Rajeg Tangerang”.
Diantara persamaan dan perbedaan penelitian Jahyuni dengan penelitian yang penulis lakukan adalah :
46
Ary Ginanjar Agustian, op.cit., h. xiiv.
Persamaannya yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif, instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner, dan hasil uji korelasi
menggunakan product moment. Perbedaannya yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh
Jahyuni menggunakan teknik random sampling sedangkan penulis menggunakan teknik purposive sampling, kemudian dokumentasi pada
penelitian ini penulis mengambil nilai rata-rata raport siswa dari seluruh mata pelajaran pada semester ganjil sedangkan pada penelitian yang
dilakukan Jahyuni dokumentasinya mengambil nilai hasil belajar pada bidang studi akidah akhlak saja dan pada judul skripsi yang ditulis oleh
Jahyuni yang menjadi variabel Y dalam skripsinya adalah hasil belajar bidang studi akidah akhlak.
Penelitian ini dilakukan di Mts Nurul Iman Rajeg Tangerang dengan populasi seluruh siswa Mts Nurul Iman yang berjumlah 309 siswa, dan
diambil sampel 40 siswa. Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Jahyuni adalah diperoleh
angka korelasi dari variabel x dan y yaitu 0,347, hasil korelasi ini menunjukkan bahwa antara variabel x dan y memiliki korelasi yang lemah.
Dengan demikian kecerdasan spiritual mempengaruhi prestasi belajar tetapi tidak erat hubungnnya dan tidak selalu menghasilkan prestasi akidah
akhlak yang baik. 2.
Salafudin 106011000170, FITK, tahun 2010, meneliti skripsinya yang berjudul “kecerdasan spiritual dan hubungannya dengan penerapan nilai-
nilai kejujuran siswa di Mts Daarul Hikmah Pamulang”
Persamaannya yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif, teknik pengumpulan data menggunakan angket, dan dan hasil uji korelasi
menggunakan product moment. Perbedaannya yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh
salafudin menggunakan teknik random sampling sedangkan penulis pada penelitian yang penulis lakukan pengambilan sampel menggunakan
menggunakan teknik purposive sampling, pada penelitian ini yang menjadi
variabel Y adalah hasil belajar yang datanya diambil dari hasil rnilai rata- rata raport siswa, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Salafudin yang menjadi varibel Y dalam penelitiannya adalah nilai-nilai kejujuran siswa. Penelitian ini dilakukan di Mts Darul Hikmah Pamulang,
dengan pengambilan sampel pada kelas VIII sebanyak 45 siswa dari populasi sebanyak 305 siswa dari kelas VIII.A sampai kelas VIII.H.
Adapun hasil dari penelitian yang dilakukan oleh salafudin adalah korelasi menunjukkan sedang atau cukup karena berada pada rentangan 0,40-0,70.
Hal ini berarti adanya hubungan antara Kecerdasan Spiritual dengan Nilai-
nilai Kejujuran Siswa MTs Darul Hikmah Pamulang. C.
Kerangka Berpikir
Kecerdasan intelektual besar peranannya dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program
pendidikan. Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar dari pada orang yang kurang cerdas.
Namun kecerdasan intelektual tidak menjamin seseorang berhasil mempelajari sesuatu, tanpa adanya kecerdasan emosional. Karena, kecerdasan
emosional ini merupakan suatu keterampilan yang mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat, dan motivasi diri, empati dan
kecakapan sosial. Landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif
adalah kecerdasan spiritual SQ, sebab SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
nilai dan makna.
Apabila kecerdasan spiritual dimiliki oleh siswa-siswi, Mereka akan lebih mampu memahami berbagai masalah yang timbul selama proses belajar mengajar
berlangsung di sekolah. Tidak hanya itu, dengan kecerdasan spiritual ini siswa- siswi akan lebih mampu memotivasi diri untuk lebih giat belajar sehingga dapat
menemukan makna atau arti dari pelajaran yang diberikan oleh guru. Kecerdasan
spiritual juga dapat mendorong siswa-siswi lebih kreatif yaitu memiliki daya cipta kreasi yang tinggi sehingga prestasi belajar di sekolah meningkat.
47
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kecerdasan
Spiritual terhadap prestasi belajar Ha
: Ada pengaruh yang signifikan antara Kecerdasan Spritual
terhadap prestasi belajar siswa
47
Danah Zohar dan Ian Marshall, op.cit., h.12
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melaksanakan penelitian ini pada bulan Desember 2013 yang bertempat di Madrasah Aliyah Al-Mawaddah yang berlokasi di Jl. Sadar
Raya No. 34 Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan. Penulis mengadakan penelitian dimulai pada tanggal 20 Desember 2013 sampai tanggal 17 Januari
2014.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata berarti “rancangan penelitian yaitu rancangan yang berisi rumusan tentng obek atau
subjek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan analisis data berkenaan dengan fokus
masalah tertentu”.
1
Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan salah satu pendekatan dalam
penelitian yang menekankan pada data yang bersifat kumulatif untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Untuk mendukung
pemahaman yang lebih kuat, maka dilengkapi pula dengan metode kualitatif untuk melengkapi data-data yang belum terjelaskan melalui metode
kuantitatif
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikani, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006 cet ke-2, h. 5.
Sehingga metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif
korelasional Descriptive Correlation Research Atau metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Metode ini
bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya.
2
Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap prestasi belajar siswa maka penulis menggunakan rumus korelasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat.
C. Variabel Penelitian
Dalam buku karangan Husein Umar, “Sugiyono menyatakan, bahwa variabel adalah suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut ”.
3
Variabel dalam penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas menurut Hadari Nawawi adalah sejumlah faktor yang mempengaruhi ada munculnya faktor lain, yang pada gilirannya timbul faktor
yang kedua yang disebut variabel terikat. Sedangkan variabel terikat sejumlah faktor dipengaruhi oleh adanya variabel bebas.
4
Adapun variabel dalam penelitian ini dikaji keberpengaruhan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud adalah
kecerdasan spiritual variabel X, sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa variabel Y.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah
2
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009 cet ke-2, h.5.
3
Husein Umar, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : Rajawali pers, 2011, h 47.
4
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007, h. 60.
semua anggota kelompok manusia atau makhluk hidup lain, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain yang tinggal bersama dalam
satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
5
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa Madrasah Aliyah Al Mawaddah yaitu kelas X, XI, dan XII
yang seluruhnya berjumlah 133 siswa. 2.
Sampel Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang diambil
dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.
6
Berdasarkan populasi di atas yaitu seluruh siswa kelas XI dan XII Madrasah Aliyah Al Mawaddah, maka untuk menentukan sampel yang
diambil peneliti menggunakan teknik purposive sampling sampel bertujuan
7
. Yaitu penulis hanya memilih sampel siswa kelas XI dan XII. Sampel yang diambil penulis pada penelitian ini penulis mengambil
sampel 30 orang siswa. Dari kelas XI diambil sampel sebanyak 25 orang siswa dan dari kelas XII diambil sampel sebanyak 5 orang siswa dengan
instrumen penelitian sebanyak 60 quesioner.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan proses dalam pengumpulan data dengan melakukan kegiatan pengamatan langsung oleh peneliti dan pencatatan
sistematis terhadap penemuan-penemuan yang diselidiki di sekolah.
8
Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui gambaran umum lokasi, keadaan gedung, sarana dan prasarana, jumlah siswa, struktur organisasi,
kegiatan proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain yang
5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003, cet. ke-1, h. 53.
6
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 43.
7
Ibid., h. 45.
8
Husein Umar, op. cit., h. 51