Pengujian Persyaratan Analisis a.
berasaskan kepada pengetahuan asal mereka.
1
Selain itu siswa juga dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya, yakni bekerja sama dengan
siswa lain dalam proses menambah pengetahuannya. Sehingga menjadi lebih paham dan ingat lebih lama terhadap semua konsep yang diperolehnya.
Pembelajaran secara konstruktivisme juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan kritis. Hal itu terbukti ketika
siswa mencari ide baru dan mencari jawaban yang paling banyak, ketika menjawab pertanyaan dalam test kemampuan berpikir kreatif secara verbal.
Bahkan siswa yang diajar secara konstruktivisme mempunyai keterampilan menjelaskan yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan pendekatan
ekspositori. Guilford 1970 menandai ciri-ciri kreatif seseorang dengan berpikir
untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan berpikir divergen, atau bukan berpikir dengan hanya ada 1 jawaban yang benar saja.
2
Pada kelompok eksperimen, hasil yang didapat terlihat memuaskan, dengan mencapai skor tertinggi, yaitu 72. Hal ini terjadi karena pendekatan
kontruktivisme yang digunakan telah melalui serangkaian fase kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Pada kelompok kontrol, yaitu kelompok yang menggunakan
pendekatan ekspositori, siswa memperoleh informasi dari guru. Guru yang menerangkan konsep pelajaran kemudian siswa diberikan kesempatan
bertanya. Siswa tidak dilatih untuk mencari dan membentuk konsep ilmunya secara mandiri, melainkan hanya melalui informasi yang diterima guru dan
beberapa demonstrasi dikelas. Siswa juga kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga mengakibatkan siswa cenderung
menjadi pasif dalam mencari ilmu, tidak kritis bahkan kurang kreatif dalam
1
Jurnal Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Reka Bentuk Pembinaan PPBK, dalam www.tutor.com.mytutordunia.asp?y=2001dt=0703pub=DuniaPendidikansec=sain_teknolo
gia-htm16.k h. 2. 21 September 2007
2
Muhammad Ali, dkk, Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, cet-1, h. 41
mencari jawaban. Hal itu dikarenakan siswa tidak memperoleh pengalaman belajar secara utuh melalui pengalamannya sendiri. Dan implikasinya
terhadap pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif dan cenderung membosankan. Siswa juga akan sulit memahami dan menyimpan
materi pelajaran tersebut dalam ingatannya yang lama. Pendekatan ekspositori sering disamakan dengan metode ceramah.
Pendekatan ini juga sering digunakan oleh para guru IPA. Akan tetapi terdapat perbedaannya. Perbedaan khusus dengan pendekatan
konstruktivisme, yakni terletak pada pencarian konsep dalam membangun pengetahuannya sendiri. Pendekatan ekspositori pusat informasinya
bersumber pada guru. Sehingga siswa menjadi terpaku dengan pola pengerjaan jawaban guru dan menganggapnya sebagai satu-satunya jawaban
yang benar. Selain itu guru juga cenderung membatasi eksplorasi berpikir siswa sehingga aspek berpikir kreatif siswa tidak dilatih dan berakibat
cenderung terhambat. Pada pendekatan konstruktivisme, pencarian informasi sampai
terbentuk menjadi suatu konsep ilmu yang baru dengan cara yang tidak biasa kreatif, yakni bersumber pada siswa itu sendiri. Guru hanya berperan
sebagai motivator dan fasilitator dikelas, antara lain sebagai mitra aktif bertanya kepada siswa, membiarkan siswa mengungkapkan gagasan dan
konsepnya, serta kritis dalam menguji konsep siswa. Selain kelebihan yang diperoleh dalam penelitian ini, peneliti juga
menemukan beberapa kendala dalam menerapkan pendekatan konstruktivisme, antara lain :
1. Peneliti merasa kesulitan untuk mengatur situasi dan kondisi kelas pada saat siswa berada dalam kelompok. Hal ini menimbulkan suasana gaduh
atau ramai diantara siswa sehingga membuat perhatian beberapa siswa sedikit terganggu.
2. Penggunaan waktu yang kurang efektif menyebabkan siswa lebih berorientasi pada penyelesaian LKS atau tugas yang diberikan guru,
sehingga diskusi dalam kelas tidak terlampau banyak.