mencari ide yang bervariasi. Dalam berpikir lateral, pemikirannya menyimpang dari jalan yang telah dirintis sebelumnya. Berpikir
vertikal yakni menghubungkan dengan membangun ide serta meneliti ide itu semua secara terurut sehingga menjadi kriteria gagasan yang
objektif. Berpikir vertikal memilih pendekatan yang paling menjanjikan untuk setiap masalah sementara berpikir lateral
menghasilkan banyak alternatif gagasan untuk mencari solusi suatu masalah. Berpikir kreatif adalah perpaduan antara berpikir lateral dan
berpikir vertikal.
34
Menurut Sarwono, kegiatan berpikir terbagi menjadi dua, yaitu berpikir asosiatif tidak terarah dan berpikir terarah. Berpikir asosiatif
adalah proses berpikir dimana suatu ide menstimulus timbulnya ide baru. Jalan pikiran tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya,
sehingga ide-ide timbul secara bebas. Yang termasuk dalam berpikir ini adalah asosiasi bebas, asosiasi terkontrol, melamun, mimpi, dan
berpikir artistik. Berpikir terarah adalah proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu pemecahan
persoalan. Yang termasuk dalam berpikir jenis ini adalah berpikir kritis dan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir inilah yang menghasilkan
kreativitas berpikir.
35
Menurut Woolfolk, keterampilan berpikir kreatif “adalah suatu keterampilan seseorang dalam menggunakan proses berpikirnya untuk
menghasilkan suatu ide baru, konstruktif, dan baik berdasarkan konsep-konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan
intuisi.”
36
34
Moshe Barak dkk, Using Portfolios to Enhance Creative Thinking, dalam www.scholar.lib.vt.eduejourneysummer_fall_2000pdf. , 30 Januari 2007.
35
Purwanto, Kreativitas Berpikir Siswa dan Perilaku dalam Tes, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 055: Juli 2005, h.513.
36
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran.., h. 134.
Kreativitas berpikir atau berpikir kreatif adalah kreativitas sebagai proses dan berpikir dilakukan secara terarah. Dalam berpikir
kreatif, kreativitas merupakan tindakan berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif atau cara berpikir yang baru, asli, independen, dan
imajinatif. Kreativitas juga dipandang sebuah proses mental. Daya kreativitas menunjuk pada kemampuan berpikir yang lebih orisinal
dibandingkan dengan kebanyakan orang lain.
37
Dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak
kemungkinan jawaban berpikir divergen terhadap suatu masalah dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan beragam
jawaban. Semakin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah maka semakin kreatif seseorang. Tentunya
jawaban yang dikemukakan harus sesuai dengan masalahnya.
b. Karakteristik Siswa yang Kreatif
Secara operasional, kreativitas dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan fleksibilitas, dan
orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi mengembangkan, meperkaya, dan merinci suatu gagasan.
38
Torrance 1981 mengemukakan karakteristik kreativitas sebagai berikut :
39
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar 2. Tekun dan tidak mudah bosan
3. Percaya diri dan mandiri 4. Merasa tertantang oleh kemajemukan atau kompleksitas
5. Berani mengambil resiko 6. Berpikir divergen.
37
Purwanto, Kreativitas Berpikir Siswa dan Perilaku dalam Tes, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta : LIPI, 2005
38
Mariati, Pengembangan Kreativitas Siswa melalui Pertanyaan Divergen pada Mata Pelajaran IPA, Jakarta : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 063, November 2006, h.763.
39
M. Ali, Psikologi Remaja “ Perkembangan Peserta Didik”.., h. 53
Disisi lain, Utami Munandar mengemukakan ciri-ciri kreativitas sebagai berikut :
40
1. Senang mencari pengalaman baru 2. Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
sulit 3. Memiliki inisiatif
4. Memiliki ketekunan yang tinggi 5. Cenderung kritis terhadap orang lain
6. Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya 7. Selalu ingin tahu
8. Peka atau perasa 9. Enerjik dan ulet
10. Menyukai tugas-tugas yang majemuk 11. Percaya kepada diri sendiri
12. Mempunyai rasa humor 13. Memiliki rasa keindahan
14. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
Kreativitas berhubungan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Faktor-faktor tersebut diperlihatkan dalam ciri-ciri aptitude dan
non aptitude dari kreativitas. Adapun ciri-ciri aptitude yang berhubungan dengan kognitif meliputi :
41
1. Keterampilan berpikir lancar Kelancaran dalam berpikir yang dimaksud adalah
kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan
banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Penekanannya disini adalah dalam waktu yang singkat dapat
menghasilkan gagasan atau ide tentang obyek tertentu dalam jumlah yang banyak.
40
M. Ali, Psikologi Remaja “ Perkembangan Peserta Didik”.., h. 52
41
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,Cet ke-3, Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia,2000 h. 88
2. Keterampilan berpikir luwes fleksibel Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan
gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, mampu mengubah
cara pendekatan atau pemikiran, dan mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Mereka yang memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi mampu mengalihkan arah berpikir untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga penekanan fleksibilitasnya
pada segi keragaman gagasan, kaya akan alternatif dan bukan kekakuan dalam berpikir yang cenderung otoriter.
3. Keterampilan berpikir orisinil Orisinilitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk
memberikan gagasan yang secara statistik unik dan langka untuk populasi tertentu, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan
baru atau kombinasi baru antar bermacam-macam unsur atau bagian. Semakin banyak unsur-unsur yang digabung menjadi satu
gagasan atau produk kreatif, maka semakin orisinil pula pemikiran individu tersebut.
4. Keterampilan memerinci mengelaborasi Elaborasi yang dimaksud adalah kemampuan untuk
mengembangkan, memerici, dan memperkaya atau memperluas suatu gagasan atau ide sehingga menjadi lebih menarik. Salah
satunya adalah jika anak diberikan masalah sebagai berikut : “Apa akibatnya jika air didingini?” bagi anak yang tidak mempunyai
kemampuan mengelaborasi atau kreatif mungkin akan menjawab dengan satu jawaban saja, yaitu air itu akan menjadi es, tetapi bagi
anak yang mempunyai kemampuan kreatif dalam hal ini mampu mengelaborasi, akan menjawab lebih luas dan terperinci lagi,
diantaranya adalah : suhunya akan lebih menurun, struktur molekulnya dan volumenya juga berubah, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri non aptitude yang berhubungan dengan sikap dan perasaan adalah :
42
1. Rasa ingin tahu : terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, memperhatikan orangobyek
situasi, peka mengamati, mengetahui dan meneliti. 2. Bersifat imajinatif : mampu memperagakan atau membayangkan
hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan daya khayal, tetapi mengetahui batas antara khayalan dan kenyataannya.
3. Merasa tertantang oleh kemajemukan : terdorong mengatasi masalah yang sulit, tertantang oleh situasi yang sulit dan lebih
tertarik pada tugas-tugas yang rumit. 4. Sifat berani mengambil resiko : berani memberi jawaban
meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal, tidak ragu karena ketidakjelasan, dan hal-hal yang tidak konvensional atau kurang
berstruktur. 5. Sifat menghargai : menghargai bimbingan dan pengarahan dalam
hidup, menghargai kemampuan dan bakat yang berkembang.
Pada dasarnya kedua aspek diatas mempunyai pengaruh besar pada tingkat kreativitas seseorang. Siswa yang kreatif biasanya sering
mengajukan pertanyaan yang baik, mempunyai motivasi ingin tahu yang besar, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu
masalah. Siswa yang kurang kreatif bahkan tidak kreatif, sebaliknya merupakan kurang mampu atau tidak mampu dalam menghasilkan
banyak gagasan, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan lain sebagainya. Dengan demikian semakin banyak ciri-ciri kognitif dan
42
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,Cet ke-3, Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia,2000 h. 91.