Hasil perhitungan reliabilitas uji coba instrumen kemampuan berpikir kreatif yang telah valid, yaitu 24 butir dengan jumlah responden
30 orang, maka diperoleh nilai koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,9365 lampiran 12, hal 106. Nilai koefisien ini menunjukkan taraf
reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif yang tinggi atau dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur yang senantiasa memberikan hasil
yang sama. Dengan perhitungan yang sama, dapat diperoleh koefisien
reliabilitas instrumen kelompok yang menggunakan pendekatan konstruktivisme sebesar 0,9345 lampiran 13, hal 107 dan kelompok yang
mnggunakan pendekatan ekspositori sebesar 0,9049 lampiran 14, hal 109. kedua koefisien tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas
hasil penelitian pada kedua kelompok tersebut tergolong tinggi dan dapat dipercaya.
3. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, terlebih dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis. Pengujian
persyaratan analisis dalam penelitian ini, antara lain uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Liliefors pada data
kemampuan berpikir kreatif. Kelebihan dari uji ini adalah penggunaan dan penghitungannya yang sederhana dan cukup kuat power full sekalipun
dengan ukuran sampel yang kecil, n = 4 lihat lampiran 17, 18 hal 114 dan 115.
5
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlet. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah apabila nilai
χ
2
hitung χ
2
tabel, maka H yang menyatakan varian skornya homogen diterima, dan
dalam hal lainnya ditolak lampiran 19, hal 116. Setelah persyaratan analisis dipenuhi, maka hipotesis diuji pada taraf signifikasi
α = 0,05.
5
Ating Somantri, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung :Pustaka Setia, 2006, h. 289.
Pengujian variabel X dan Y dengan menggunakan tes-t, yaitu :
6
n
1
-1s
2 1
+ n
2
-1s
2 2
x
1
– x
2
t dengan S =
= S 1 + 1
√ n
1
+ n
2
-2
1
n
2
en trol
en
en n
2
= Banyaknya sampel kelompok kontrol
hadap kemampuan berpikir kreatif siswa dirumuskan sebagai
H
I
: µx µy
µx = ang diajar dengan
√ n Keterangan :
x
1
= Mean sampel kelompok eksperim x
2
= Mean sampel kelompok kon S
= Simpangan baku gabungan s
2 1
= Varians kelompok eksperim s
2 2
= Varians kelompok kontrol n
1
= Banyaknya sampel kelompok eksperim
4. Pengujian Hipotesis
Perumusan hipotesis statistik untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran
kimia ter berikut :
Ho : µx = µy
Keterangan : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif y
menggunakan pendekatan konstruktivisme
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan.., h. 181
µy = Rata-rata kemampuan berpikir kreatif yang diajar dengan menggunakan pendekatan ekspositori.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Nilai Kemampuan
Berpikir Kreatif Kelompok Siswa yang
Diajar dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Kelompok Eksperimen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes kreativitas verbal TKV oleh 30 orang sampel siswa MAN 7 Srengseng Sawah
kelas XI IPA 2, maka diperoleh skor kemampuan berpikir kreatif seperti terdapat dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelompok Eksperimen
Batas Nyata Frekuensi
Kelas Interval
Xi
Bawah Atas
Xi-X
Absolut Relatif
f Xi-X f.Xi
49 - 52 50,5 48,5
52,5 160,53 3
10 481,59
151,5 53 - 56 54,5
52,5 56,5 75,17
4 13,33
300,68 218,0
57 - 60 58,5 56,5
60,5 21,81 3
10 65,43
175,5 61 - 64 62,5
60,5 64,5
0,45 2
6,67 0,9
125,0 65 - 68 66,5
64,5 68,5 11,09
12 40
133,08 798,0
69 - 72 70,5 68,5 72,5 53,73
6 20
322,38 423,0
JUMLAH TOTAL 30 100
1304,06 1895,0
Rata-rata mean 1895 30 = 63,17
Simpangan baku SD
√ 1304,06 29 = 6,705
Varian 1304,06 29 = 44,967
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme, sebesar 63,17 atau sebesar 87,74 dari skor maksimum yang diharapkan yaitu 72. Simpangan baku sampel
adalah 6,7 dan variansi sampel adalah 44,97 sedangkan modus