Perumusan Hipotesis Penelitian yang Relevan

Minat Bakat Kepribadian Gambar 2.3 : Skema Kerangka Berpikir Pendekatan Konstruktivisme dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Individu Motivasi Lingkungan Keluarga Interaksi dalam keluarga Sekolah - Strategi mengajar - Interaksi guru dan siswa Masyarakat Sosial budaya Pengalaman belajar Melalui Pendeka tan Konstru ktivisme Melalui Pendeka tan Eksposi- tori -Pengetahu an sblmnya -Siswa aktif mebangun konsep -Prediksi pribadi -Observasi Percobaan -Prediksi kelompok -Pmbuktian hipotesis -Diskusi -Ingatan jangka panjang -LKS -Transfer pngetahuan -Komunika si satu arah --Ingatan jangka pendek -LKS Penemuan konsep Kemam uan Berpikir Kreati p f

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dalam bab I, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran kimia terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini mulai dari tanggal 17 Maret – 26 Maret 2008, pada semester genap II dengan materi pokok Sistem Koloid. Penelitian ini dilakukan di kelas XI MAN 7 Srengseng Sawah.

C. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut : Metode Model Kelompok Treatment Eksperimen Pendekatan Konstruktivisme Quasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design Kontrol Pendekatan Ekspositori Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen. Metode ini dipilih berdasarkan kondisi sampel siswa sekolah yang digunakan tidak memungkinkan untuk menggunakan sebagian siswanya untuk eksperimen dan sebagian lain tidak. Model penelitian ini menggunakan model Nonequivalent Control Group Design. Desain ini terdiri dari dua kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah itu keduanya diberi perlakuan. Kelompok yang diberi perlakuan dengan pendekatan konstruktivisme dinamakan kelompok eksperimen, dan kelompok pembanding yang diberikan perlakuan pendekatan ekspositori dinamakan kelompok kontrol.

D. Prosedur Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian langsung kepada siswa, terlebih dahulu peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi untuk melengkapi persiapan kegiatan pembelajaran yang akan diujicobakan. Persiapan itu diantaranya membahas mengenai materi pelajaran, peralatan, bahan, media, dan penilaian. 1. Prosedur penelitian pada kelompok eksperimen a. Tahap persiapan Peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilaksanakan. Materi yang akan dibahas ada pada kurikulum, yakni mengenai sistem koloid. Peralatan dan bahan yang akan digunakan sederhana, murah dan dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Peralatan dan bahan juga disiapkan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. b. Tahap proses belajar mengajar Terlebih dahulu dilakukan tes awal pre test untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif awal siswa berkenaan dengan konsep- konsep sistem koloid. Kemudian guru memberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme berdasarkan langkah-langkah pembelajarannya lampiran 1, hal 67 sehinggga dapat menstimulus siswa untuk berpikir secara kreatif. Yaitu dengan menarik perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehingga keingintahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan lebih digali. Guru juga dapat mengidentifikasi pemahaman konseptual siswa melalui prediksi pribadi siswa. Selama proses ini, siswa diharuskan bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Siswa diberikan waktu untuk berpikir, merencanakan, menyelidiki, dan mengorganisasi serta mengumpulkan informasi tentang sistem koloid. Pada tahap ini siswa berkerja secara kelompok dan membuat prediksi secara kelompok. Siswa juga membuktikan prediksi kelompoknya melalui kegiatan percobaan. Kemudian siswa mempresentasikan hasil percobaannya secara berkelompok. Siswa berdiskusi, saling berbagi, mengklarifikasi dan merefleksikan hasil temuannya. Siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman mereka dari apa yang mereka peroleh untuk diaplikasikan pada situasi yang nyata. Atau siswa menggunakan informasi untuk menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, membuat keputusan yang digunakan pada situasi yang baru. Guru dan siswa mengambil kesimpulan umum dari hasil pembelajaran. Guru mengevaluasi kerja siswa pada setiap tahapan, memperbaiki pengetahuan siswa yang masih salah serta memberikan penghargaan reward kepada siswa. c. Tahap penilaian Yaitu pemberian tes akhir atau tes berpikir kreatif secara verbal TKV sebanyak satu kali. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap materi soal yang akan diteliti. lampiran 4, hal 92 2. Prosedur penelitian pada kelompok kontrol a. Tahap Persiapan Peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilaksanakan. Materi yang akan dibahas ada pada kurikulum, yakni mengenai sistem koloid. Peralatan dan bahan yang akan digunakan sederhana, murah dan dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Peralatan dan bahan juga disiapkan sehari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar b. Tahap belajar mengajar Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, dilakukan terlebih dahulu tes awal pre test untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif awal siswa yang juga berkenaan dengan konsep-konsep sistem koloid. Kemudian guru menjelaskan materi sampai selesai. Setelah itu siswa dibagi secara kelompok dan dilakukan percobaan-percobaan mengenai materi yang disampaikan. Kegiatan terakhir dari proses ini adalah tanya jawab mengenai materi dan percobaan yang telah dilakukan. c. Tahap penilaian Yaitu pemberian tes akhir atau tes berpikir kreatif secara verbal TKV sebanyak satu kali. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap materi, dengan tes yang sama pada kelompok eksperimen.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN 7 Srengseng Sawah, yang telah terdaftar pada tahun ajaran 2007 2008.

2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah dua kelas yang telah homogen dari populasi target, yaitu kelas XI IPA-1 Sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPA-2 sebagai kelas eksperimen.

3. Sampel

Jumlah sampel yang diambil dari populasi terjangkau dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dimana sampel seluruhnya sudah berjumlah 60 siswa, yang terdiri dari dua kelas, dan masing-masing kelas sebanyak 30 siswa.

F. Variabel Penelitian

Dalam setiap penelitian, maka ada yang menjadi variabel penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu : 1. Variabel bebas X adalah pendekatan konstruktivisme

2. Variabel terikat Y adalah berpikir kreatif Tabel 3.1

Variabel Penelitian No Variabel Definisi Konseptual Devinisi Operasional IPD 1. Variabel X Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang berpusatkan pada siswa, dimana pengetahuan, ide atau konsep siswa yang baru dapat dibina secara aktif berdasarkan kepada pengalaman sendiri dan pengetahuan yang sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Pendekatan konstruktivisme dapat diukur melalui penilaian dalam langkah- langkah pembelajaran seperti : 1.apersepsi 2.eksplorasi 3.diskusi dan pen- jelasan konsep 4.pengembangan dan aplikasi. Dari pengamatan afektif dan psikomotorik siswa 2. Variabel Y Berpikir Kreatif Verbal Berpikir kreatif verbal adalah proses berpikir divergen yang dilakukan untuk menghasilkan cara berpikir baru, asli, independen memberikan banyak jawaban dan imajinatif. Berpikir kreatif verbal dapat diukur melalui : 1. kelancaran berpikir 2. kelancaran berekspresi 3. kelancaran memberi ide 4. fleksibilitas dan orisinalitas 5. kemampuan untuk elaborasi Dari hasil tes berpikir kreatif TKV G. Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian, atau suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. 1 Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa Tes Kreativitas Verbal TKV oleh Utami Munandar. Tes berpikir kreatif ini berdasarkan TKV Torrence. Tes ini bersifat verbal mengukur kemampuan berpikir divergen dan sudah baku, karena sudah diujikan ke beberapa negara oleh Torennce. Pada tahun 1977 tes ini digunakan pertama kali di Indonesia oleh Utami Munandar. 2 Pada tahun 1986 tes ini dibakukan sebagai Standarisasi Tes Kreativitas Verbal TKV oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, bagian Psikologi Pendidikan. 3 Tes ini juga telah digunakan untuk pengukuran kreativitas baik tingkat SD, SMP, dan SMU, dikarenakan pelajar tingkat sekolah tersebut, kegiatan utamanya banyak menggunakan kegiatan secara verbal. TKV ini terdiri dari 6 dimensi kreativitas, antara lain : kelancaran kata, kelancaran menyusun kata, kelancaran berekspresi, kelancaran memberi ide, fleksibilitas dan orisinalitas, serta kelancaran memberi ide dan elaborasi. TKV ini juga mempunyai 6 subtes. Setiap subtes terdiri dari 5 butir soal dan mempunyai batasan waktu pengerjaan yang berbeda-beda. Berkisar dari 2 sampai 5 menit dan total waktu pengerjaan dari TKV ini sekitar 80 menit. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2007, h.148 2 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004, h. 68. 3 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.., h. 69.