BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
a. Nilai Kemampuan
Berpikir Kreatif Kelompok Siswa yang
Diajar dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme Kelompok Eksperimen.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes kreativitas verbal TKV oleh 30 orang sampel siswa MAN 7 Srengseng Sawah
kelas XI IPA 2, maka diperoleh skor kemampuan berpikir kreatif seperti terdapat dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelompok Eksperimen
Batas Nyata Frekuensi
Kelas Interval
Xi
Bawah Atas
Xi-X
Absolut Relatif
f Xi-X f.Xi
49 - 52 50,5 48,5
52,5 160,53 3
10 481,59
151,5 53 - 56 54,5
52,5 56,5 75,17
4 13,33
300,68 218,0
57 - 60 58,5 56,5
60,5 21,81 3
10 65,43
175,5 61 - 64 62,5
60,5 64,5
0,45 2
6,67 0,9
125,0 65 - 68 66,5
64,5 68,5 11,09
12 40
133,08 798,0
69 - 72 70,5 68,5 72,5 53,73
6 20
322,38 423,0
JUMLAH TOTAL 30 100
1304,06 1895,0
Rata-rata mean 1895 30 = 63,17
Simpangan baku SD
√ 1304,06 29 = 6,705
Varian 1304,06 29 = 44,967
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pendekatan
konstruktivisme, sebesar 63,17 atau sebesar 87,74 dari skor maksimum yang diharapkan yaitu 72. Simpangan baku sampel
adalah 6,7 dan variansi sampel adalah 44,97 sedangkan modus
sampel sebesar 68. Pada kelompok ini skor tertinggi yang didapat adalah 72, dimana merupakan skor maksimum yang diharapkan.
Skor terendah 49 Lihat lampiran 15 hal 112. Selain tabel distribusi frekuensi yang telah ditampilkan, terdapat juga grafik
histogram dari distribusi frekuensi tersebut yang menunjukkan tingkatan skor kemampuan berpikir kreatif siswa yang
menggunakan pendekatan konstruktivisme.
3 4
3 2
12
6
2 4
6 8
10 12
48,5 - 52,5 52,5 - 56,5
56,5 - 60,5 60,5 - 64,5
64,5 - 68,5 68,5 - 72,5
Batas Bawah - Atas Skor
Frekuensi Absolut
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Skor
Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas, terlihat skor yang berada di dalam interval kelas 64,5 – 68,5 merupakan skor yang paling
banyak diperoleh, yakni sebanyak 12 siswa 40 . Sedangkan yang memperoleh skor terendah berada pada interval kelas 48,5 – 52,5
sebanyak 3 siswa 10 dan siswa yang memperoleh skor tertinggi berada pada interval kelas 68,5 – 72,5 sebanyak 6 siswa 20 .
b. Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Siswa yang
Diajar dengan menggunakan Pendekatan Ekspositori Kelompok Kontrol.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tes kreativitas verbal TKV oleh 30 orang sampel siswa MAN 7 Srengseng Sawah kelas
XI IPA 1, maka diperoleh data skor kemampuan berpikir kreatif seperti terdapat dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Berpikir Kreatif
Kelompok Kontrol
Batas Nyata Frekuensi
f.Xi Kelas
Interval Xi
Atas
Xi-X
Bawah Absolut Relatif
f Xi-X
40 – 44 42
39,5 44,5
60,37 6
20 362,22
252,0 45 – 49
47 44,5
49,5 7,67
12 40
92,04 564,0
50 – 54 52
49,5 54,5
4,97 5
16,67 24,85
260,0 55 – 59
57 54,5
59,5 52,27
5 16,67
261,35 285,0
60 – 64 62
59,5 64,5 149,57
1 3,33
149,57 62,0
65 – 69 67
64,5 69,5 296,87
1 3,33
296,87 67,0
JUMLAH TOTAL 30 100
1186,9 1493,0
Rata-rata mean
1493,0 30 = 49,77
Simpangan baku SD
√ 1186,9 29 = 6,397
Varian 1186,9 29 = 40,927
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan berpikir kreatif sebesar 49,77 atau sebesar 69,13 dari
skor maksimum yang diharapkan yaitu 72. Simpangan baku sampel adalah 6,39 dengan variansi sampel adalah 40,927 dan
mempunyai 2 modus yaitu 47 dan 49. Pada kelompok ini skor tertinggi yang didapat adalah 65 dan skor terendahnya 40 Lihat
lampiran 16 hal 113. Selain tabel distribusi frekuensi yang telah ditampilkan, terdapat juga grafik histogram dari distribusi frekuensi
tersebut yang menunjukkan tingkatan skor kemampuan berpikir
kreatif siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori.
6 12
5 5
1 1
2 4
6 8
10 12
39,5 - 44,5 44,5 - 49,5
49,5 - 54,5 54,5 - 59,5
59,5 - 64,5 64,5 - 69,5
Frekuensi Absolut
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Skor
Kemampuan Berpikir Kreatif Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas, terlihat skor yang berada di dalam interval kelas 44,5 – 49,5 merupakan skor yang paling
banyak diperoleh, yakni sebanyak 12 siswa 40 . Sedangkan siswa yang memperoleh skor terendah berada pada interval kelas 39,5 – 44,5
sebanyak 6 siswa 20 dan siswa yang memperoleh skor tertinggi berada pada interval kelas 64,5 – 69,5 sebanyak 1 siswa saja 3,33 .
2. Pengujian Persyaratan Analisis a.
Uji Normalitas Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan
Liliefors Test. Harga D-tabel Liliefors statistik untuk kedua kelompok pada
α = 0,05 dan n
1
= n
2
= 30 adalah sama yaitu 0,161. Harga D suprimum kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dapat dilihat pada ringkasan hasil perhitungan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors
Kelompok D-suprimum D- tabel
Keputusan
Eksperimen 0,1580 Kontrol 0,1554
0,161 Terima Hipotesis nol, maka
data berdistribusi normal Karena D suprimum yang diperoleh dari kelompok
eksperimen kelompok yang menggunakan pendekatan konstruktivisme, sebesar 0,1580 dan kelompok kontrol
kelompok yang menggunakan pendekatan ekspositori, sebesar 0,1554 berada dibawah angka kritik D-tabel Liliefors, yaitu 0,161
dari jumlah tiap sampel n = 30 atau 0,1580 0,161 dan 0,1554 0,161, maka keputusan yang diambil adalah terima hipotesis nol
Lampiran 17, 18 hal 114 dan 115. Berdasarkan kedua data kelompok tersebut, menunjukkan bahwa data skor kemampuan
berpikir kreatif pada semua sampel mengikuti distribusi normal.
b. Uji Homogenitas Uji Kesamaan Varian
Berdasarkan hipotesis H : varian semua kelompok sama
dan H
1
: salah satu varian tidak sama, maka kelompok eksperimen dan kontrol diuji kesamaan variansi dengan menggunakan uji
Bartlett. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Homogenitas Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Menggunakan Uji Bartlett Variansi
Kelompok χ
2
- hitung
χ
2
- tabel
Keputusan
S
2 Eksperimen
= 44,967 S
2 Kontrol
= 40,927 0,058
3,84 Terima hipotesis nol, maka
data mempunyai variansi sama homogen
Keterangan : S
2 Ekperimen
= Variansi hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan
pendekatan konstruktivisme. S
2 Kontrol
= Variansi hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang diajar dengan pendekatan
ekspositori. Dari hasil perhitungan Uji Bartlett pada tabel diatas,
diperoleh χ
2
- hitung sebesar 0,058 dan harga χ
2
- tabel sebesar 3,84 pada
α = 0,05. Karena χ
2
- hitung lebih kecil dari χ
2
-tabel, 0,058 3,84. Hal ini berarti variansi sampel kedua kelompok tersebut
adalah sama homogen. Lampiran 19 hal 116
c. Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan terhadap data sampel diperoleh harga t-hitung sebesar 7,905 Sedangkan t-tabel sebesar 2,00 pada
α = 0,05 atau 5 . Karena t-hitung t- tabel, yaitu 7,905 2,00
maka tolak hipotesis nol Lihat lampiran 20 hal 118. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang
menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan kelompok siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori tidaklah sama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivisme
lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori.
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dengan, terdapat pengaruh pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran kimia
terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Terbukti dari skor rata-rata kemampuan berpikir kreatif kelompok siswa yang
menggunakan pendekatan konstruktivisme lebih tinggi x = 63,17