Manfaat dan konsumsi Ubi Kayu
Selain itu, ubi kayu juga dapat dibuat menjadi tapai melalui proses peragian atau fermentasi.
Gaplek adalah salah satu olahan ubi kayu. Cara pembuatan gaplek sederhana adalah dengan mengupas ubi kayu kemudian dikeringkan. Ada dua
jenis gaplek yaitu, gaplek putih biasanya ditepungkan dan sebagai bahan baku pembuatan tiwul dan gaplek hitam yang disebut dengan gatot. Warna hitam pada
gatot dihasilkan dari bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh selama proses penjemuran dengan tekstur yang kenyal.
Olahan ubi kayu yang digunakan sebagai bahan baku industri adalah tapioka yang dibuat dari pati ubi kayu. Tapioka dibuat dengan cara, ubi kayu yang
sudah dikupas kemudian dicuci bersih. Setelah dicuci, ubi kayu diparut dan dicampur dengan air. Kemudian campuran itu disaring dan diperas sampai
patinya keluar. Air perasan diendapkan menghasilkan gumpalan pati dan airnya dibuang. Gumpalan pati tersebut diremahkan sehingga terbentuk butiran kasar
yang selanjutnya dikeringkan, digiling dan diayak. Ampas hasil olahan pati tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak namun masyarakat Cirendeu,
Cimahi, Jawa Barat mengonsumsi ampas tapioka yang dijemur terlebih dulu. Ampas tapioka yang kering dikukus dan dimakan dengan lauk dan sayur.
Masyarakat Cirendeu menyebutnya rasi. Sugihono dan Sarpina seperti yang dikutip dalam Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 2011 mengatakan sagu kasbi adalah makanan khas Muluku Utara yang dibuat dengan cara mencetak tepung kasbi ubi kayu dalam
cetakan sagu yang dipanggang sampai kering dan matang berbentuk persegi
panjang, rasanya tawar, berwarna putih dengan tekstur yang keras. Sagu kabi sangat cocok sebagai bahan pangan di musim paceklik karena memiliki daya
simpan yang lama, yaitu sekitar 1-2 tahun dalam kondisi baik dan kering. Masyarakat Maluku Utara mengonsumsi sagu kasbi dengan mencelupkan ke
dalam air atau kuah makanan hingga lembek dan dimakan dengan lauk dan sayur seperti mengonsumsi nasi. Mengonsumsi sagu kasbi saat sarapan dapat
dicelupkan ke dalam teh atau kopi. Sekarang ini telah dikembangkan sagu kasbi aneka rasa dengan penambahan gula halus dan perisa makanan seperti perisa
mangga, perisa jeruk, strawberry dan coklat. Masyarakat di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara mengolah ubi
kayu kasaomi. Kasaomi dibuat dengan cara ubi kayu dikupas, diparut, diperas untuk mengurangi kandungan air kemudian dikeringkan. Saat akan dikonsumsi,
kasaomi dikukus dan dikonsumsi dengan sayur dan lauk.