Tahapan proses pembuatan tepung ubi kayu
                                                                                Pembuatan  tepung  ubi  kayu  harus  memperhatikan  kadar  air,  pH,  kadar pati,  kadar  pati  dan  amilosa.  Menurut  Ingram  dalam  Gardjito  2013,  kadar  air
menjadi parameter penting dalam menjamin daya simpan tepung ubi kayu. Kadar air yang lebih dari 12 akan menjadi tempat tumbuh mikroba dan kadar air yang
lebih rendah akan memperlama waktu simpan. Sedangkan keasaman atau pH yang rendah  akan  membatasi  jumlah  subsitusi  tepung  ubi  kayu  saat  digunakan  dalam
pembuatan roti. Proses pembuatan tepung ubi kayu bisa dilakukan dengan cara sederhana
dalam skala rumah tangga dan dengan cara modern dalam skala yang lebih besar seperti dalam industri. Salah satu proses pembuatan tepung ubi kayu dengan cara
penyawutan memiliki beberapa kelebihan,  yaitu rendemen lebih tinggi dibanding tepung gaplek yang 20-22 menjadi 25-30, hygene, awet, gizi lebih baik, dapat
mensubsitusi tepung terigu, baik secara parsial maupun seluruhnya. Tepung  ubi  kayu  mengandung  12  air,  lemak  0,32,  protein  1,19,
karbohidrat 81,75, dan serat 3,34. Kandungan karbohidrat  yang cukup tinggi dalam  tepung  ubi  kayu  sangat  baik  dalam  pengolahan  tepung  ubi  kayu  sebagai
bahan dalam pembuatan makanan seperti mie dan biskuit. Tahapan proses dalam pembuatan tepung ubi kayu menurut Badan Litbang
Pertanian dalam majalah Agroinovasi Sinartani adalah sebagai berikut. 1.
Ubi kayu segar Pembuatan tepung ubi kayu bisa berasal dari semua varietas kecuali untuk
tepung  ubi  kayu  putih  harus  menggunakan  umbi  yang  putih  bukan  ubi kayu kuning dan harus segar. Umbi ubi kayu tidak memiliki daya simpan
sehingga umbi ubi kayu harus segera disawut dalam waktu 24 jam setelah dipanen  karena  keterlambatan  dalam  memeroses  ubi  kayu  akan
menyebabkan menurunnya kualitas tepung ubi kayu. 2.
Pengupasan Pengupasan  ubi  kayu  secara  manual  dengan  menggunakan  pisau  akan
menghasilkan  rendemen  kupas  yang  tinggi  tetapi  membutuhkan  waktu yang lama dan tenaga yang banyak sedangkan menggunakan alat pengupas
kulit ubi kayu lebih cepat dan tenaga yang sedikit. Ubi kayu yang dikupas dengan alat pengupas kulit ubi kayu akan menghasikan mutu kupasan yang
kurang bagus. 3.
Pencucian dan perendaman Ubi kayu  yang telah dikupas harus dicuci secepatnya di air mengalir atau
di dalam bak. Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel selama proses pengupasan, membersihkan lender yang terdapat
di  permukaan  umbi  dan  untuk  mengurangi  kadar  HCN.  Perendaman dilakukan  sampai  seluruh  ubi  kayu  tercelup  agar  kebersihan  dan  warna
putihnya tetap terjaga. Jenis ubi kayu akan menentukan lama tidaknya ubi kayu  direndam.  Ubi  kayu  manis  hanya  perlu  direndam  sambil  menunggu
proses  penyawutan  sedangkan  ubi  kayu  pahit  harus  direndam  semalaman untuk menurunkan kadar HCN  sampai ambang batas  yang diizinkan oleh
Departemen Kesehatan.
4. Penyawutan
Penyawutan dilakukan dengan alat penyawutperajang baik secara manual atau  digerakkan  mesin.  Hasil  penyawutan  berupa  irisan  ubi  kayu  dengan
lebar  0,2-0,5  cm,  panjang  1-5  cm  dan  tebal  0,1-0,4  cm.  Irisan  ubi  basah ditampung dalam bak plastik atau wadah yang tidak mudah berkarat.
5. Pengepresan
Alat  pengepres  digunakan  untuk  menekan  irisan  ubi  kayu  basah  sampai airnya keluar. Pengepresan ini bertujuan agar pengeringan irisan ubi kayu
lebih  cepat  dan  juga  untuk  mengurangi  kadar  HCN  terutama  ubi  kayu pahit.  Irisan  ubi  kayu  yang  sudah  dipres  dijemur  selama  10-16  jam
sedangkan  irisan  ubi  kayu  tanpa  dipres  membutuhkan  waktu  30-40  jam untuk proses pengeringan.
6. Pengeringan
Irisan  ubi  kayu  pres  harus  segera  dijemur,  apabila  cuaca  buruk  dapat dikeringkan  dengan  alat  pengering.  Pengeringan  irisan  ubi  kayu  harus
diperhatikan secara khusus karena akan menentukan mutu tepung ubi kayu yang  akan  dihasilkan.  Kadar  air  irisan  ubi  kayu  maksimum  14  karena
kadar air yang tinggi akan mempersingkat waktu simpan dan menurunkan kualitas  tepung.  Alas  yang  digunakan  dalam  penjemuran  irisan  ubi  kayu
bisa dari anyaman bambu atau wadah yang tidak mudah berkarat. 7.
Pengemasan Irisan  ubi  kayu  kering  dikemas  dalam  plastik  tebal  kedap  udara  dan
dimasukkan  ke  dalam  karung,  gudang  atau  tempat  penyimpanan.  Karung
kemasan irisan ubi kayu harus bersih dan kering kemudian dialasi dengan kayu untuk menghidarkan karung menyentuh lantai.
8. Penepungan
Penepungan  atau  proses  penggilingan  sawut  dapat  dilakukan  dengan menggunakan  alat  penepung  beras  yang  banyak  beredar  di  pasaran.  Agar
lebih efisien, penggilingan dapat dilakukan dua kali, yaitu irisan ubi kayu kering dihancurkan menjadi butiran kecil kemudian digiling sampai halus
80 mesh.