Hasil Uji Organoleptik Warna Beras Analog dari Tepung Ubi Kayu

tabel 3.2 berada di interval 56 – 77,99 sehingga hasil uji organoleptik warna beras analog dari tepung ubi kayu masuk ke dalam kategori kurang suka.

4.6 Hasil Uji Organoleptik Tekstur Beras Analog dari Tepung Ubi Kayu

Hasil uji organoleptik tekstur nasi dari beras analog dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Organoleptik Tekstur Beras Analog dari Tepung Ubi Kayu Kriteria Skor Panelis Nilai Suka 3 12 36 40 Kurang suka 2 17 34 56,667 Tidak suka 1 1 1 3,333 Total 30 71 100 Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diperoleh total nilai sebanyak 71 dari hasil uji organoleptik tekstur beras analog dari tepung ubi kayu. Persentase nilainya adalah 7190 x 100 = 78,889. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel 3.2 berada di interval 78 - 100 sehingga hasil uji organoleptik tekstur beras analog dari tepung ubi kayu masuk ke dalam kategori suka.

4.7 Kandungan Zat Gizi Beras Analog dari Tepung Ubi Kayu

Beras analog yang dihasilkan memiliki komposisi tepung ubi kayu dan air. Zat gizi yang dikandung beras analog ini tidak jauh berbeda dengan zat gizi yang dikandung tepung ubi kayu kecuali ada zat gizi yang hilang dan berkurang saat proses pembuatan beras analog. Dalam 100 gram beras analog dari tepung ubi kayu diperkirakan mengandung 125 mg fosfor, vitamin B 0,04, zat besi 1 mg, kalsium 84 mg, karbohidrat 88,2 gram, lemak 0,5 gram, dan protein 1,1 serta menghasilkan energi 363 kal. Selama proses pembuatan dilakukan tidak mengubah zat gizinya. Proses yang dilakukan dalam pembuatan beras analog adalah pencampuran tepung dengan air, pengukusan tepung, pembentukan beras, pengeringan beras dan pengukusan beras. Pencampuran tepung ubi kayu dan air tidak menghilangkan zat gizi yang terdapat dalam tepung ubi kayu. Proses pengukusan akan mempertahankan zat gizi hingga 82 yang terdapat dalam tepung ubi kayu Chamdani, 2012. Pengukusan akan memecah karbohidrat menjadi lebih mudah dicerna. Pembentukan beras yang dilakukan dengan menggunakan mesin tidak mempengaruhi zat gizi yang ada di dalam tepung karena mesin tidak menghasilkan panas pada adonan. Proses pengeringan beras analog untuk mengurangi kadar air dan memperpanjang waktu simpan sehingga pada proses ini tidak mempengaruhi kandungan zat gizinya. Proses pengukusan untuk penanakan beras analog memecah karbohidrat supaya lebih mudah dicerna tanpa menghilangkan zat gizinya.