Dasar Hukum Ijarah Ijarah

Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud: “Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang mas atau perak. ” 51 Selain itu menurut pasal 19 ayat 1 huruf f dan ayat 2 huruf f serta Pasal 21 huurf b angka 4 UU Perbankan Syariah, Fatwa DSN No. 09DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Ijarah, serta PBI No. 76PBI2005 tentang Transparasi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah beserta ketentuan perubahannya dan PBI No. 919PBI2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah berikut perubahannya dengan PBI No. 1016PBI2008. Perlakuan Akuntansi terhadap transaksi pembiayaan berdasarkan akad ijarah tersebut berpedoman kepada PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah dan PAPSI. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah sebagaimana uraian di atas berlaku bagi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 52 51 Sohari Sahrani Ru‟fah Abdullah, Fikih Muamalah, h. 169 52 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 217

d. Skema Pembiayaan Ijarah

3.Akad Pembiayaan Ijarah Mu‟ajir 1. Permohonan Musta‟jir 2.Menyewa 4. Ijarah Gambar 2.2. Skema Pembiayaan Ijarah Keterangan gambar: 1 Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah. 2 Bank Syariah membelimenyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai objek ijarah, dari supplierpenjualpemilik. 3 Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya pemeliharaannya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki. 4 Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang disepakati. Setelah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada bank. Nasabah Bank Syariah SupplierPemilikPenjual Objek Ijarah 5 Bila bank membeli objek ijarah tersebut al-bai‟ wal ijarah, setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali. Sedangkan, bila bank menyewa objek ijarah tersebut al-Ijarah wal ijarah, atau ijarah parallel. Setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplierpenjualpemilik. 53 Dalam transaksi pembiayaan berdasarkan akad ijarah, bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan objek sewa yang dipesan nasabah. Pengembalian atas penyediaan dana bank oleh nasabah dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus. Pengembalian atas penyediaan dana bank tersebut tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang. Fatwa DSN No. 09DSN-MUIIV2000 tentang Pembiayaan Ijarah tidak menyatakan adanya agunan terhadap pembiayaan berdasarkan akad tersebut, namun mengingat penyaluran dana oleh bank syariah berdasarkan akad tersebut juga harus layak, maka bank wajib berpedoman kepada ketentuan Pasal 23 UU Perbankan Syariah. Dalam pasal 23 tersebut antara lain ditegaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha calon nasabah penerima fasilitas. 54 53 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Bank Islam, h. 146-147 54 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 214 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembiayaan ijarah, berdasarkan ketentuan Pasal 23 UU Perbankan Syariah tentang Kelayakan Penyaluran Dana, adanya agunan tambahan pada dasarnya diwajibkan. Dalam pembiayaan ijarah, barang yang disewa oleh nasabah bukan milik nasabah, karena itu secara yuridis nasabah tidak bisa menjadikan objek sewa tersebut sebagai agunan. Fatwa DSN tentang ijarah menyebutkan bahwa kewajiban LKS bank syariah adalah menyediakan barang yang disewakan. Berdasarkan fatwa tersebut dapat ditafsirkan bahwa bank tidak perlu memiliki objek sewa. Apabila objek sewa tersebut milik pihak ketiga dan bukan milik Negarapemda, maka objek sewa dimungkinkan menjadi agunan atas pembiayaan ijarah atau jaminan pihak ketiga. 55

E. Review Studi Terdahulu

Adapun studi terdahulu untuk penelitian yang akan saya lakukan melihat kepada beberapa penelitian skripsi terdahulu, yaitu:

1. Analisis Manajemen Pembiayaan Dana Talangan Haji Pada PT. Bank

Syariah Mandiri Cabang Malang – FEManajemenUIN Malang 2010 Skripsi ini membahas manajemen pembiayaan dana talangan haji untuk membantu nasabah mendapatkan porsi secara cepat serta membahas prinsip 55 Ibid, h. 215