Comparative Advantage LANDASAN TEORI

Apabila perusahaan memutuskan mengikuti strategi kepemimpinan harga, tujuannya adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang sebanding dengan pesaingnya, tetapi dengan harga yang lebih rendah. Strategi ini akan dimungkinkan jika perusahaan menginginkan demikian, dengan menetapkan kebijakan harga agresif, sementara tetap mempertahankan margin yang lebih besar terhadap para pesaing. Seringkali, hal ini meningkatkan pangsa pasar yang lebih besar, karena pesaing lain terusir dari pasar. Pelaksanaan strategi seperti itu mempunyai dampak besar dalam perusahaan, paling tidak dalam bidang operasi. Kebijakan secara pasti akan berdampak pada keputusan investasi, penerimaan tenaga kerja dan renumerasi, kerjasama dengan pemasok, dan lain-lain. 11 Seluruh keputusan ini tentu perlu difokuskan pada meminimalkan biaya operasi total perusahaan, dan jika strategi ini telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu, maka proses pengambilan keputusan akan tertanam dalam budaya biaya minimum perusahaan. Jika perusahaan memilih bersaing melalui strategi kepemimpinan harga, maka harus tercermin dalam penetapan tugas operasi kunci. Seluruh keputusan struktural dalam bidang operasi harus dibuat dengan tujuan untuk mengurangi harga, karena ini akan berhubungan dengan posisi perusahaan secara keseluruhan di dalam industri. 12 11 Anatan. Lia dan Lenna Elliatan, Strategi Bersaing Konsep, Riset dan Instrumen, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 139 12 D.T. Johns dan H.A Harding, Manajemen Operasi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995, h. 26 Porter merumuskan dalam keunggulan kompetitif kekuatan-kekuatan pokok yang benar-benar signifikan secara lengkap dalam merumuskan strategi bersaing. Porter mengidentifikasikan data penting yang harus dikumpulkan, data-data penting diantaranya adalah lini produk, harga, teknologi, pemasaran, saluran distribusi dan inovasi. 13 Perusahaan harus memiliki cakupan yang luas dalam melayani banyak segmen, bahkan beroperasi dalam industri terkait. Sumber keunggulan biaya bervariasi dan bergantung pada struktur industri. Bila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengan kinerja rata-rata dalam industri asal dapat menguasai harga pada, atau terdekat, rata- rata industri. 14 Pilihan lainnya adalah mengikuti strategi diferensiasi. Dalam hal ini tujuannya adalah untuk menyediakan berbagai produk atau jasa yang berbeda dengan para pesaingnya. Perbedaan itu dianggap oleh para pelanggan potensial sebagai sesuatu keuntungan tambahan, hingga mereka pun siap membayar harga untuk itu. Dalam menyajikan kemampuan ini, perusahaan harus menetapkan harga bersaing dengan para pesaing non-diferensiasinya, dengan demikian menjamin bahwa harga yang dibebankan lebih penting dari biaya yang terkait dengan diferensiasi itu, dan oleh karena itu, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih 13 George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1997, h. 123-124 14 Dirgantoro Crown, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, h. 14 baik. 15 Diferensiasi differentiation mengharuskan agar bisnis memiliki keunggulan berkesinambungan yang memungkinkannya menyediakan sesuatu yang bernilai unik bagi pembeli. Suatu strategi diferensiasi yang sukses memungkinkan bisnis untuk menyediakan produk atau jasa yang di mata pembeli memiliki nilai lebih tinggi pada “biaya diferensiasi” yang lebih rendah dibandingkan dengan “nilai premium” bagi pembeli. Diferensiasi biasanya berasal dari satu atau lebih aktivitas dalam rantai nilai yang menciptakan nilai unik yang penting bagi pembeli. Selain itu, kesinambungan dari diferensiasi tersebut akan bergantung pada dua hal: kesinambungan dari nilai yang tinggi dalam pandangan pembeli dan kurangnya imitasi oleh pesaing. 16 Dalam menentukan pilihan strategi, perusahaan perlu mempertimbangkan prospek industri dan kemampuannya sendiri untuk mendukung posisi yang berkesinambungan dan dapat bertahan hidup secara ekonomi di dalam industri itu. Misalnya, jika perusahaan memilih strategi kepemimpinan harga, apakah perusahaan itu secara realistik memiliki upaya untuk menopang proses kerja pengembangan teknologi yang diperlukan untuk mendukung keunggulan bersaing harga rendahnya. 15 D.T. Johns dan H.A. Harding, Manajemen Operasi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif, h. 20 16 John A. Pearce II, Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis-Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2008, Ed. 10, h. 313 Jika pendanaan tidak tersedia untuk mendukung upaya berkesinambungan yang diperlukan itu, maka perlu ditanyakan apakah strategi seperti itu dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Tentu saja, jika pengembangan proses kinerja tidak dibiayai, persaingan diantara para pesaing atau para pendatang baru pada akhirnya akan menyingkirkan perusahaan. Perusahaan berusaha mencari kemampuan menciptakan keunggulan bersaing jangka panjang dalam industrinya. Hal tersebut akan mendukung baik kepemimpinan harga maupun strategi diferensiasi, yang pasti memerlukan juga dukungan operasi. Secara khusus, keputusan itu pasti perlu dikomunikasikan kepada bidang operasi dengan suatu cara yang akan mendorong pengambilan keputusan operasi yang tepat. 17

B. Talangan Pembiayaan

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 UU Perbankan Syariah dan PBI No. 1024PBI2008, pembiayaan adalah penyediaan dana danatau tagihanpiutang. 18 Sedangkan dalam UU No.10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyaluran uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan 17 D.T. Johns dan H.A Harding, Manajemen Operasi Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif, h. 26 18 Nanang Budianas, Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah, artikel ini dipublikasikan pada 08 Februari 2013, diakses pada 3 Mei 2014 dari http:nanangbudianas.blogspot.com201302pengertian-pembiayaan-dan-jeni-jenis.html uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dan imbalan atau bagi hasil. 19 Pasalnya, pada tanggal 26 Juni 2002, MUI mengeluarkan fatwa No. 29DSN- MUIVI2002 terkait dengan pembiayaan pengurusan haji oleh Lembaga Keuangan Syariah LKS. Salah satu isinya menyebutkan bahwa LKS dapat menalangi pembayaran BPIH Badan Pengurusan Ibadah Haji nasabah dengan prinsip al- qardh. 20 Talangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah memberikan pinjaman uang untuk membayar sesuatu; membelikan barang dengan membayar kemudian. 21 Pengertian talangan bisa diartikan Lend dalam bahasa Inggris yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain, selama jangka waktu tertentu atau yang tidak tertentu, tanpa memberikan atau melepaskan hak miliknya, dan tetap mempunyai hak untuk meminta kembali barang yang semula itu atau yang sepadan dengan itu. Orang yang Lends atau meminjamkan mesin atau tanah, misalnya dapat mengharapkan kembali harta milik yang semula itu, akan tetapi orang yang meminjamkan uang atau barang-barang yang dapat dijualbelikan, mengharapkan akan mendapatkan kembali sejumlah uang yang ekuivalen. 22 19 Ibid, h. 16 20 Yasir Maqosid, Dana Talangan Haji: Halal atau Haram?, artikel ini diakses pada 25 April 2014 dari http:ibadahhaji.wordpress.com20120313dana-talangan-haji-halal-atau-haram 21 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 888 22 Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan, Perdagangan, Jakarta: Pradnya Paramita, 1982, Cet. Ke-V, h. 606-607

1. Dana Talangan Haji

Dana talangan haji adalah sebuah pinjaman bagi mereka nasabah yang ingin mendapatkan porsi haji namun dana yang mereka miliki tidak mencukupi untuk mendapatkan porsi haji di KEMENAG. Artinya, dana talangan ditujukan untuk mencukupi kekurangan dana untuk memenuhi persyaratan minimum mendapatkan porsi haji. Dari pengertian tersebut, maka ada beberapa manfaat dari Dana Talangan Haji, yaitu: nasabah mendapatkan porsi haji, membangkitkan semangat berikhtiar mengumpulkan bekaldana untuk berangkat haji, serta memungkinkan berangkat haji dalam waktu dekat, karena semakin lama menunda pendaftaran haji akan semakin lama berada dalam antrian. Diketahui bahwa peminat haji yang jumlahnya sangat besar dibanding jatahquota haji dari tahun ketahun akan menyebabkan semakin lama menunggu keberangkatan haji. 23 Di satu sisi, masyarakat memandang adanya pembiayaan dana talangan haji sebagai alternatif yang cukup menarik untuk mengatasi masalah sulitnya berhaji, baik karena faktor pendanaan yang belum mencukupi maupun karena terbatasnya quota haji yang tersedia untuk calon jamaah haji di Indonesia. Namun, di sisi lain, diduga ada unsur riba dalam praktek dana talangan haji. Hal ini karena praktek dana talangan 23 Artikel ini dipublikasikan pada Agustus 2012, diakses 22 April 2014 dari http:danatalanganhajibtnsyariah.blogspot.com