Rukun dan Syarat Ijarah

Kedua, sewa aset tidak dapat dipakai sebagai patokan tingkat keuntungan dengan alasan: 1 Pemilik aset tidak mengetahui dengan pasti umur yang bersangkutan. Aset hanya akan memberikan pendapatan pada masa produktifnya. Selain itu, harga aset tidak diketahui apabila akan dijual pada saat aset tersebut masih produktif. 2 Pemilik aset tidak tahu pasti sampai kapan aset tersebut dapat terus disewakan selama masa produktifnya. Pada saat sewa pertama berakhir, pemilik belum tentu langsung mendapatkan penyewa berikutnya. Apabila sewa diperbaharui, harga sewa mungkin berubah mengingat kondisi produktivitas aset yang mungkin telah berkurang. 50

c. Dasar Hukum Ijarah

Dasar hukum transaksi pembiayaan berdasarkan akad ijarah antara lain berdasarkan Al-Quran:                                      50 Ascarya, Akad Produk Bank Syariah, h. 101-102 “Tempatkanlah mereka para isteri dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Dan jika mereka isteri-isteri yang sudah di talaq itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka itu nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan anak-anakmu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya dan musyawarahkanlah diantara kamu segala sesuatu, dengan baik dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan anak itu untuknya.” QS. Al-Thalaq: 6             ”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”QS. Al-Qashash: 26 Dasar hukum ijarah berdasarkan hadits adalah: Hadits riwayat Bukhari dan Muslim: “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.” Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud: “Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dari tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang mas atau perak. ” 51 Selain itu menurut pasal 19 ayat 1 huruf f dan ayat 2 huruf f serta Pasal 21 huurf b angka 4 UU Perbankan Syariah, Fatwa DSN No. 09DSN-MUIIV2000 tentang pembiayaan Ijarah, serta PBI No. 76PBI2005 tentang Transparasi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah beserta ketentuan perubahannya dan PBI No. 919PBI2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah berikut perubahannya dengan PBI No. 1016PBI2008. Perlakuan Akuntansi terhadap transaksi pembiayaan berdasarkan akad ijarah tersebut berpedoman kepada PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah dan PAPSI. Pembiayaan berdasarkan akad ijarah sebagaimana uraian di atas berlaku bagi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 52 51 Sohari Sahrani Ru‟fah Abdullah, Fikih Muamalah, h. 169 52 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 217